4. Video

130 15 6
                                    

Di tengah kegiatannya mengiris sosis yang akan dia jadikan hidangan makan malam, Nanda dapat mendengar bel berbunyi di seluruh penjuru rumah. Dengan segera Nanda menuju pintu depan dan mendapati Jimmy yang tersenyum ramah padanya begitu dia membuka pintu.

"Sore bang," sapa Jimmy.

"Iya sore nyo, masuk sini," Nanda mempersilakan. "Gue lagi masak tapi."

"Gue bantuin bang," Jimmy mengekori Nanda. "Sambil nunggu bang Valdo."

"Transaksi video mesum lagi ya kalian," Nanda mengerlingkan matanya.

Jimmy tertawa.

"Jangan sering-sering kalian nonton begituan ah."

"Lha gua jarang nonton bang."

"Emang sebelum lo sebar gak ditonton dulu?"

Jimmy tertawa lagi, "Ya ditontonlah, dicek mantep enggaknya baru jual. Lagian kata bang Valdo abang kadang juga ikut nonton."

Kali ini Nanda yang terbahak, menepuk keras pundak Jimmy, "Ntar kita nonton bareng, mumpung Marvin lagi gak ada."

"Nah makanya bang Valdo minta gua kesini sekarang."

"Pinter!"

Dan mereka tertawa bersama. Sebenarnya Marvin tidak banyak berkomentar dengan kebiasaan Valdo dan Jimmy itu, dia juga pernah menonton sekali dua kali. Tapi Marvin memang yang paling jelas terlihat terganggu walaupun tidak mengatakan apapun, auranya memberitahu semuanya.

Itu yang sering membuat kedua orang itu kikuk jika ketahuan menonton bersama.

"Mau minum apa?"

"Adanya apa bang?"

"Air mineral, tuh ambil sendiri di kulkas."

Jimmy melengos, 'Kalo adanya air mineral kenapa masih nanya mau minum apa?' batinnya.

"Masak apaan bang?"

"Sosis sama mie, tanggal tua nyo."

Jimmy mengamati sosis sapi mentah yang tengah diiris iris Nanda, walaupun terdengar sederhana dia yakin hasilnya cukup layak dimakan jika Nanda yang memasak. Dia jadi tergoda menumpang makan nanti.

"Belanja di gua sini bang, lagi diskon akhir bulan," ujar Jimmy sambil meraih sekaleng kacang polong.

"Diskon apaan?" Nanda tertarik.

"Ya diskon akhir bulan, gue bikin program baru diskon tiap akhir bulan. Udah di acc sama mamah."

"Barang mau expired yang lo diskon?"

"Ngaco!"

"Ya kali aja."

"Kagaklah bang."

"Eh serius apa aja nih yang diskon?"

"Minyak, beras, gula, mie instan, ini nih..." Jimmy mengacungkan kaleng kacang polong di meja, "Lagi diskon juga, sarden-sarden juga. Banyak."

"Sayuran sama daging lo diskon juga?"

"Kalo itu mah masih kekuasaan mamah bang. Ya sono abang bilang sama mamah minta diskon. Kali dikasih, kan ibu-ibu komplek penggemar abang semua. Mantu idaman katanya."

"Nyokap lo nganggep gue mantu idaman juga? Kan anaknya cuma lo."

"Tau tuh kalo muji abang berasa mau pakein rok ke gua."

Nanda tertawa, melemparkan flying kiss ke arah Jimmy yang membuat Jimmy berlagak menangkap sesuatu di udara sebelum membuangnya ke lantai dan menginjaknya.

RANDOM LINE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang