Buku harian

318 6 0
                                    

"INDRIIIIII AWAS....!!!!" teriak viko yang berhasil terdengar ditelinga indri.

Indri menoleh ke kiri yang terdapat mobil ingin menunbruknya.

"AGHHHHHHH....!!!!" Teriak indri yang sangat jelas membuat orang orang menoleh kearah nya.

/brukkkk!

Indri tertabrak, darah meluncur dikepala indri. Orang orang bergerumbulan disana, banjir khawatir sedang ada didalam diri indri.

"Indri indri" ucap viko sambil menepuk pipi indri.

"Pak di bawa kerumah sakit saja pak! Saya punya mobil, diantar sekarang saja pak istri nya." ucap salah satu pengendara mobil dijalan tersebut.

Viko menjujung dan segera memasukkan diri indri kedalam mobil tersebut.

/skip rumah sakit

"gw ada dimana?" ucap indri setengah sadar dan membuka matanya perlahan.

"ada di ru-rumah sakit ndri" ucap viko sedikit tidak enak.

Ini semua karna viko, indri celaka semua sebab viko. Jika viko tak mengecewakan nya semua akan baik baik saja.

"Sekarang lo jujur ada hubungan apa lo sama nadia".

"Sayang aku ga ada apa apa."

"Jujurr!!" sentak indri yang tembus ditelinga viko, membuat viko terus terang

"I-iya aku ada hubungan sama dia." jawab viko sedikit gugup.

Indri semakin kecewa disitu. Siapa sangka seseorang yang di istimewa kan kini berbuat tidak sepantasnya.

"Viko kamu jahat-!!" teriakk indri sambil melempar buku hariannya yg ada disebelahnya.

Disitu viko tidak mengucap kata sedikit pun. Viko sangat sadar ia tak pantas menjadi raja di dalam hati sosok ratu cantik yg mempunyai hati yang tulus.

Indri menangis sejadi jadinya dibalik selimut. Perlahan viko mundur dan berjalan kearah pintu untuk keluar diruangan indri.

Viko duduk di depan ruangan indri dan tidak sengaja buku harian masih terbawa ditangan viko. Viko membuka secara perlahan yang terdapat tulisan dari tangan lentik nya indri berisikan..

Heyy.. Kamu viko bastiano. Saya mencintai kamu lebih dari apapun. Hingga saya lebih sayang kamu dari pada diri saya sendiri. Semoga kamu terakhir vik. Saya berharap lebih kepadamu. Tolong jangan buat saya berfikir untuk mundur secara perlahan.

Maaf jika saya terlalu membosankan buat kamu. Saya terima apa ada nya dirimu. Saya menerima apapun kejelekan yang ada dirimu. Bahkan saya pernah berfikir kenapa saya se cinta ini kepada kamu? Kata kata itu tak bisa dipecahkan oleh waktu. Hanya bukti yang bisa menjawab semuanya.

Kamu ingat? Saya menunggu kabar sampai dimana tenggelamnya maha surya kini kembali terbit dari arahnya. Bagaimana responmu? Tidak ada. Saya resah! Saya sedih! Tapi saya tetap menyimpan kesedihan saya. Saya percuma bilang ke kamu! Nanti ujung ujung nya bakal ada kata 'maaf' dari lisan manis mu.
Saya benci kata maaf setelah perbuatan yang tidak sepantasnya dibuat.

-indri.

Sad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang