Empat Bulan

64 1 2
                                    

Kau ingat tidak waktu itu? Pada hari Kamis pagi tepatnya tanggal 23 Maret 2016. Yah empat bulan kita. Memang waktu yang kujalani dengan mu sangat singkat. Aku tahu itu, tapi aku tidak peduli seberapa singkat hubungan yang  aku dengan dirimu jalin saat itu. Dirimulah yang memberikan ku sangat banyak kesan serta pelajaran. Dari dirimu aku bisa sedikit lebih mengerti apa itu maknanya hidup. Hari hariku yang saat itu kelam dan gelap kau berikan cahaya  ibaratkan mercusuar yang berada di laut gelap. Dengan senyumu yang sangat indah tersebut telah memberi tahu diriku bahwa tidak semua senyuman bermakna bahagia.

Sewaktu itu kau memberikan surat kepadaku.

Surat adalah suatu pesan yang tidak bisa tersampaikan melalui lisan. Perihal surat, aku masih menyimpan surat darimu. Kertas warna warni sebanyak tiga lembar yang kau berikan sewaktu pelajaran fisika tersebut masih ku simpan disuatu tempat. Kertas yang sewaktu itu tidak kuperdulikan saat kau memberikannya kepadaku. Sehingga kau marah besar dan membuang surat itu ke tempat sampah. Bodohkan aku? Yah aku tahu itu. Aku sama sekali tidak menghargai dirimu yang bersusah payah membuat tiga kertas surat untuk diriku. Memikirkan sebuah kata yang bermakna langsung dari pemikiran serta perasaanmu itu.
Kau tahu tidak? Sewaktu itu aku benar benar ingin mengambil dan membaca surat mu langsung. Aku sangat senang kau membuat surat untuk diriku. Mengapa? Karena aku tahu surat tersebut kau buat melalui perasaanmu langsung. Tetapi aku tidak melakukan itu, yah tepatnya mengambil dan membaca surat darimu. Aku tidak tahu dengan diriku saat itu. Mengapa aku selucu itu untuk tidak sedikit saja memperlakukan dirimu ada dan tidak bersifat acuh. Kau marah, aku tahu dari raut wajahmu saat itu. Aku bingung harus apa. Seharusnya aku membujukmu saat itu, bukan mendiamkan mu lebih lama lagi.


Seusai sekolah bubar, diam diam aku mengambil kertas tiga lembar yang kau buang dengan murka ke tempat sampah yang penuh dengan kotoran itu. Aku membersihkan sedikit saos yang terkena di surat tersebut dan pada saat yang sama aku membacanya. Aku tersenyum membaca suratmu yang sedikit lucu dan gombal itu hahahaha. Tapi walaupun begitu aku tetap menyukai setiap kata yang kau tulis percis di kertas itu.

"Kadang, kamu menjadi alasan aku buat semangat sekolah *eak. Sungguh, ketidaksempurnaanmu yang menawan, beda dari yang lain. I know that somethin has change. Althought bored make us far, but my feelin to you never being far ♡"

Surat ketiga yang kau tulis tersebut berhasil membuat ku tersenyum sangat lebar serta membuatku merasa bahwa kebahagiaan itu adalah sederhana. Mengakui keberadaan ku dan juga dengan sudut pandangmu yang berbeda dari yang lain adalah caraku menyukaimu juga tahu.


Rizky Darmawan Darus
Medan, 2019

DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang