Etika Lingkungan Hidup Saat Naik Gunung:
Tidak meninggalkan apa pun kecuali jejak
Tidak membunuh apa pun kecuali waktu
Tidak mengambil apa pun kecuali gambarGimana? Udah naik belum bulu kuduknya?
Sebenernya lebih serem lagi kalo di cerita nyatanya. Si Rendi di intip sama makhluk astral, dan dia melihat jelas wujud makhluk itu. Tapi rasanya enggak perlu lah saya ceritakan dalam kisah ini. Kenapa?
Enggak ada alasan mutlak, sih. :D
---
Anton hanya mengamini namun dengan syarat ia berada di depan Rendi. Beberapa waktu berlalu, dan beberapa suara-suara aneh mereka acuhkan. Pukul 3 pagi mereka telah sampai di Puncak Bayangan. Tempat campground terakhir sebelum mencapai puncak Penanggungan untuk pendaki yang melalui jalur Tamiajeng.
Dan lagi-lagi kejadian janggal terjadi pada mereka berdua. Saat Anton sedang membuka carrier bermaksud mengeluarkan tenda, tiba-tiba tenda dan sleeping bag tidak ada dalam carrier-nya. Di oyak-oyak dan dibuka resleting dalam carrier-nya masih tidak ketemu. Sementara Rendi yang tengah menikmati tembakau di sebelahnya melihat kawannya sedang kebingungan.
"Ada apa?"
"Tendaku di mana, ya? Padahal tadi aku bawa loh," jawab Anton sembari mencari tendanya.
"Tadi kamu taruh mana?"
"Ya, di dalam carrier lah. Mana yang hilang tenda sama sleeping bag lagi." Anton mulai panik.
"Terus gimana, nih. Jangan-jangan matras kamu juga hilang. Aku enggak bawa tenda sama matras, loh."
"Kalau matras ini ada. Tapi tenda sama SB-ku enggak ada. Aneh, padahal carrier-ku enggak ada yang bolong."
"Ya udah lah, gelar matras aja. Bentar lagi juga pagi. Alamat enggak tidur dah," ujar Rendi sambil terkekeh.
Anton hanya diam tidak menghiraukan. Ia masih sibuk mencari sleeping bag dan tendanya.
"Udah lah, enggak usah dipikir. Tadi kamu bilang mau menghibur aku di sini. Eeh, malah kamu sendiri yang panik," ledek Rendi.
Mendengar perkataan Rendi, ia jadi teringat janjinya tadi. Kemudian Anton mencoba untuk merelakan kehilangan sleeping bag dan tendanya. Meski masih saja ia membahas itu dengan Rendi.
"Kamu inget nggak, Rend. Tadi aku sempet bilang kalau punggungku sempet berat enggak bisa gerak? Tapi setelah kamu tabrak dari belakang, rasa berat itu tiba-tiba hilang. Terus jadi enteng banget di belakang punggungku," jelas Anton panjang lebar.
"Jadi kamu nuduh aku yang ambil!" tukas Rendi.
"Enggak begitu, Rend. Tapi–" Belum selesai Anton menjelaskan, Rendi menimpal, "Tapi apa? Udah lah, kamu nuduh aku, 'kan?" bentaknya.
"Rend, aku enggak nuduh. Cuma di sana tadi ada hal yang janggal. Terus ...." Belum selesai menjelaskan, terdengar suara dari atas. Seperti suara wanita mengendus-endus kelelahan. Mereka berdua pun mendengarnya. Kemudian di susul dengan suara teriakan seorang pria, seperti sedang memanggil. "Hoiii!"
Karena mereka berpikir ada pendaki lain di atas, Rendi menyahut panggilannya, "Woooy!"
Tapi sudah tidak ada balasan. Suaranya hilang.
"Wooy! Ada orang di sana?" Pekik Rendi memastikan kembali.
Tiba-tiba hawa menjadi sangat dingin. Mungkin karena mereka tidak memakai tenda dan sleeping bag di sana. Tapi saat sebelum suara itu ada, mereka tidak merasa dingin. Dingin memang dingin, namun hanya dingin pada umumnya saat di gunung.
Anginpun terasa mengembus begitu kencang. Beberapa menit mereka bertahan, semoga tidak terjadi hipo di antara mereka. Jika terjadi, maka akan sangat merepotkan.
Di sela-sela hawa dingin, suara itu kembali memanggil. Dan dibalas oleh Rendi, namun tidak ada balasan kembali.
***
Karena hari mulai terang, matahari sudah mengintip dari ufuk timur, mereka memberanikan diri menghampiri sumber suara yang ada di atas. Mereka yakin bahwa di atas ada banyak pendaki dan yakin mereka sedang digoda oleh orang-orang yang ada di atas.
Namun sepanjang perjalanan sampai di atas puncak gunung, tak ada satu pun orang yang ada di sana. Mereka heran sedikit takut, lucu tapi tak bisa tertawa. Keduanya hanya saling bertatapan dan menggelengkan kepala.
***
Wah, kok aneh, ya?
Bisa-bisanya mereka di kerjain sama makhluk yang tak kasat mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Alam Lain [END]
HorrorCerita ini diambil dari kisah nyata. Namun saya memastikan kembali bahwa cerita yang ada didalamnya akan saya atur ulang sedemikian rupa. Bahkan mungkin bisa dibilang berlebihan dalam cerita yang saya buat. Jadi intinya, tidak semua dalam cerita ini...