"Sini gue liat." Rafa berdiri dan meraba kepala Kaylea. Keheningan langsung menyekat. Pikiran Kaylea semakin bercabang saat Rafa mengatakan itu.
"Gausah megang." Kaylea menepiskan tangan Rafa untuk berusaha menyembunyikan rasa canggung. Kaylea bangun dan menggendong ransel.
"Duduk!"
"Gak, gue mau balik"
"Lo mau diomongin mereka?" Tanya Rafa. Kaylea hanya menggeleng tanpa berkata apa pun lagi. Tak lama, Kaylea duduk. Rafa mengeluarkan handphone dan sibuk memainkannya.
Kaylea menatap Rafa. Kaylea menyimpulkan sifat Rafa dalam hatinya. Cowok itu egois, tetapi terkadang baik juga dengan dirinya. Kaylea tidak mengerti apa yang dia rasakan. Kaylea hanya ingin tersenyum saja sekarang.
Rafa merasakan sesuatu. Spontan, Rafa menoleh ke arah Kaylea sambil menggelengkan kepala.
"Puas natap nya?"Kaylea terkejut, "Puas.."
"Eh?"
Rafa tertawa. Kaylea memukul mulutnya sendiri. Kaylea mengutuk dirinya karena telah keceplosan mengatakan hal itu.
"Mau lagi ga?"
Wajah Kaylea memerah "Apaansih, udah gue mau balik." Kaylea kembali berdiri lalu berjalan ke arah pintu.
"Yaudah, tas lo mau jadi hak milik gue sekarang?"
"Makasih"
"Gak mau disini lagi?" Rafa bertanya.
Kaylea pun menengok. "Maksud lo?"
"Otak lo bego atau gimana? Temenin gue disini."
Kaylea kembali ke tempat duduknya.
Hati Kaylea bergetar hebat. Seulas senyum Kaylea terbit. "Gue udah bau," Kaylea tidak bisa menutupi ketersipuannya. Ternyata, Rafa selama ini memiliki pesona sendiri. Belakangan ini Kaylea terjebak oleh pesona itu."Alesan..Gue ga nyium bau"
Ah ayolah Raf, stop bikin salting. Gumamnya.
"Udah natap, terus senyum-senyum."
"Buta? Siapa yang senyum sih? Oh ya, Lo ga lanjut basket?" Rafa menggeleng. Kening Kaylea berkerut. Tak paham dengan jawaban Rafa. Padahal tadi ada latihan basket buat pertandingan nanti. Namun dengan mudahnya dia menggeleng.
"Terus? Kalo basket, lo mau nungguin?" tanya Rafa. Seolah menggoda Kaylea
"Ke-pede-an deh." Rafa menatap Kaylea. Kaylea memperhatikannya. Tatapan Rata membuat Kaylea memandang cowok itu tanpa berkedip. Dan sekarang, dia benar-benar ingin lenyap. Tak kuat dengan tatapan Rafa yang begitu dalam.
"Mau balik?"
Kaylea tertegun. Rafa bisa membaca pikirannya? Rafa berdiri dan mengambil tasnya. Lantas Kaylea ikut berdiri.
"Ngapain?"
"Balik lah,"
"Orang gue cuman nanya."
Kaylea cemberut. Namun hatinya benar- benar meleleh sekarang. Perempuan itu menahan setengah mati untuk kembali tersenyum. Kaylea benar-benar bahagia sekarang. Kaylea sekali lagi menyimpulkan bahwa Rafa mampu meluluhkan hatinya.
"Yaudah"
Rafa seraya mengambil jaketnya. Dan memakainya. Rafa mengambil kunci motor di saku. Lalu cowok itu maju selangkah ke depan, tepat di sebelah Kaylea.
"Ayo gue antar pulang." Rafa beranjak dan membuka pintu UKS
Ketika itu Kaylea mati kutu. Kaylea tidak beranjak dan memperhatikan Rafa untuk kesekian kalinya.
Rafa mengerutkan keningnya. Heran, diajak pulang malah diam. Gumamnya. "Ngerti gak sih lo bahasa Indonesia?"
"Pake jaket lo" Kaylea mengangguk saja dan segera memakainya. Kaylea membuka suara di depan cowok itu.
"I..iya"Saat keluar, pertandingan basket sudah selesai. Dan untungnya, lapangan sudah tidak ramai. Meninggalkan beberapa orang saja.
Kaylea dan Rafa menuju ke parkiran. Rafa menyalakan motornya. Kaylea duduk di belakanganya, dan mereka melesat keluar menuju jalan raya.
°°°
Dimotor..
"Besok lo ke kantor guru sana."
"Kenapa?"
"Rok lo pendek. Seragam lama kan?"
"Gue gatau dimana kantor guru"
"Minta temenin temen lah!"
"Reyna besok ada mading"
"Yaudah yang lain"
"Gak mau. Gue mau nya sama lo, Raf,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaylea [AKAN GANTI COVER]
Romansa-ada ego yang tak bisa ku ucapkan hingga waktu tidak memperkenankan lagi untuk aku mencobanya. "Jangan suka sama orang brengsek" -Ucap Rafa Tatapan nya menusuk. Hatinya terluka, terpaksa ia harus mengucapkan nya itu kepada gadis yang sedang berdiri...