Sebuah buku kecil tersimpan di kedua tangannya. Tidak ada yang menarik dari benda bersampul cokelat itu. Tetapi ia memiliki ketertarikan yang aneh saat menatapnya. Itu seperti buku itu menariknya untuk kemudian menempatkannya pada rasa penasaran yang memusingkan bila tak segera ia tuntaskan.
"Itu miliknya."
Suara itu membantunya untuk tersadar dari dunia kecilnya, dan ia mendongak. Sepasang suami istri paruh baya itu masih setia memberikan sebuah senyum yang jika kau lebih detail lagi menelitinya, maka kau hanya akan menemukan kesedihan di sana. Mereka juga memiliki wajah pias dengan kantung hitam yang jelek di bawah mata. Tidak ada tanda bahwa mereka memiliki hari yang cukup menyenangkan belakangan ini— atau entah sudah berapa lama mereka memiliki wajah itu; Wajah seakan tidak lagi memiliki semangat hidup.
"Dia selalu mencatat apapun yang baginya sangat penting ke dalam sana. Itu adalah benda kesayangannya."
Ketika mendengar penuturan lirih itu, secara tidak sadar, ia melirik pada pintu bercat putih yang samar masih terlihat di lantai dua pada rumah besar itu. Dan pikiran-pikiran tidak menyenangkan semakin memenuhi kepalanya. Ia tidak mengerti, sama sekali tidak ketika ia justru menemukan kedua kepalan tangan nya meremat buku kecil itu dengan erat.
"Apa kau sudah siap?"
Nada pelan dari sampingnya membuatnya menoleh, mendapati senyum menenangkan yang selalu berhasil membuatnya merasa aman dan bebas. Maka tanpa ragu —seperti hal nya sebuah keputusan besar yang telah ia ambil untuk sampai di sini— ia mengangguk, dengan sorot keyakinan penuh yang membuat sosok pria yang lebih tua darinya di sampingnya itu kembali menampilkan senyum merekahnya.
"Kalau begitu, mari kita mendengarkan dengan baik."
Lalu pada detik dimana ia kembali mengangguk, secara otomatis, suasana menjadi lebih serius daripada sebelumnya.
Namun ia masih melihat keraguan dari sorot satu-satunya wanita paruh baya di sana. Sebuah genggaman lembut mendarat di atas tangan wanita itu. Sang suami memberikan sebuah kehangatan yang menenangkan. Ia bisa tahu dari bagaimana wanita itu mulai merileks dan membalas senyuman sang suami.
"Saya akan memulai dari lembar pertama yang anda buka."
Itu adalah ketika ia mulai membuka buku bersampul cokelat itu. Dan yang ia lihat, hanya terdapat dua garis kalimat pendek di sana.
Wanita itu menarik napasnya dengan dalam seolah mengumpulkan kekuatan untuk mempersiapkan hatinya. Lalu,
"Mereka—"
•••
Coba mampir, siapa tau bakal suka!👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia Bersama Keluarga [✔]
Fiksi Penggemar「 FANFICTION」 [s̷e̷l̷e̷s̷a̷i̷✔] ᴜɴᴛᴜᴋ sᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴇᴀᴊᴀɪʙᴀɴ, ᴅᴀɴ ᴜɴᴛᴜᴋ sᴀᴛᴜ ʜᴀʀᴀᴘᴀɴ. ᴘᴜʙʟɪsʜ-ᴇɴᴅ: 27/09/2019.