Cinta? Menguraikan makna cinta tampaknya aku mulai lelah. Setelah aku memutuskan hubungan dengan Nasya Aliyah, aku lelah dengan namanya perasaan. Untuk beberapa saat aku ingin kesendirian, menikmati duniaku tanpa harus mengerti dunia orang lain yang sangat rumit. Terutama dunia mu wahai tokoh utama cerita ini. Duniamu sangat rumit untuk diriku, tetapi semakin rumit dirimu semakin tertarik aku untuk mendapatkanmu kembali.
Perlahan aku mulai kembali dengan duniaku. Menghubungi teman teman lama ku untuk diajak senda gurau. Mencari teman baru dan lingkungan baru, serta mencari hobi baru yang bisa membuat diriku sibuk. Yah tepat nya sibuk untuk tidak memikirkan dirimu. Untuk beberapa saat aku tahu itu bisa mengalihkan duniaku, tetapi saat aku sendiri berdiam diri dikamar dengan ditemani oleh bayangan serta kepenatan yang melanda, aku kembali mengingatmu.
Terkadang semesta sering bercanda, kemanapun aku pergi apakah tempatku berpulang adalah dirimu? Jika tidak, mengapa kemanapun aku pergi kamu selalu menghantui diriku dengan kenangan kenangan yang kita lalui sewaktu dulu.
Oiya, aku baru saja melihat fotomu. Matamu sayu, mengapa? Apakah kau habis menangis?
Senyumu tidak selepas dulu lagi. Mengapa dengan dirimu? Apa yang membuat mu seperti itu? Jika yang membuatmu menangis adalah manusia, aku ingin menghajar dia. Menghajar dia sampai dia tahu bahwa dirimu adalah makhluk yang tidak pantas untuk dibuat menangis olehnya.Singkat cerita satu tahunpun telah berlalu, hari demi hari telah kulewati dengan kesendirianku. Aku pun mulai kehilangan kabarmu. Kamu yang selalu membantu diriku yang dulu, tampaknya tetap membantu diriku saat ini. Membantu untuk melupakanmu dengan cara memblokir semua akun ku agar tidak bisa mencari tahu kabarmu. Yah benar karena caramu aku kehilangan banyak kabar perihal dirimu, tetapi karena caramu pula aku mulai sedikit kehilangan semangat untuk memperjuangkanmu kembali. Saat itu aku merasa bahwa kamu benar benar tidak ingin diganggu oleh diriku yang kelam itu.
Untuk beberapa saat aku menyerah terhadap diriku sendiri untuk memperjuangkanmu kembali. Pemikiran dan perasaanku seolah olah sedang berargumen bahwa untuk memperjuangkanmu apakah selelah ini. Kamu yang tidak peduli juga perihal perjuanganku itu. Ingin rasanya aku menyerah, tetapi belum saatnya aku menyerah.
Rizky Darmawan Darus
Medan, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear
Non-FictionUntuk seseorang yang sangat kusayangi dan telah pergi meninggalkan. Aku sangat merindukanmu.