.・✫・゜・。.

2.8K 200 13
                                    

X. XX 2019.




Seandainya aku tak memiliki sifat egois itu, mungkin jalan takdir kita kan berbeda kan, dik?

Mungkin kau masih di sini sekarang. Di sisiku dan menikmati pemandangan indah di mana kini Ayah dan Ibu duduk bersama tanpa pertikaian seperti saat kita kecil dulu.

Namun, seandainya hanyalah satu kata pengharapan yang akan selalu menjadi kata yang semu.

Kau tahu, dik? Berkat dirimu, kedua orangtua kita kembali bersatu. Gaun putih dan tuxedo hitam pemberianmu itu telah menyatukan mereka tepat seminggu kepulanganmu.

Aku tidak begitu percaya dengan sebuah keajaiban. Namun, setelah semua hal yang terjadi ini, tentu aku tidak bisa untuk tidak mempercayainya lagi.

Catatan kecil berisi harapan yang kau tulis, adalah bukti jika keajaiban itu ada.

Terimakasih. Juga, maafkan Kami.

Koo.. Maafkan kami yang datang terlalu lambat. Membuatmu menunggu terlalu lama yang pada akhirnya tidak memberikanmu kebahagiaan seperti apa yang kau harapkan.

Namun, do'a dan harapanmu soal bersatunya kembali keluarga kita, Tuhan t'lah mengabulkannya. Dan aku akan menjaganya. Tidak peduli badai apa yang akan kembali menanti, aku akan menjaganya.

Seperti kau yang menjaga kami dengan keajaiban yang kau harapkan.

Koo, adikku. Sebuah lonceng kecil pemberianmu telah terpasang apik di samping jendela kamarku. Lonceng dengan harapan akan menemaniku lewat bunyinya yang unik. Lonceng yang akan mengingatkanku pada eksistensimu yang mencandu.

Lonceng yang akan mengurai sedikit rasa rinduku padamu.

Koo, tahu tidak? Hobi mu yang selalu merekam segala hal yang kau lakukan itu kini menjadi obat terkuat kami, kala rasa rindu mulai menggerogoti seluruh tubuh kami.

Handycam pemberian Ayah itu selalu terputar, dan kami bertiga akan melihatmu dengan senyuman kelinci yang kami rindukan.

Ibu akan selalu menangis dipelukan Ayah, dan aku tahu bahwa kau bahagia melihat kami kembali berkumpul seperti ini di atas sana. Meski ini juga menyakitimu untuk membiarkan air mata tak pernah lelah mengalir dikedua pipi kami 'kan?

Biarlah..

Mungkin ini adalah cara Tuhan membalaskan rasa sakitmu selama ini.

Koo.. Sampai kapan pun, kau adalah bungsu kesayangan kami. Nama mu takkan pernah menghilang dan akan selalu berada di ruang terindah dalam hati kami.

Koo, sampai jumpa di kehidupan berikutnya, dengan takdir yang lebih bahagia. Juga kau sebagai bungsu kami kembali.




Benar-benar selesai.














Mengerti dengan alurnya? Belum?:v

Jadi, chapter mulai dari Bahagia sampai Bahagia Bersama Keluarga (sampai tanda ●○●) itu sebenarnya adalah behind the scene dari video yang Yoongi dan kedua orangtuanya tonton dari handycam KooKoo. Yups, seperti itulah jalan ceritanya😂

Semoga mengerti:v
Dan mon maap ini abal banget:v

Kritik dan saran sangat dibutuhkan^^

Btw, mau bilang hbd buat KooKoo tapi udah lewat kan yah:v
So, HAPPY BIRTHDAY TO ME! sajalah kalau begitu😂🎉🎊😂


Ditulis selama tiga hari menjelang my birthday:v

Bahagia Bersama Keluarga [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang