Aku mencondongkan tubuhku
"Aku mencintai phi dan phi tahu itu" aku berbisik di telinga phi Dome
Menghembuskan napasku di sana, mengirimkan aliran listrik bertekanan rendah ke sel otaknya agar merespon pergerakan ku
Tentu aku mengharapkan respon positif, bukan respon negatif atau semacamnya
Phi Dome menjauhkan dirinya dengan satu tangan menopang tubuhnya. Tangan yang lain dia gunakan untuk menahan dadaku agar tidak semakin condong padanya.
"Apa kau mencoba melakukan apa yang kau lakukan saat di kamar Joong?"
Aku menyeringai. Aku kira dia melupakannya, ternyata dia ingat.
"Aku tidak mengira phi mengingatnya. Aku kira phi sudah lupa" aku mencondongkan tubuh
Phi Dome semakin mendorong dadaku untuk mundur
Oh come on, phi. Jika aku gampang didorong mundur, aku pasti bukan menjadi pria gila kedua setelah Joong dalam Insane Genk
"Jangan coba-coba melakukannya" phi Dome mendelik
"Kenapa? Apa phi lebih suka melakukannya di kamar daripada di ruang tamu?"
Phi Dome manatapku ngeri
Ah aku suka bagaimana dia melihatku. Tidak bisakah aku langsung menerjangnya saja?
Aku semakin mencondongkan tubuh. Mendorong mundur phi Dome.
Kini phi Dome bertumpu pada sikunya, tangan yang lain masih dia gunakan untuk berusaha mendorongku
Kedua tanganku mengunci gerakan phi Dome. Dia benar-benar dalam jangkauanku sekarang.
"Pavel, singkirkan tanganmu" phi Dome melihat bergantian kedua tanganku yang menguncinya
"Kenapa? Apa phi memang lebih suka melakukannya di kamar?"
"Aku tidak pernah mengatakannya!" teriak phi Dome menoleh
Cup!
Phi Dome terbelalak
Tepat saat phi Dome menoleh, aku merendahkan tubuh lalu menciumnya
Phi Dome semakin keras mendorong dadaku
Oh come on, phi. Semua yang kau lakukan percuma.
Aku mendorong phi Dome dalam satu dorongan, menindihnya dan memperdalam ciuman kami
Aku melumat rakus bibir phi Dome. Bibir kenyal yang selalu mengganggu setiap malam panjang ku.
"Ukh!" pekik ku
Aku menjauhkan diri
Phi Dome. Dia mencekik ku.
"Aku tahu siapa yang sedang aku hadapi, jadi aku tidak akan tanggung-tanggung untuk menggunakan kekerasan" phi Dome menatapku sengit
Menarik. Sangat menarik. Reaksi phi Dome membuatku menggila.
Aku meraih kedua tangan phi Dome yang melingkar erat di leherku
Aku menggenggam erat pergelangan tangan phi Dome
Phi Dome meringis menahan sakit
Maaf, phi. Aku memang mencintaimu, tapi aku tidak mau dikendalikan olehmu. Aku yang harus memegang kendali.
"Akh!" pekik phi Dome
Aku menarik tangan phi Dome dari leherku, membawanya ke atas kepalanya, mengunci keduanya dengan satu tanganku
Phi Dome berontak "Brengsek!!! Lepaskan aku!!"
Tanganku yang menganggur, aku gunakan untuk membuka kancing baju phi Dome