One

8.2K 482 12
                                    

Ciao!

Ketemu lagi kitaaah.. ada yang nunggu??

*

*

Dih! Sudah sore tapi matahari masih begitu menyengat. Aneh padahal dah mau terbenam tapi koq panasnya masih aja bikin gerah.

Gak henti hentinya keringat mengalir dibalik jaketku yang kesempitan. Duh, perasaan baru dibeli 3 bulan lalu tapi sudah sempit lagi. Badan, ampun deh bertingkah terus.

Tugas iklan kali ini harus cepat dikerjakan mumpung wangsit sudah dikepala. Belum lagi deadline kerjaan sudah mepet banget. Bisa bisa digantung bonus bulan ini sama Mas Prima. Jangan sampai.

Aku menancap gas motorku untuk segera masuk parkiran gedung. Sudah mau magrib pastinya kantor mulai penuh. Alamat pulang malam lagi dijamin.

Beginilah nasib jadi seorang copy writer. Tugasnya kebanyakan ngalong alias ide ide biasanya keluar pas tengah malam. Bener bener kayak wewe gombel dah malem malem masih keliaran di kantor.

Tiiiiitttttttt

Tiba tiba aja motorku hampir bertabrakan dengan mobil hitam mewah yang baru aja keluar dari parkiran. Sayangnya, sijago sudah tidak mampu lagi aku rem hingga terjadi juga

Brrukkk

Sukses!

Motorku mencium body depan mobil mewah itu dan terkapar tak berdaya. Badanku langsung tertimpa body si jago tanpa ragu lagi.

Setengah memaksakan diri, aku berupaya menarik badanku dari bawah motorku.

"Pak.. pak.. gak apa apa?" Sebuah suara menyapaku cemas.

Aku melihat seorang bapak paruh baya menatapku dengan pandangan kuatir.

Hadeuh, kenapa dipanggil Bapak?? Aku kesal bukan main.

Aku buka helmku dan terpampanglah tampangku yang sebenarnya.

"Eh mbaa.. maaf.. saya pikir laki laki. Ayo saya bantu.." cetusnya lalu membantu menarik tanganku.

Akhirnya. Hufff.. aku bisa bangun juga dengan lutut dan kaki terasa linu karena tertimpa motor besarku.

"Kamu gak papa?"
Sebuah suara lain menyapaku dengan suara baritonnya.

Sambil memijit mijit lututku yang terasa linu, aku menengadahkan kepalaku ke sumber suara.

Wow! Bening banget.

"Gak apa apa gimana? Kaki kiri saya nyeri ini."

"Bisa jalan? Saya antar ke dokter"

Aku menengok pergelangan tanganku demi melihat jam berapa sekarang.

"Saya buru buru. Lain kali saja."

Dengan agak terpincang pincang, aku menaiki motorku yang sudah ditegakkan oleh bapak tua itu. Aku harus segera menyelesaikan deadlineku. Sakit belakangan lah

"Hey.. nanti nyeri kamu tambah parah kalau gak diobati." Teriak laki laki itu ketika melihatku malah menyalakan motorku dan bersiap pergi

Aku melambaikan tanganku tanda tak masalah. Setelah memakai kembali helmku, aku langsung menyalakan kembali motorku dan pergi dari sana.

Deadline deadline, aku harus cepat!

"Ide loe keren kali ini Del."
Puji mas Prima melihat hasil layout iklanku.

Ti Amo Bella !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang