Red Strings (✔)

1 - Sudden Guest

Seperti biasa Seungwan bangun pagi-pagi sekali kemudian membuat sarapan. Yoongi tidak menyukai makanan berat untuk sarapannya, sehingga Seungwan hanya membuat french toast dan kopi untuknya. Tinggal bersama selama enam bulan membuat Seungwan mengetahui beberapa hal tentang Yoongi.

Yoongi selalu berangkat pukul delapan pagi. Meski pun Yoongi sangat sibuk, sebenarnya dia lebih suka berada di rumah. Yoongi suka bermain piano jika sedang bosan atau sedang suntuk. Kadang-kadang ia keluar untuk bermain basket. Min Yoongi adalah orang yang dingin dan tidak banyak bicara. Yoongi lebih sering menunjukkannya dengan perbuatan. Sifat yang sangat mirip dengan ayahnya.

Meskipun tergolong tidak suka keramaian, Yoongi bukan berarti tidak memiliki relasi. Yoongi bahkan memiliki sahabat dekat, salah satunya Kim Seokjin yang juga merupakan suami dari kakak perempuannya. Selain Seokjin, Yoongi memiliki dua sahabat lagi, yaitu Kim Namjoon dan Jung Hoseok. Mereka semua bekerja di kantor yang sama.

Seungwan tidak pernah bermimpi hidupnya akan berubah drastis dalam waktu singkat. Seungwan tidak akan pernah mengampuni keluarganya yang tega menjadikannya tumbal demi menyelamatkan perusahaan dan menyeretnya dalam kehidupan yang tidak mengenakkan bersama seorang pria dingin, arogan dan tidak punya perasaan seperti Min Yoongi. Selama enam bulan Seungwan menghitung detik yang seolah berjalan begitu lambat seraya berdo'a tanpa henti agar hari yang berulang ini berakhir.

Seungwan juga perempuan biasa. Seungwan punya harapan tersendiri tentang pernikahan. Saat bersama Yoongi, Seungwan lebih cocok disebut sebagai asisten rumah tangga daripada istri. Ah, tidak lupa. Seungwan juga hanya sebagai pajangan untuk acara-acara perusahaan. Seungwan muak dengan semua pujian palsu yang diberikan kepadanya. Jika bukan karena keluarganya, Seungwan tidak ingin melakukan pernikahan terkutuk ini. Tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahannya dengan Min Yoongi, sekalipun ayah dan kakak perempuan Yoongi menerimanya dengan baik.

Seungwan benar-benar tidak sabar untuk mengakhiri semuanya. Seungwan ingin menjalani hidupnya sendiri. Seungwan ingin menjadi dirinya sendiri, seperti saat semuanya belum terjadi. Dan tentang perceraiannya, Seungwan sudah sepakat dengan Yoongi untuk tidak memberitahukan ini kepada siapa pun sampai keduanya resmi bercerai.

Seungwan bahkan tidak bercerita pada Seulgi-sahabatnya-perihal rencana perceraiannya dengan Yoongi. Semua demi kelancaran proses perceraiannya karena Seungwan tidak ingin ada yang ikut campur dan Yoongi sudah setuju dengan hal tersebut.

***

Yoongi tahu Seungwan sudah berangkat saat melihat sarapannya telah tersaji di meja makan. Seungwan selalu berangkat lebih dulu darinya. Yoongi juga tidak pernah terpikir untuk mengantar Seungwan ke tempat kerjanya. Yoongi tahu bahwa Son Seungwan adalah perempuan yang mandiri. Yoongi tidak mau repot-repot menawarkan bantuan karena wanita itu juga tidak pernah meminta tolong padanya.

Yoongi diam-diam bersyukur karena Seungwan tidak pernah merepotkannya selama mereka tinggal bersama. Seungwan tidak pernah menuntut atau memulai pertengkaran yang sia-sia. Mereka terkadang beradu argumen tapi Yoongi tidak keberatan dengan itu karena pada akhirnya mereka berakhir dengan kesepakatan. Dan hari ini adalah akhir dari kesepakatan yang mereka buat.

Jika kalian bertanya apakah selama mereka tinggal bersama Yoongi benar-benar tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Son Seungwan, maka jawabannya adalah iya. Bagi Yoongi, cinta seperti sebuah utopia. Kalian bisa jatuh cinta kapan saja dan pada siapa saja, namun pada akhirnya kalian hanya akan terjebak dalam euforia sebelum akhirnya kalian tersadar bahwa perasaan itu sebenarnya tidak berarti apa-apa. Yoongi bahkan sudah lupa kapan terakhir kali dia merasakan euforia jatuh cinta dan baginya itu sudah tidak penting lagi.

Yoongi nyaris berteriak saat mendapati sebuah stroller tepat berada di depan pintunya dengan seorang bayi laki-laki yang sedang tertidur pulas berada di dalamnya. Lalu ia menemukan secarik kertas.