10

1.2K 239 87
                                    

"Seungyoun-ah..."

Tangan wooseok yang memegang pedang terkulai lemah, ia tidak mempercayai apa yang dilihatnya saat ini, bahkan memaksa otaknya untuk percaya saja ia tidak mampu.

Sedangkan sosok yang ditatap wooseok masih diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Jadi... masih ingin membunuhku?"

Wooseok mendesis marah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut seobin. Ia bergerak maju menghampiri lelaki itu, namun dengan cepat dihadang oleh sosok berjubah hitam tadi.

Seungyoun berdiri dihadapan wooseok, melindungi seobin dibelakangnya.

"Kau harus membunuhku terlebih dahulu jika ingin membunuhnya" ujar seungyoun datar.

Wooseok terdiam dan menatap dalam kedua iris gelap seungyoun, mencari-cari sesuatu namun tak menemukan apapun yang tersirat disana.

Bagaimana bisa wooseok melakukan itu?

Membunuh seungyoun dengan tangannya sendiri?

Wooseok tidak bisa.

Ia menyayangi lelaki itu, tentu saja. Mereka adalah teman bukan?

Walaupun pada akhirnya ia harus kecewa karena seungyoun berkhianat.

Minhee dan Donghyun baru saja sampai. Mereka terkejut melihat kehadiran seungyoun disana bersama musuh mereka.

Lelaki blonde itu mulai menggerakkan tangannya bermaksud menyerang seungyoun, namun ditahan oleh donghyun.

"Jangan dulu hyung... mereka berdua masih harus menyelesaikan urusan mereka terlebih dahulu" Bisik donghyun.

Minhee mendengus kesal namun tetap menuruti ucapan dari yang lebih muda.

Tak lama kemudian Seungwoo dan jinhyuk menyusul datang. Ia melihat wooseok yang berhadapan dengan seungyoun dan seobin yang berada dibelakang seungyoun sedang tersenyum licik.

"Jadi prasangku selama ini ternyata benar" gumam seungwoo.

Seobin melirik kearah seungwoo setelah menyadari kehadiran sang leader. Ia tersenyum puas melihat ekspresi kecewa yang tampak jelas disana.

Seobin menoleh ke salah satu anak buahnya dan membisikkan sesuatu. 

Tak lama kemudian keadaan menjadi hening disertai suara senjata-senjata yang berjatuhan.

Minhee menyipit menatap sosok yang tadi dibisiki oleh seobin. Ah ia lupa jika kompolotan mereka juga memiliki orang yang sejenis dengan minhee, si pengendali pikiran. Minhee mengenal jelas siapa orang itu, mereka dulu adalah teman dekat.

Dongpyo menatap kearah minhee sambil tersenyum miring.

"Merindukanku?"

Itu suara pikiran dongpyo yang ditujukan oleh minhee.

"Cih. Aku tak pernah merindukan seorang penghianat sepertimu. Dan berhenti membaca pikiranku, sialan."

Balas minhee melalui pikiran juga sedangkan dongpyo hanya tersenyum mengejek.

Dongpyo hendak membalas sebelum seobin bersuara lagi.

"Kita hentikan dulu peperangan ini, sebagai gantinya mari kita saksikan duel antara dua orang disini"

Seluruh pasang mata disana langsung beralih menatap dua orang yang sedang beradu pandang di hadapan seobin.

Yohan dan seluruh anggota camp's warriors langsung bergerak menghampiri sang leader.

"Hyung tak melakukan sesuatu?" tanya yohan setelah berdiri disamping seungwoo.

Seungwoo menatap yohan sebentar sebelum melangkahkan kakinya maju. Sebenarnya dirinya juga sedari tadi memikirkan  apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan ini tanpa melukai kedua orang itu.

DEMIGOD-An Escapade [PRODUCE X 101 FANFICTION] (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang