Siang itu matahari sangat panas menyengat kulit. Melelehkan keringat mendatangkan rasa haus. Namun, meskipun begitu semangatnya pak abdul tak pernah leleh. Dengan gagahnya ia dorong gerobak yang bermuatkan kardus kardus bekas dan rongsokan. Di tengah maraknya metropolitan pak abdul terus mendorong gerobaknya ke samping samping perumahan. Barangkali saja ada yang mau menjual kardus bekas, botol minuman bekas, atau bahkan kaleng kaleng bekas.
Pak abdul adalah seorang pria yang berumur sekitar 60 tahunan, ia tinggal sendirian tanpa anak dan istri, dan jauh dari pemukiman warga.
Dengan rumah yang ia buat sejadi jadi lengkap dengan tumpukan barang bekas di samping rumahnya.
Sehari harinya pak abdul hanya mencari barang barang rongsok untuk kemudian dijual. Tak peduli mahal atau murah, yang penting ia bisa makan untuk esok."kardus kardus.... Kardus bekas". Teriak pak abdul menawarkan siapa saja yang mau menjual barang bekas.
Dan terus berjalan sambil menengok ke kanan dan ke kiri. Langkah demi langkahpun kini mampu memeras tenaga pak abdul yang akhirnya harus memikul rasa lelah. Gerobak yang di dorongnya pun ditaruh di pinggir jalan. Dengan rasa lelehnya pak abdul menyandarkan tubuhnya ke pohon yang ada dipinggir jalan itu, tepat disamping gerobak yang ia parkirkanHuuufffhh.... Huufffhhhh...
Hembusan nafas pak abdul yang tengah menahan rasa lelah, sambil mengipas ngipaskan topi lusuhnya.
"Haaaaahhh... Lelah sekali hari ini ya, tidak seperti hari hari biasanya. Aaahh.. Mungkin mataharinya yang sangat panas". Keluhnya.
Kruuukkk... Kruuukkk..
Rasa lapar tiba tida datang dalam perutnya pak abdul, hingga berbunyi bunyi. Kruuuukk..... Sambil memegang perutnya yang terus berbunyi, pak abdul merogoh saku celananya. Dan dilihatnya hanya ada tujuh ribu rupiah, ia bergumam dalam hati "kalo uang ini aku belikan makanan, takutnya nanti ada yang menjual barang bekas. Aku akan membelinya pake apa kalo uang ini di belikan makanan?". Fikirnya dalam hati.Dengan begitu pak Abdul kini bangkit lagi dengan mendorong gerobak menyusuri jalan sambil menahan lapar. Langkah kakinya mungkin tak segagah yang sebelumnya. Namun ia tetap berjalan semampunya, hingga terdengar suara seorang wanita yang memanggil dari dalam gang perumahan.
"pak.. Pak... Pedagang rongsokan".
Panggilnya si wanita sambil berteriak dan melambaikan tangannya. Gerobak pak abdul yang terlewat satu meter dari pun akhirnya ditarik lagi, dan dengan cepat menghampiri rumah wanita itu. Sesampainya di rumah si wanita, pak abdul kaget melihat rumah yang sangat mewah.
"pak.. Pakk.. ". Wanita itu memanggil pak abdul dari balik pintu, namun pak abdul tidak menyadari bahwa ada yang memanggilnya karna masih kagum melihat rumah si wanita itu.
" pak".. Dengan tegasnya si wanita memanggil.
Dan dengan kagetnya pak abdul langsung menengok ke arah si wanita. "iya bu". Jawab pak abdul sambil mengusap keringatnya.
"saya mau menjual kardus bekas". Kata si wanita.
"silahkan bu".
"tunggu sebentar ".Lalu wanita itu pun masuk dan membereskan kardus kardus bekas barang elektronik yang sudah lama ia simpan didalam kamarnya, karena kardusnya masih berserakan, si wanita membereskannya terlebih dahulu tanpa memeriksa lagi apa yang ada didalam kardus. Hingga satu kotak kecil kardus yang ada diatas lemari pakaiannya pun ia satukan dengan kardus kardus yang lainnya.
Dan dengan hati jahatnya ia menyelipkan satu batu bata yang gepeng dan cukup berat.
"dengan batu bata ini pasti akan menambah berat bebanya, dan yang pastinya akan menambah jumlah rupiahnya hahaha". Gumamnya dalam hati sambil tersenyum jahat dibibirnya.Pak abdul hanya duduk didepan teras rumah wanita itu, menunggu si wanita keluar membawa tumpukan kardus bekas. Tak lama kemudian, si wanita keluar dengan sepuluh kardus bekas, dihitung dengan satu kotak kardus yang berukuran kecil yang sudah di ikatnya dengan rapi.
"pak ini kardusnya". Kata si wanita sambil menyodorkan kardus. Pak abdul yang sedang duduk langsung berdiri dan menimbangnya dengan timbangan gantung.
Setelah kardusnya dikaitkan ke timbangan, jarumnya pun bergulir ke angka 2. Ternyata sepuluh tumpuk kardus itu beratnya 2kg. Dengan perasaan heran, pak abdul terus menatap jarum itu sambil mengait ngaitkannya kembali. Namun, tetap saja tidak ada perubahan.
"berapa pak? ". Tanya si wanita.
"beratnya 2kg bu". Jawab pak abdul sambil menurunkan kardus dari kait timbangan.
"jadi.... Kira kira harganya berapa pak? "
Pak abdul kebingungan menjawab soal harga, bukan karena apa apa, hanya saja uang yang ia punya hanya tujuh ribu rupiah.ditambah lagi dari pagi hingga siang ia belum mendapat barang bekas untuk di jual. Sedangkan berat 2kg harganya lebih dari tujuh ribu rupiah. Mau bagaimana lagi, pak abdul harus menjawab harga kardus kardus ini tujuh ribu rupiah.
"tujuh ribu rupiah bu". Jawab pak abdul.
"haaahhhh... Yang benar saja, masa beratnya 2kg cuma tujuh ribu".
"maaf bu, tapi saya tidak ada uang lagi".
Si wanita ini berfikir bahwa memang beratnya tidak mungkin mencapai 2kg tanpa diselipkanya batu bata.
"ya sudahlah... Saya terima".
Dengan perasaan hati seolah olah ia menang dengan sandiwara yang ia jalankan. Akhirnya si wanita menerima uang tujuh ribu itu dan langsung masuk kedalam rumah.Pak abdul dengan tubuhnya yang semakin lemas harus mengangkat kardus dan memasukkannya kedalaman gerobak dan kembali mendorong nya. Melangkahkan kakinya meninggalkan rumah wanita itu, menyusuri gang dengan jalan yang penuh lubang dan bebatuan,ia berpapasan dengan mobil kijang berwarna hitam.
Sesampainya diperbelokan gang dan hampir menyebrangi jalan,gerobak pak abdul menabrak sisa batang pohon yang sudah ditebang.
BRUUUUUGGG.....
Ya... Gerobak depannya menabrak sisa batang pohon itu. Dan kardus kardus yang di dalamnya pun ikut keluar karna benturan. Pak abdul segera membereskan kardus kardus yang berantakan itu untuk di masukkan lagi kedalam gerobak. Namun, saat pak abdul sedang membereskan kardus kardus itu, ia melihat batu bata yang sudah pecah keluar dari sela sela tumpukan kardus. "jangan jangan wanita tadi menyelipkan batu bata ini kedalam kardusnya agar beratnya bertambah". Fikirnya. Tapi pak abdul tidak menghiraukannya, ia kembali membereskan kardus dan memasukannya kedalam gerobak. Saat kardus sudah di ikat dan di angkat,satu kotak kecil kardus pun jatuh dengan uang yang berserakan. Sontak pak abdul pun kaget dibuatnya melihat uang yang berserakan dengan jumlah lima ratus ribu rupiah. "kok uang sebanyak ini malah di buang sih?, ah tidak tidak... Mungkin si ibu itu lupa dengan isi kardus kecil ini". katanya dalam hati dengan perasaan berbaik sangka.Melihat kejadian itu, pak abdul mau tidak mau harus mengembalikan uang yang bukan haknya dan batu bata itu. Meninggalkan gerobaknya di tepi jalan.
"saya tidak tau mas". Terdengar suara ribut didalam rumah wanita yang menjual kardus.
"masa kamu tidak tau, kamu kan yang ada dirumah dan tidak ada siapa siapa lagi dirumah ini". Dengan nada marah suami si wanita memarahinya.
"aku menaruhnya di atas lemari, didalam kardus kecil". Lanjutnya.
Mendengar kata kardus kecil di atas lemari, si wanita langsung terdiam dan berkata dalam hati". Haaahh.. Kardus kecil itu? Tadikan sudah aku satukan dengan kardus kardus bekas dan menjualnya". Aku kira itu memang benar benar kardus kosong yang tanpa isi". Gumamnya dalam hati sambil merasa ketakutan. Tapi, si wanita ini tetap mengelak tidak mengakui perbuatannya karna takut semakin marah suaminya.
"iya mas beneran aku tidak tau". Nadanya melemah seakan mengemis kata ampun.
Tok.. Tok... Tok..permisi..
Ditengah keributan dengan suaminya terdengar seseorang yang mengetuk pintu. Tanpa banyak fikir lagi si wanita langsung membuka pintu dan suaminya membuntuti di belakangnya. Dalam hatinya wanita ini kaget, karna yang mengetuk ngetuk pintu adalah tukang rongsokan tadi.
"ada apa ya pak"? Dengan lemah lembutnya si wanita bertanya.
"ini bu, saya mau mengembalikan batu bata milik ibu. Tapi maaf bu, batunya pecah tanpa saya sengaja". Dengan perasaan yang amat kecewa pak abdul menyodorkan batu batanya dan menaruhnya diatas teras.
"dan ini bu, satu lagi, uang ibu tertinggal ditumpukan kardus kardus bekas". Lanjutnya. Sambil mengembalikan uang ke siwanita itu.
Namun, si wanita tidak langsung menerimanya, ia menatap pak abdul dengan penuh rasa iba. Tak menghiraukan uang yang hendak pak abdul kembalikan. Tak disangka orang yang telah ia khianati tidak menusuk dirinya, justru malah menolongnya. Rasa sedih tak bisa di pungkiri lagi. Air mata bercucuran membasahi pipi merasakan betapa hancurnya hati pak abdul kala ia khianati.
"pak.. Mengapa kau kembalikan lagi uang ini? Mengapa kau begitu baik kepada saya? Padahal saya telah jahat dengan menipu bapak ". Sambil menahan isak tangis si wanita berusaha berbicara.
" saya memang miskin bu, saya memang orang pinggiran, tapi hati saya tidak semiskin hidup saya. Saya berusaha jujur kepada diri sendiri bahkan orang lain. Ingat bu, seharusnya orang orang seperti ibu harus bersyukur, Harta kekayaan yang melimpah, makan mau dengan lauk apa pun tinggal memilih, pakaian yang tiap hari berganti ganti. Bukankah itu suatu kenikmatan yang amat besar yang sudah tuhan berikan kepada ibu ?. Sedangkan saya, demi sesuap nasi pun harus terjun kejalan melawan panas dan hujan menyapu debu debu jalanan yang telah membedaki wajah. berjalan kelaparan mencari uang demi persediaan makan untuk esok. Dan ingat bu, jangan merasa menjadi raja kala hidup bergelimang harta, jangan merasa kuat lantaran badan sehat. Coba fikirkan, jika secara tiba tiba harta itu lenyap, badan tiba tiba menjadi sakit. Apa yang akan dilakukan? "sebuah tamparan hebat yang melayang dari kata kata pak abdul membuat hati si wanita ini luluh rapuh karna menyadari betapa menyedihkan dirinya. Tangisnya semakin menjadi jadi air matanya sangat deras membanjiri pipi.Dengan begitu pak abdul kembali menuju gerobaknya dengan jalan yang sempoyongan karena lapar.
"jangan pernah memandang manusia itu kecil lantaran kita berada dipuncak kesenangan, pada hakikatnya sama, manusia. Hanya realita yang menjadi penghalang pembednya".

KAMU SEDANG MEMBACA
Piece Of Story
Short StoryKumpulan cerita cerita pendek yang mengesankan dan penuh hikmah. Mau tau gimana ceritanya? Yuuk... Selamat membaca.....