Mustahil aku hanya melihat puting phi Dome tanpa melakukan hal yang lain! Itu bagai mission impossible!
"Kau tidak ingin lihat?"
Phi Dome menarik kerah lehernya turun
Persetan dengan rumah sakit ini!
Aku menarik phi Dome ke atas ranjang lalu menindihnya
"Sial!" gumam ku merasakan ngilu di kepalaku
Phi Dome sontak bangkit lalu memegang kepalaku
Aku meliriknya
Ah ternyata dia juga bisa mengkhawatirkan aku. Aku kira dia tidak akan peduli aku mau mati atau hidup.
"Kau tidak apa? Apa perlu aku panggilkan dokter?"
"Tidak apa, phi"
Aku meraih tangan phi Dome, membawanya ke dadaku
"Sakit di kepalaku tidak seberapa dengan sakit di dadaku saat phi membantah kalau phi juga mencintaiku" aku menatapnya lurus
Phi Dome hanya menunjukkan ekspresi pilu
Dia jelas juga mencintaiku, tapi apa yang membuatnya ragu hingga memasang ekspresi sedih seperti itu.
"Apa kau sungguh mencintai phi? Ada banyak wanita cantik nan sexy di luar sana"
Tanganku yang menganggur aku gunakan untuk mengelus pipi phi Dome
"Memang ada banyak wanita cantik nan sexy di luar sana. Tapi tidak peduli sekeras apa aku mencoba meniduri mereka, bayangan phi selalu menghantuiku. Bahkan pernah aku menyebut nama phi saat aku bersama seorang wanita"
"Benarkah?"
Aku mengangguk
Kali ini aku tidak berbohong. Aku sungguh melakukannya, sampai wanita itu menamparku dan menyebutku bajingan karena menyebut nama orang lain saat sedang bermain dengannya.
Aku dan phi Dome saling menatap satu sama lain dalam waktu lama. Kami berdua sama-sama duduk di atas ranjang sambil berhadapan.
Tidak ada kata yang terucap, hanya mata yang saling terikat dan deru napas sebagai musiknya.
"Phi"
"Hm"
"Boleh aku mencium mu?"
Untuk pertama kalinya sejak aku mengenal phi Dome, ini adalah kali pertama aku meminta ijinnya hanya untuk menciumnya.
Ada apa denganku?
Apa benar otakku telah bergeser karena pukulan itu?
"Ada apa denganmu? Kenapa kau bertingkah aneh? Tidak seperti Pavel yang aku kenal" heran phi Dome
Dia mengulurkan tangannya, mengelus pipiku
Aku memiringkan kepalaku, menyamankan pipiku di telapak tangannya sambil memejamkan mata
"Apa orang itu memukulmu keras hingga otakmu bergeser?"
"Mungkin" aku membuka mataku
Phi Dome masih senantiasa menatapku
"Mungkin karena phi Dome ada di sini makanya aku bersikap aneh"
"Apa maksudmu?" phi Dome mengernyit
"Aku sangat merindukanmu, phi. Aku ingin memelukmu, menciummu, tapi aku takut akan membuatmu membenciku" aku kembali memasang melas
Hhaaah sudah berapa kali aku memasang wajah melas hanya agar dia memperhatikanku seperti sekarang?
