02

8.9K 526 31
                                    

Seo Joohyun melangkah pelan memasuki kediamannya beberapa mobil sport terpakir di garasi rumahnya yang sepertinya teman Yunho datang untuk mengerjakan tugas ataupun bermain bersama. Yang Joohyun tahu beberapa teman di universitasnya adalah teman semasa sekolah di Seoul Senior High School. Joohyun tidak tahu siapa namanya tapi Joohyun hapal dengan wajah mereka. Kecuali satu orang yang Joohyun selalu perhatikan.

"Bibi ada teman Yunho Oppa?" Bibi Go yang sudah bekerja sejak Joohyun di rumah ini mengangguk dengan kedua tangan yang masih sibuk mengaduk adonan.

"Aku bantu bibi ya?" Bibi Go tersenyum lalu berkata "Ganti dulu pakaiannya baru bantu bibi." Joohyun lalu melenggang pergi ke kamarnya di lantai dua.

Setelah berganti pakaian Joohyun turun ke bawah menghampiri bibi Go yang sudah tidak ada di dapur melainkan seorang pria tengah memperhatikan dengan seksama seperti mencari sesuatu.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Joohyun membuat pria itu mengangguk, "Aku mencari gelas." Lalu Joohyun membuka pintu kabinet di samping lemari pendingin disana berjejer gelas yang pria itu butuhkan.

Percayalah jantungnya berdegup dengan kencang ketika sang pria berbicara dengannya, bibirnya tak henti untuk terus tersenyum.

"Nona Joohyun." Joohyun tersenyum lalu membantu bibi Go yang membawa dua kantong bahan makanan.

"Tuan muda membutuhkan sesuatu?" Pria itu tersenyum menggelengkan kepalanya, "Aku akan kembali ke atas." Ucapnya berlalu pergi.

"Tuan muda Kyuhyun tampan ya?" Tanpa sadar Joohyun mengangguk dengan senyum lebar menjawab ucapan bibi Go, "Pantas saja Sooyeon Eonni menyukainya." Gumamnya kemudian.

...

Sudah seperti kegiatan jika menemani muridnya menunggu jemputan adalah jadwalnya sendiri. Hari ini Joohyun dan Naeun tidak memakan coklat batangan karena Naeun sendiri mempunyai jadwal untuk makanan manis tersebut.

Alhasil keduanya hanya duduk diam dengan earphone di telinga kiri Joohyun dan sebelahnya lagi di telinga kanan Naeun, lagu yang biasanya di putar saat istirahat di ruang bermain.

"Nona..." Paman Im yang sering Naeun panggil seperti itu tersenyum ketika mendapati majikannya di temani seperti biasanya.

Langkah Naeun begitu ringan memasuki mobil bagian penumpang sedangkan paman Im masih membuka pintu mobil mempersilahkan Joohyun masuk.

"Tuan Kyuhyun meminta saya menjemput anda untuk datang ke perusahaan." Ucapan paman Im jelas membuat kening Joohyun mengerut, "Naeun putri Kyuhyun?" Tanya dengan hati-hati yang di balas anggukan yakin oleh lawan bicaranya.

Tanpa banyak bertanya kemudian Joohyun memasuki mobil dan tersenyum ketika Naeun bertanya.

"Ayah pasti mau memberi bu guru Joo hadiah karena selalu menemani Naeun menunggu paman, benarkan?" Paman Im mengangguk lalu tersenyum membalas ucapan Naeun.

"Aku akan katakan pada ayah untuk mentraktir juga ya bu guru?" Joohyun menggeleng lalu tersenyum ketika mendapati wajah bingung Naeun, "Naeun tidak boleh meminta sesuatu pada ayah untuk bu guru."

"Kenapa?"

"Kan bu guru sudah dikasih hadiah jadi bu guru tidak menginginkan apapun lagi."

Naeun mengerutkan dahinya masih belum merasa puas akan jawaban Joohyun. "Jika Naeun mendapatkan hadiah itu bagus tapi setelahnya ucapkan terima kasih bukan meminta hal lainnya itu tidak bagus."

"Nona ingin mampir membeli kue?" Joohyun bersyukur ketika paman Im bertanya pada Naeun mengalihkan perhatiannya.

"Mau paman, bu guru Joo harus mencobanya kue disana enak sekali." Ucap Naeun membuat Joohyun tersenyum, "Benarkah?" Tanya Joohyun tidak percaya.

Keduanya membeli satu kotak kue kering yang berada di samping gedung perusahaan CHO Group. Entah mengapa jantungnya kini berdegup kencang, ibunya benar ketika membicarakan pernikahan yang terjadi hanya untuk mendapatkan dana dengan kata lain ini pernikahan bisnis.

Kyuhyun mungkin akan mengajukan beberapa persyaratan atau kontrak pernikahan mereka seperti yang Joohyun liat di drama yang sering bibi Go tonton di kamarnya.

Ruangan Kyuhyun di dominasi dengan warna hitam dan putih sangat arogan dan dominan disaat bersamaan pun terkesan tegas sesuai sekali dengan karakter pria itu.

Naeun memeluk ayahnya begitu saja ketika melihat sosoknya, pria itu begitu hangat dengan senyum mengembang di bibirnya ketika berhadapan dengan putrinya tapi begitu dingin ketika tidak ada putrinya.

"Ini bu guru Joo yang sering Naeun-i ceritakan ayah, cantikkan?" Kedua pipi Joohyun memerah mendengarkan ucapan Naeun tidak banyak orang mengenal dirinya dan mengatakan cantik hanya beberapa muridnya yang mengatakan dirinya cantik tidak dengan pria dewasa ataupun teman sebayanya.

"Naeun-i bisa bermain bersama paman Minhyuk di ruangannya? Ayah ingin berbicara dengan bu guru Joo." Naeun mengangguk lalu meninggalkan ruangan Kyuhyun dengan berlari kecil.

"Duduklah." Joohyun pun duduk di sofa empuk bewarna hitam kemudian diikuti Kyuhyun yang duduk di sebrangnya dengan sebuah map coklat yang diserahkannya.

Pernikahan kontrak benak Joohyun berkata ketika melihat map coklat di hadapannya lalu netra coklatnya menatap Kyuhyun dengan bertanya.

"Aku tidak berniat bercerai jika itu yang kau tanyakan."

"Aku butuh seorang ibu untuk anakku dan juga seorang pewaris untuk perusahaanku, dan kau akan melakukan itu semua untukku." Telinga mendengar apa yang Kyuhyun ucapkan sedangkan kedua matanya membaca setiap kata yang tertera pada kertas di tangannya.

Ibunya sudah mengatakan jika istri pertama Kyuhyun meninggal ketika melahirkan Naeun, pendarahan yang hebat saat itu tidak mampu membuat istrinya bertahan.

"Aku tidak diijinkan untuk menolak bukan?" Tanya Joohyun memandang Kyuhyun yang juga memandangnya.

Joohyun pikir ini akan menjadi pernikahan bahagia meskipun terjadi karena kesepakatan bisnis tapi saat Kyuhyun berkata hanya membutuhkannya untuk merawat anaknya dan melahirkan pewaris hatinya hancur begitu saja. Tidakkah ada yang memikirkan hatinya sedikitpun?

"Persiapkan dirimu untuk fitting gaun pengantin besok." Joohyun menggigit pipi bagian dalamnya menahan tangis ketika menandatangi surat perjanjian.

Menghela napas dengan pelan kemudian dirinya pamit untuk kembali ke rumahnya.

...

Kyuhyun tersenyum mendapati Naeun yang terbangun dari tidur siangnya, setelah lelah bermain dengan sepupunya Naeun tertidur dan terpaksa Kyuhyun membawanya pulang.

"Cucuku datang." Taeram merengut ketika melihat Naeun mengeratkan tangannya pada leher Kyuhyun tidak mau berpisah.

"Ayah dimana bu guru Joo?" Tanya Naeun seolah tersadar satu hal penting. "Sudah pulang saat Naeun-i tertidur." Ucap Kyuhyun mendudukkan Naeun di kursi meja makan. Keduanya belum makan siang dan Taeram dengan senang hati akan menyiapkannya.

"Jangan cemberut besokkan bisa bertemu lagi." Ucap Kyuhyun mengusap kepala Naeun. "Besok hari sabtu ayah, sekolahku libur benarkan nek?" Taeram mengangguk dengan terkekeh sedangkan Kyuhyun menggaruk kepalanya lupa jika besok adalah hari libur.

"Belum bicara pada Naeun?" Kyuhyun menggeleng menatap Naeun yang kini menyuapkan sop daging kedalam mulut kecilnya, anaknya sudah pintar makan sendiri walaupun masih berantakan tapi itu terlihat bagus.

"Ada banyak gadis dengan latar belakang baik yang ingin menjadi ibu Naeun kenapa kau memilihnya, ibu masih bingung hingga sekarang." Kyuhyun menatap ibunya bertopang dagu lalu menatap Naeun yang menatap dirinya dan sang ibu bergantian dengan mulut yang menguyah makanan.

"Gadis dengan latar belakang baik yang ibu maksud belum tentu baik pada Naeun." Ucap Kyuhyun kini mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya.


...

ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang