Sudah seminggu ini warga kota rumput telah menjalankan ibadah puasanya. menahan lapar, haus dan nafsu di tengah puasanya. Namun, ada yang mengganjal dari salah satunya, seorang bocah yang lusuh yang hanya mengenakan celana pendek tanpa busana lainnya dengan es kelapa ditangan kirinya dan roti keju ditangan kanannya. Di siang hari ia berjalan di tengah perkotan dengan maraknya orang orang yang berpuasa, Namun dengan santainya ia berjalan di hadapan orang orang yang berpuasa tanpa mereka.
Yaaa.... Begitulah tingkah laku seorang bocah yang sangat menyebalkan, menggoda siapapun yang ia hampiri, namun harus bagai mana lagi, hari hari sebelumnya pun sudah banyak orang orang yang memperingatinya dan melarangnya.
Namun, si bocah tetap saja begitu mengais segarnya es kelapa dan roti keju di tangannya. Datanglah seorang pria yang berpakaian rapi memakai jas hitam serta dasi, layaknya orang yang baru pulang dari perkantoran.Di pagi hari kala mentari menyinari bumi, si bocah tengah asik asiknya menggoda orang orang dengan lari berjingkrak jingkrak mengangkatkan kaki kiri kemudian kanannya. Dengan perasaan kaget, es kelapa dan roti keju yang ada dalam genggamannya dibuang secara paksa oleh pria yang memakai jas hitam tadi, lantas si bocah ini pun hanya termenung sambil menatap si pria dengan tatapan yang amat tajam dan berkata, "mengapa tuan melarang saya meminum es kelapa dan memakan roti ini?".
"maaf nya de.. Kamu tidak boleh makan dan minum sembarang dihadapan orang yang berpuasa ". Jawab si pria.
" bukankah seharusnya kau ikut berpuasa menahan haus dan lapar? ". Lanjut si pria.
" bukankah itu yang selalu kalian lakukan padaku? " timbalnya si bocah.
Warga kota rumput hanya menyaksikan percakapan antara si bocah dan si pria.
" kalian selalu mempertontonkan kemewahan kalian, aku dan sebayaku hidup dalam garis kemiskinan, dibawah jembatan di pinggir sungai.
Pada sebelas bulan diluar bulan puasa, bukankah kalian yang lebih kejam dari kami? Dengan menimbun harta sebanyak mungkin, bukankah kalian yang selalu tertawa melupakan kami, yang menangis karena kelaparan hingga kematian tak bisa di hindari lagi? " lanjut si bocah dengan tegas.
" ketahuilah tuan, aku dan sebayaku berpuasa tanpa ujung, tidak mengenal waktu, karna memang tidak ada makanan untuk kami makan, tak sadarkah tuan dalam makanan yang luar biasa dengan berbapai variasi, segala serba ada untuk menyambut idul fitri".
"tuan... Sebelas bulan kalian tertawa, melupakan kami yang menangis kelaparan, kalian yang melupakan kami dan menggoda kami, apa yang saya lakukan tak beda halnya dengan yang kalian lakukan, tuan... Jangan merasa aman lantaran masih menyimpan makanan untuk setahun bahkan lebih. Ingat tuan... Semua itu hanya titipan ". Semakin menggelegar kata kata si bocah menyentuh hati pria ini.Luluh hati pria ini dengan kalimat kalimat yang keluar dari mulut seorang bocah dan memang itu pantas untuk di lontarkan. Si pria menyadari bocah ini memang bukan sekedar bocah, ia pun tersujud berlinang air mata dihadapa bocah itu. Tanpa disadari setelah mengangkat kepalanya kembali ti bocah sudah hilang tanpa jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece Of Story
Historia CortaKumpulan cerita cerita pendek yang mengesankan dan penuh hikmah. Mau tau gimana ceritanya? Yuuk... Selamat membaca.....