ROTI UNTUK KAKEK

6 1 0
                                    

Sore itu seorang bocah berpakaian lusuh hanya menyandarkan kepalanya pada tembok pasar yang sudah tutup, dalam hiruk pikuk ramainya pasar ia hanya sendiri. Bibirnya kering, badannya kurus, kaki yang tanpa alas dan tatapan sayu.

Ia masih termenung berdiri memandangi toko roti yang ada disebrang jalan. Saat siwanita pemilik toko sedang beres beres karna tokonya hendak tutup, si bocah pun melangkahkan kakinya menuju toko, setelah dekat beberapa meter dari toko sibocah berhenti dan terdiam memandangi roti, tapi sesekali ia memandangi wanita pemilik toko dengan tatapannya yang haru. Dalam hati dan fikirannya terbesit tindak kejahatan yang seharusnya tidak dilakukan, namun apalah daya, sibocah tidak punya pilihan.

Saat sipemilik toko sedang sibuk beres beres ini dan itu, sibocah pun melancarkan niatnya. Roti yang cukup besar ia curi, dan berlari tanpa menghiraukan pemilik toko tau atau tidak, padahal si wanita pemilik toko roti itu sedang mengejarnya.

Sampai didalam labirin pasar si wanita kewalahan mengejar bocah itu dan berhenti sejenak, namun ia tidak kehilangn jejak, ia terus mengamati arah larinya si bocah, sampai pada rumah yang ada dalam gang, sibocah masuk kedalam rumah itu.

"apakah itu rumah nya" gumamnya si wanita dalam hati.

Kini si wanita beranjak menghampiri rumah sibocah yang terletak didalam gang dibelakang pasar. Namun pada saat ia telah berada didepan rumah sibocah, wanita itu tidak langsung masuk dan menginterogasi si bocah. Terlebih dahulu ia mengintip dalam celah celah bilik rumahnya sibocah. Diluar dugaan siwanita yang tadinya sangat geram terhadap sibocah, setelah melihat realita yang terjadi hatinya sangat rapuh perasaannya sangat iba. Ternyata bocah itu mencuri karna terpaksa demi memberi makan kakeknya yang sedang sakit.

"kek, ini makan dulu, aku punya roti". Kata sibocah sambil membantu sikakek untuk bangun.

Sibocah menyuapi kakeknya, potong demi potong roti ia suapkan.

"kamu dapat roti ini dari mana cu".
Tanya sikakek.

"emmh". Sibocah tediam kebingungan ditimpal pertanyaan kakenya, namun ia tidak kehabisan akal.

"emm, tadi aku ikut bantu bantu ditukang roti kek, dan saat aku mau pulang aku di kasih roti ini kek.

Si wanita yang dari tadi mengintip dibalik bilik, kini ia pun setelah mendengar perbincangan sikakek dan cucunya.

"Assalamu'alaikum ". Salamnya si wanita.

" wa'alaikumsalam ". Jawab sikakek.

Saat melihat wanita pemilik toko masuk, sibocah kaget bukan main, ia langsung mengambil besi dan menyembunyikan dibalik punggungnya.

" anda siapa". Tanya sikakek kepada wanita pemilik toko itu.

"saya pemilik toko roti pak, tadi cucu bapak ikut kerja ditoko saya, oh iya, ini upahmu hari ini". Sambil menyodorkan uang yang ada didompetnya.

"besok datangnya pagi yah". Sambil membelai belai kepalanya sibocah dan tersenyum haru.

Besi yang dari tadi digenggam sibocah kini ia lepaskan, ia hanya memandangi uang yang dikasih wanita pemilik toko.

Menyusuri gang pergi meninggalkan rumah sibocah. Wanita pemilik toko pulang dengan mata yang berkaca kaca dan hati yang merasa sangat kasihan.

"kak, tunggu!". Suara mungil itu memberhentikan langkah kakinya si wanita.

"kak, ini uangnya aku kembalikan ".

" loh kenapa? "

" aku ngga berhak nerima uang ini kak, aku sudah mencuri roti kakak, kakak malah baik pada saya". ungkapnya sibocah dengan begitu polos nya.

"nak, ini uang kakak sengaja berikan buat kamu, kamu gunakan buat beli kebutuhan kamu yah". Sambil tersenyum dan merangkul sibocah yang siwanita belum bisa menyudahi rasa harunya.
*
*
*
Terkadang apa yang kita prasangkakan belum tentu sama dengan realita.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Piece Of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang