Mungkin Nanti

28 1 0
                                    

Tiba saatnya persiapan hari terakhir di penghujung penutupan kegiatan MPLS- serta persiapan demo ekstrakurikuler yg akan ditampilkan siswa kelas 11 dan 12 sebagai ajang promosi sekaligus meregenerasi anggota ekskul, karena siswa yg sudah kelas 12 tidak diperkenankan lagi mengikuti kegiatan ekskul guna persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US).

Dalam kegiatan hari ini, seluruh siswa saling bekerjasama mempersiapkan secara mandiri kegiatan penutupan MPLS yg akan diselenggarakan esok hari, dengan dibantu dan diawasi oleh para guru dan pelatih serta pembina ekskul.

"Assalam mualaikum wr wb"
"Pengumuman, kepada seluruh Adik-Adik siswa/i kelas 10 diharapkan untuk segera membuat laporan secara tertulis mengenai kegiatan MPLS". Pengumuman dari ketua OSIS kepada seluruh siswa/i kelas 10 melalui pengeras suara.

"Oke guys.... hari ini hari terakhir sebelum besok hari penutupan MPLS, dan gua baru dapet info dari kakak OSIS kalau tiap kelas wajib menampilkan pertunjukan kelas sebelum demo ekskul dimulai". Berkata panik ketua kelasku memberi pengumuman.

"Waduh kita buat pertunjukan apa nih ?". Sahut salah seorang teman ku di kelas.
"Misalnya, pertunjukan musik, tari, teater dll gitu untuk acara hiburan besok".
"Dan kalau kita gak menampilkan pertunjukan, kita bakalan dapet sanksi 1 kelas gak boleh ikut kegiatan kemah LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)". Tegas ketua kelas ku menjelaskan.

Kami sekelas pun kebingungan memikirkan pertunjukkan apa yg hendak akan kami tampilkan, sedang kami juga diwajibkan untuk membuat laporan secara tertulis mengenai kegiatan MPLS yg wajib dikumpulkan esok hari- hal yg sama pun dialami oleh kelas-kelas lain.

"Sebetulnya sih aku bisa dan sering gitar-gitaran tiap sore, tapi masa aku sendirian yg tampil ?". Berkata aku dalam hati.

Saat kami sedang sibuk menulis laporan, salah satu diantara kami mengusulkan suatu ide.
"Guys...... gimana kalau kita menampilkan musikalisasi puisi ?" Sekejap kelas menjadi hening sesaat.
"Kebetulan gua dulu pernah ikut lomba puisi kok". Tegas ia meyakinkan.
"Wuih.... boleh sih itu !" Sahut teman ku penuh antusias.
"Tapi yg main alat musiknya siapa ?" Tanya ketua kelasku.
"Gua bisa kok main gitar, asal kunci gitar nya gak ribet hehe". Sahut aku bergairah menunjukkan kemampuan ku.
"Oke fix ya, daripada kita kelamaan mikir dan bingung susah payah mau menampilkan apa, jadi ini aja deh ya, kalian pada setuju kan ?" Tegas temanku meminta persetujuan kelas.
"Oke kita setuju". Sahut kami sekelas menyetujui ide itu.

Setelah ide itu kami sepakati, kami mulai mempersiapkan puisi yg ingin kami tampilkan untuk pertunjukan di puncak acara kegiatan MPLS.

Aku pun meminta surat izin dispensasi kepada guru piket untuk mengambil gitar di rumah. Aku ditemani oleh wakil ketua kelas untuk memegangi gitar, dan ini kali pertama ku ke sekolah membawa gitar, dan aku sangat senang sekali, sungguh hal yg sangat luar biasa, tak bisa aku bayangkan.

"Ya Allah gua lupa !" Keceplosan mulutku berkata kepada Beni wakil ketua kelas ku.
"Lupa apa, Jar !" Tanya dia bingung.
"Eh gak jadi ding". Sahut aku malu.
"Waduh, sakit lo ini hahaha" Balas ia menertawakan.

Aku lupa dengan rencana ku semalam, yg ingin berkenalan dengan wanita yg tempo hari membantu ku di perpustkaan- ah... aku sungguh kecewa, kesibukan ini mengalihkan rencana ku.

Setibanya kembali di sekolah, sebenernya aku ingin mengeles kepada teman-teman sekelas, untuk sekedar bertemu dan berkenalan dengan dia, tapi aku pikir, dia pun juga sibuk sama seperti ku.

Rasa bercampur-campur dalam hatiku antara mementingkan kepentingan pribadi atau mementingkan kepentingan kelas. Mungkin tidak hari ini, mungkin nanti.

Setelah menentukan puisi yg akan kami tampilkan esok hari, akupun mulai mencari beberapa chord gitar yg simple dan enak untuk dimainkan- untungnya kali ini aku bermain tidak sendiri, karena teman ku sekelas ada yg mahir juga dalam bermain alat musik- dia adalah Bintang seorang wanita pemalu yg mahir bermain piano, ia mempermudah aku bermain gitar karena iringan piano nya yg begitu mengagumkan walaupun kali ini dia tampil hanya dengan sebuah pianika.

Kesibukan hari ini pun begitu padat sampai lembur melewati jam pulang sekolah, kami dan beberapa teman sekelas lainnya pun turut membantu, dan sebagian lain mempersiapkan kebutuhan kelas.

Begitu serius nya kami berlatih sampai tak terasa panggilan dari orang tua ku tak terjawab, karena hp ku yg lowbat seharian aku gunakan searching chord gitar dan beberapa menonton tutorial di youtube.

"Assalam mualaikum, Bu maaf telpon dari Ibu tidak aku angkat, hp ku lowbat Bu". Tulis aku dalam pesan singkat whatsapp.
"Hari ini aku lemburan Bu di sekolah untuk tampil musikalisasi puisi besok". Tegas aku menambahkan.

"Walaikum salam, iya Nak, lainkali hp nya sering-sering di cek ya Nak, Ibu khawatir, Ibu pikir kamu kenapa-kenapa". Balas Ibuku penuh kasih.
"Kalau sudah selesai segera pulang ya, Nak.
"Iya, Bu".

Hari pun berlalu, sampai aku tak memperdulikan lagi rencanaku semalam- persiapan ku hari ini untuk berunjuk gigi menunjukan skill ku, dan semoga ia melihat dan meperhatikan ku.

Seperti Fajar dan Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang