"You are a slave, Neo"
~ The Matrix
Bangunlah dan cari kebenarannya. WAKE UP PEOPLE!!!
It's not a conspiracy theory when you have proof
1% control the world
4% sellout puppets
90% are asleep
5% know and are trying to wake up 90%
and the 1% don't wan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pada hari Senin (23/09) terjadi aksi serentak mahasiswa di 15 kota diantaranya Tanjung pinang, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Cirebon, Malang, Jombang, Yogyakarta, Purwokerto, Denpasar, Samarinda, Balikpapan, Makassar dan Jayapura.
Kemudian aksi serentak mahasiswa ini dilakukan lagi hari Selasa (24/09) di Lhokseumawe, Palembang, Solo/Surakarta, Jakarta, Kediri, Semarang, Medan, Makassar, Jambi, Malang, Serang, Bogor, Tegal dan beberapa kota lainnya.
Seluruh aksi mahasiswa berbagai kota tadi serempak satu suara, kecuali aksi mahasiswa Jayapura yang mengangkat tema utama tentang rasialisme. Sedangkan aksi mahasiswa lainnya mengangkat 2 isu utama yaitu menolak RKUHP dan menolak revisi UU KPK, dan isu sampingan lainnya soal karhutla, diskriminasi etnis, menolak RUU Ketenagakerjaan, menolak RUU Pertanahan, mendesak RUU P-KS disahkan.
Ada beberapa kejanggalan dibalik aksi mahasiswa ini;
1. Mengapa tiba-tiba mereka bangun dari tidurnya, dan langsung geruduk DPR. Selama ini mereka diam terhadap ketidakadilan, kedzoliman terhadap ulama, kecurangan pemilu, kenaikan harga2, dll?
2. Mengapa PMII demo KPK bela junjungannya, sementara mahasiswa lain demo DPR?
3. Kenapa yg didemo DPR, padahal usulan RUU yg bermasalah itu justru datang dari presiden?
4. Kenapa tiba2 menristek dikti lebih longgar sikapnya terhadap aksi2 mahasiswa seperti ini?
5. Para pejabat tak sesangar menghadapi aksi-aksi umat Islam?
6. Mengapa tidak ada narasi radikalisme yg diopinikan, padahal aksi2 umat Islam selalu diopinikan lebih mengerikan?
7. Mengapa buzzer kelas kakap seperti si Abu Janda, Desi, Ade Armando. Atau buzzer kelas jelata tiba2 kompak diam, terhadap aksi-aksi ini? Hanya ada satu ato dua buzzer kelas bawah yg ribut belum terkoordinasi.
