Keesokan harinya.
Aku, phi Dome, Joong dan phi Nine duduk di kursi meja makan. Kami duduk saling berhadapan dalam diam kurang lebih 30 menit.
Entahlah. Aku merasa seperti mengunjungi orang tua dari kekasihku.
"Jadi, kalian berkencan?" buka Joong
"Iya" "Tidak"
Aku menoleh pada phi Dome
Tidak? Apa maksud phi Dome dengan berkata tidak?
"Tidak? Lalu kenapa kau berhubungan sex dengan Pavel?" heran phi Nine
Phi Dome mengalihkan pandangannya
Menghindari pertanyaan, eh?
"Dome!" desak phi Nine
"Apa seseorang harus berkencan untuk bisa berhubungan sex? Tidak, bukan?" sangkal phi Dome
"Apa? Memang sejak kapan kau melakukan sex dengan pria? Kenapa aku tidak pernah tahu?" heran phi Nine
"Aku memang tidak pernah melakukan sex dengan pria!" kesal phi Dome menatap phi Nine
"Ehem" Joong berdehem
Phi Dome melirik Joong, lalu menghela napas
Phi, aku harap kau tidak menyulut emosi Joong. Jika kau melakukanya, aku tidak akan bisa berbuat apapun untuk membantumu, tidak peduli sebesar apa cintaku untukmu.
Phi Dome menatapku "Apa kau mencintaiku?"
"Tentu! Aku mencintai phi!"
"Mencintai. Tubuhku"
"Apa?" kagetku dan phi Nine
"Kau hanya mencintai tubuh phi Dome? Bagaimana bisa?" heran phi Nine
"Mustahil aku hanya mencintai tubuh phi Dome! Jika tubuh phi Dome layaknya wanita, itu mungkin. Tapi, tubuh phi Dome sama jantannya denganku. Mencintai tubuhnya saja? Omong kosong! Aku sungguh mencintainya!" ujarku sambil menggebrak meja
Aku memang berkata seperti itu.
Tapi, sejujurnya aku juga mencintai tubuh phi Dome.
Aku tidak hanya mencintai phi Dome, tapi juga tubuhnya. Menurutku tubuhnya sangat sexy dan memabukkan.
Apa aku salah mencintai tubuh orang yang aku cintai?
"Phi Dome, jangan mempersulit hal ini. Katakan saja terus terang, kenapa phi membiarkan Pavel menidurimu?" ujar Joong
Phi Dome bersandar pada sandaran kursi, melipat kedua tangannya, dan mengalihkan pandangannya
Kenapa dia sangat keras kepala? Jika dia suka, dia hanya perlu mengatakannya. Jika tidak, dia hanya perlu menolakku saja.
Apa itu terlalu sulit?
"Dome, jangan.........."
Tiba-tiba ponsel Joong bergetar, menyelah kata-kata phi Nine
"Iya, Plan. Ada apa? Ok, aku dan Pavel segera ke sana" ujar Joong
"Apa yang terjadi?" tanyaku
"Plan. Dia dikeroyok"
"Apa dia tidak bisa menanganinya sendiri?"
"Jika hanya tiga orang, dia pasti bisa. Lebih dari tiga, dia pasti kewalahan" Joong bangkit
Phi Nine meraih tangan Joong
Joong menatap phi Nine, lalu tersenyum
"Aku segera kembali" Joong mengelus tangan phi Nine yang menggenggamnya