[22] time leaps

82 12 1
                                    

"Mama angkat tangan lin. Kakek udah gak bisa dibantah, mau gak mau kamu harus nurutin apa kata kakek," ucap mama lai putus asa.

Hampir setahun hubungan guanlin sama chiyorie terus berjalan tanpa perkembangan. Guanlin juga sadar diri, dia ngerasa gak bisa maksa chiyorie. Tapi kali ini semuanya mulai keliatan rumit, desakan dari kakeknya makin parah, beliau selalu nyindir guanlin yang masih betah distatus lajang nya. Kabar guanlin punya pacar ditepis gitu aja sama kakek guanlin.

Jalan satu-satu nya bebas dari perjodohan ini cuma ada ditangan chiyorie. Guanlin cuma mau nikah sama chiyorie, titik. Tapi kakeknya dengan mutlak ngatur segala macem hal yang ngebuat guanlin selalu ketemu sama seulgi. Calon istri yang dipilih sama kakek guanlin.

Rahang guanlin mengeras. "Ini hidup aku ma! Kakek gk berhak siapa yang jadi pendamping hidup aku!" nada suara guanlin meninggi.

Dengan gelengan lemah, mama lai ngusap lengan anaknya lembut. "Lin, mama juga gk mau, tapi ini kemauan kakek, kamu tau kan kakek berharap banyak sama kamu?"

"Terserah. Intinya aku tetep sama pendirian aku," guanlin berdiri dan nepis tangan mama nya pelan. "Aku pergi."

Mama Guanlin menghela nafas sembari menatap punggung tegap guanlin yang semakin menjauh, dalam hati mama Guanlin cuma berdoa yang terbaik buat anak kesayangan nya.

-

"Hueeee jiel udah gk ada kabar, kangen aku tuh!" rengek chiyorie yang lagi bersandar dipunggung abang nya, taehyung.

Semenjak jiel pergi ke singapura, mereka putus kontak, jiel tiba-tiba gk bisa dihubungin gitu aja.

Tanpa peduliin berpasang-pasang mata yang natap dia jengah, chiyorie terus-terusan meluk abang nya dari belakang disalah satu sudut kantin yang ada di universitasnya.

Udah jalan 2 semester, chiyorie milih jurusan desain interior dan terpisah sama temen-temen nya yang punya tujuan masing-masing.

Temen di sini sih ada, tapi gk sedeket sama temen nya dulu, jadi chiyorie cuma deket sama abang
nya dan temen-temen abangnya yang udah sepuh disini (:

"Gah! Jauh-jauh lo ah! Kaya anak monyet, nempel terus!" usir taehyung.

"Huhu bang jeka! Bang tae jahat!" adu chiyorie, dengan sengaja chiyorie berbalik dan meluk jungkook manja. Jungkook sebagai kating yang baik dan tidak sombong cuma ketawa ringan sembari ngusap rambut bergelombang chiyorie secara lembut.

Taehyung mendengus kesel ngeliat interaksi adeknya sama temennya sendiri.

"Caper lo ah."

"Ih bodo," bales Chiyorie yang udah ngelepas pelukan nya dari lengan Jungkook.

"Makan dulu, manis," Namjoon mendorong satu mangkuk berisi bubur ayam ke hadapan Chiyorie.

Tentu dengan senang hati Chiyorie menerima itu, dia lapar. Ah kalau di ingat-ingat, sudah satu tahun lebih Jiel hilang kabar, keluarganya pun gak bisa dihubungi.

Lalu tentang Guanlin, sudah satu tahun hubungan mereka berjalan begitu aja. Gak naik gak juga turun, tetap stabil dan monoton.

Lama-lama Chiyorie bingung, mau dibawa sampai kapan hubungan pura-pura mereka ini?

Lamunan Chiyorie seketika hancur begitu ponselnya berdering.

"Wahh! Om Guan udah telepon, aku duluan ya abang-abang, bubye!" Chiyorie memberikan kiss bye kepada seluruh orang yang ada dimeja kantin itu.

"Adek lu masih pacaran sama orang itu?" Tanya Yoongi datar tanpa intonasi.

Taehyung mengangkat bahunya acuh, "yah begitu lah."

"Dikit lagi juga nikah nih," ucap Jimin santai.

Mendengar itu Taehyung hanya tertawa lirih, dia sebenarnya belum rela tapi mau bagaimana lagi. "Selagi adek gue bahagia ya kenapa ngga?"

Yah, sebagai kakak dia hanya bisa mendukung dan menjaga adiknya dengan sepenuh hati.

Seperti biasa, Guanlin akan rutin mengantar hingga menjemput Chiyorie tiap harinya.

Sepanjang jalan menuju gerbang kampus, berbagai macam tatapan kagum terarah kepada Chiyorie. Siapa sih yang gak suka sama anak humble, manis, serta baik kaya Chiyorie? Yah emang ada juga sih yang gak suka karena iri sama paras imut layaknya bocah SMP itu.

Tapi gapapa, bagi anak-anak kampus Chiyorie itu bagaikan adik kecil mereka. Tapi sayangnya mereka gak bisa mendekat, gadis berwajah babyface itu selalu dikelilingi oleh teman-teman kakaknya.

Mereka jadi segan untuk mendekat.

"Om Guan!"

"Jangan lari," Guanlin memperingati tapi tetap aja Chiyorie berlari sambil tertawa kecil.

Sudut bibir Guanlin terangkat membentuk seulas senyum tipis. Lihat, hanya bertemu dengan Chiyorie aja Guanlin bisa merasa tenang. Semua emosi yang bersemayam didalam dadanya seolah menghilang begitu aja.

Untuk kali ini aja, boleh gak sih Guanlin bersikap egois?

"Hehehe, aku udah gak sabar mau pulang, ayo om!" Ucap Chiyorie antusias sembari menggenggam tangan Guanlin.

Tuhan, tolong biarkan Guanlin egois untuk kali ini aja.

"Chiyorie," panggil Guanlin pelan. Tiba-tiba leher Guanlin terasa tercekat, perasaan ragu serta takut menelusup kedalam hati Guanlin.

Kenapa sih? Dari sekian banyak perempuan didunia ini kenapa harus Chiyorie? Kenapa dia bisa jatuh hati sama gadis mungil bermarga Park ini?

Saat Guanlin tak kunjung membuka suara, mata bulat milik Chiyorie mengerjab beberapa kali-kali akibat bingung. Gadis manis itu memiringkan kepalanya sedikit, menatap Guanlin lekat-lekat, "om kenapa? Ada masalah?"

Pertanyaan Chiyorie langsung menyadarkan Guanlin.

"Ah saya gapapa, hm kamu mau ikut saya dulu?"

"Kemana?" Tanya Chiyorie dengan alis terangkat.

"Ke tempat Kakek saya, gimana?"

Dalam hati Guanlin merasa gugup, bagaimana kalau gadis yang baru menginjak umur 20 tahun ini menolak? Ahh sial, Guanlin jadi merasa menyesal dan ingin menarik kembali ucapan. Kekalutan Guanlin tiba-tiba hancur begitu melihat Chiyorie mengangguk santai mengiyakan permintaannya.

"Boleh aja."

"Serius?" Tanya Guanlin yang masih sempat ragu dengan pendengaran.

"Iyaaa om!"

"Good then, kalau begitu ayo pergi."

Satu yang pasti, jantung Guanlin bergemuruh hebat hanya karena ajakan menemui kakeknya di-iyakan oleh Chiyorie. Baru begitu aja udah mendebarkan seperti ini, apalagi kalau ajakan yang lain di-iyakan?

Ah kayanya dia bisa cepat mati.

Om - lai guanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang