Adaptasi

42 1 0
                                    

Setelah lelah seharian sepulang sekolah kemarin menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan ku untuk kegiatan MPLS, aku banyak berpikir mengandai-andai bagaimana kegiatan esok hari di sekolah yg akan aku alami- apakah menyenangkan atau justru sebaliknya- pikiran itu yg selalu muncul dalam kepalaku acap kali melihat perlengkapan yg akan ku bawa besok.

"Apa semua teman ku terpikirkan hal yg sama seperti ku juga ?" Tanya aku pada diriku sendiri sambil membuka laman sosial media.
"Bodohnya aku sampai lupa memberikan nomor whatsapp ku ke ketua kelas, padahal dia udah mengingatkan ku berkali-kali", menggerutu kesal aku berbicara sendiri.

"Ah sudahlah, besok pagi akan ku temui dia" rasa perlawanan terhadap kealpaan ku kemarin dan mencoba untuk mengobati kelalaian ku.
Seakan lega hati ini setelah pikiran itu muncul menjadi solusi yg terlihat begitu mudah dan sepele.

"Kriiing..... kriiiing..... kriiiiiing" suara alarm yg sangat mengganggu sekaligus memekakan telinga.
"Hoaaamm..... akhirnya" lirih suara ku pelan mencoba meraih ponsel ku yg sedari malam sudah aku atur sebagai alarm.

Jam menunjukkan pukul 05.30 WIB dan udara dingin terus berhembus seolah membangunkan ku untuk segera memulai aktifitas. Segera aku bangun- mengulet mencoba melenturkan otot-otot saraf yg kaku setelah terlelap beristirahat berjam-jam.

Terlihat Ibuku sudah terbangun dan sedang menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga. Aku bergegas mengambil air wudhu karena rasanya udara terlalu dingin jika aku langsung mandi sekaligus mempercepat waktu mengejar waktu shubuh yg begitu mepet- bergegas aku menyegerakan menunaikan sholat.

"Kamu mau minum apa, Nak ?" Tanya Ibu ku melihat ku berjalan sempoyongan menuju bilik di dekat dapur.
"Teh aja deh, Bu" sahut aku sambil menguap.
"Ya sudah, Ibu buatkan, kamu segera mandi sana, ingat jangan lama-lama mandinya, tower air jangan lupa diisi" dan beberapa kata-kata yg tak begitu jelas aku dengar, dan begitulah memang seorang Ibu, yg suka cerewet demi kebaikan untuk anaknya.

Setelah selesai semua kegiatan ku mempersiapkan keberangkatan ke sekolah, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 06.03 WIB, terasa begitu cepat waktu berjalan jika tak ditunggu. Karena aku takut kembali kesiangan dan terjebak kemacetan seperti kemarin, aku memutuskan berangkat lebih awal, walaupun sebenarnya sekolah ku cukup dekat dari rumah akibat sistem zonasi atas kebijakan Pemerintah.

Seperti biasanya, ku stel kembali playlist favorit ku untuk menemani perjalanan pagi ku sambil memanaskan astrea yg kali ini terlihat lebih kusam daripada hari kemarin.

"Hmm...... sepertinya motor ini harus dimandikan nih besok, malu juga lihatnya, sudah butut kotor pula". Sindir aku terhadap diriku sendiri yg memang malas untuk sekedar mencuci motor.

Tak lama tibalah aku di pintu gerbang sekolah- kembali aku bertemu dengan Satpam itu yg sedari tadi sudah berdiri bertolak pinggang.
"Nah gini dong..... ini nih calon orang sukses" tegur ia penuh canda dengan sedikit tertawa.
"Iyalah, Pak" jawab aku senang bercampur rasa malu sekaligus mengungkapkan rasa balas dendam akibat kejadian kemarin.

Tidak menunggu lama sambil berbincang-bincang dengan siswa lain, bel masuk pun berbunyi pukul 07.15 WIB yg menandakan kegiatan hari ini akan segera dimulai- tak sabar rasanya.

Seperti yg aku pikirkan semalam, spontan aku mencari batang hidung ketua kelas ku untuk memberikan nomor whatsapp yg sedari semalam mengganggu pikiran ku.

Tak jauh dari depan pintu kelas, aku melihatnya sedang sibuk membaca pengumuman dari anak OSIS.
"Bro... ini nomor gua, di save ya jangan lupa masukin ke grup kelas" ku tepuk pundak nya sambil memberinya secarik kertas berisi nomor ponsel ku.
"Iya ya Bro...." Sahut ia tergesa-gesa.
"Baca apa sih, Lo ?" Tanya aku penasaran.
"Nanti aja bro kita bahas di kelas" Sambung dia mencoba menenangkan dirinya yg terlihat terburu-buru pagi ini.

Kegiatan awal pun dilakukan dengan jadwal yg sudah diatur sedemikian rupa- hari ini kami satu kelompok menerima pembekalan materi mengenai tata tertib sekolah yg disampaikan secara langsung oleh Guru BK kami- kegiatan berlangsung biasa saja dan kami pun diperintahkan untuk segera menuliskan biodata di buku saku poin penilaian tingkah laku kami di sekolah ini- waktu berjalan terasa lambat hingga bel kembali berbunyi menandakan pergantian waktu materi.

Masuk salah satu anggota OSIS memperkenalkan diri dan sedikit bercerita dan berbagi pengalaman nya kepada kami seputar kegiatan akademik dan non akademik yg berjalan di sekolah.

Banyak hal-hal menarik yg disampaikan- aku secara sengaja mencatat hal-hal menarik tersebut dalam buku catatan kecil ku- beberapa poin mengenai perbedaan pola tingkah laku yg tentunya sangat berbeda ketika aku masih di SMP, khususnya di bidang non akademik terutama kegiatan ekstrakurikuler sekolah yg begitu mandiri pelaksanaannya sesuai dengan keaktifan para anggota di dalam nya, dan tak sabar aku untuk memberikan gagasan serta pendapat untuk sekolah SMA ku ini.

Bel istirahat pun berbunyi tepat pukul 10.00 WIB, spontan aku berjalan tergesa-gesa ingin mencicipi kuliner kantin sekolahku yg di hari pertama kemarin tak sempat ku menikmati rasa nya yg begitu menggoda.

"Braaak....." Bunyi buku terjatuh berceceran.
Tak sengaja aku menyenggol rak buku di perpustakaan yg di pajang tepat di samping pintu keluar arah menuju kantin.

Tiba-tiba ada seorang menghampiriku membantu ku membereskan buku-buku yg jatuh berserakan. Kulihat wajah nya nampak penuh kesal, walaupun begitu dia tetap enak dipandang mata.
"Duh maaf...., maaf ngerepotin, dan terima kasih ya sudah mau bantuin" Tegur aku sambil menatap wajahnya.
"Iya." Jawab ia jutek.
"Lo jangan GR ya, ini gua disuruh piket gara-gara gua gak bawa nametag" Sambung ia penuh kesal.
"Oke gak apa-apa" Jawab aku dengan tenang.

Gugup rasanya ketika dia datang membantuku membereskan buku yg berserakan, walaupun dia berbicara penuh dengan kekesalan dan sedikit jutek, justru aku sangat tertarik dengan nya, dan penasaran ingin tahu siapa nama dia sebenarnya.

Setelah waktuku cukup lama terpakai dan sisa waktu istirahat hanya tinggal 5 menit, aku sempatkan untuk membeli beberapa gorengan dengan di beri cuka- walaupun ini bukan makanan incaran ku, setidaknya gorengan ini mampu mewakili perkenalan ku dengan kuliner kantin khas sekolahan yg rasanya tidak ada di tempat lain.

Memakan gorengan pun terasa lambat aku rasa ketika pikiran ku teringat kembali oleh wanita yg membantu ku di perpustakaan tadi.
"Ah sudahlah, dasar aku baperan" Bisik hatiku mengutarakan betapa lucunya kejadian itu- rasa khas gorengan pun tak mampu menutupi rasa penasaran ku ini untuk mengenal dia lebih dekat.

Hingga akhirnya bel kembali berbunyi- berjalan aku tersenyum sendiri karena masih kepikiran betapa lucunya yg aku alami.

"Oke teman-teman, hari ini kita kunjungan ke ruang komputer dan perpustakaan, mohon untuk tertib dan membawa nametag serta atribut MPLS lainnya" Berkata ketua kelas ku menyampaikan pengumuman.
"Oke siap" Sahut kami sekelas membalasnya.

"Inilah saatnya aku bertemu wanita jutek tadi nih" Tertawa senang hatiku penuh harap.
Senyum ini pun tak bisa kulepas seharian, dan aku harap senyum ini terus menempel sepanjang tahun aku menjalani pendidikan di sekolah ini.

Waktu kunjungan kami pun berakhir di ruang perpustakaan- baunya masih terasa, khas aroma ketika aku bertemu dengan dia.

Mataku mulai mencari kemana wanita itu berada, sekeliling sudah ku lihat, bahkan aku berpura-pura membuang sampah agar aku bisa keluar mencoba mencari jika ia berada di sekitar, dan berharap dia masih di hukum diberikan piket.

Tapi usaha ku seakan sia-sia, tiap kali aku berusaha mencarinya, maka semakin sulit juga aku menemukannya- sungguh aneh kurasa, tapi begitulah adanya.
"Kenapa harus seperti ini sih ?" Tanya hatiku penuh penasaran.

Hingga tak terasa waktu berlari begitu cepat, dan bel pulang sekolah pun berbunyi yg mengakhiri pencarianku hari ini. Gagal mencicipi bakso yg aku incar sedari kemarin, dan gagal bertemu dengan dia yg membuat ku tersenyum sepanjang hari, sungguh hari yg luar biasa.

Seperti Fajar dan Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang