Two

5.6K 438 6
                                    

Bonus buat kelean.
Thankies responnya 😍

Tahu tahu TAB rank #1 dihastag Jomblo. Mantul gaes.

Enjoy!


Bukannya langsung membahas materi iklan yang dia kritik habis habisan tadi, ini malah memaksaku pergi ke klinik kantor setelah pak Hans pamit.

Dan disinilah aku. Digiring seperti seekor ayam dengan lengan setengah diseret mahluk ganteng tapi sompret, ke sebuah klinik kantor yang ada di lantai tiga. Ini klinik khusus perusahaan sepertinya.

Seorang wanita berjas putih memeriksa kakiku yang memang memar dan belum aku kasih apa apa dari kemarin. Dia juga memeriksa nadiku dan suhu tubuhku.

"Gimana dok?" Tanyanya.

"Hanya memar saja Pak. Agak demam juga tapi gak tinggi. Tapi mungkin efek jatuhnya kemarin karena tubuh trauma"

"Perlu di rontgen gak?"

"Tidak usah. Tapi kalau mau lebih yakin silakan ke rumah sakit. Nanti bisa saya kasih pengantar"

Aku yang merasa jengah dengan percakapan itu, langsung saja berdiri dan bermaksud pergi keluar. Berlebihan sekali tuan sompret itu!

"Heyy.. kita rontgen dulu. Tunggu" tegurnya dan menarik kembali lenganku

Aku semakin mendelik kesal kepada laki laki itu.

"Saya sehat dan hanya perlu istirahat. Gak usah lebay kenapa!" Erangku kesal.

"Tapi..."

"Saya mau kembali bekerja. Biar cepat selesai urusan kita. Sekarang" Putusku lalu melangkah keluar ruangan klinik itu.

Tak lama, laki laki itu mengikutiku dan kami masuk ke dalam lift setelah terbuka.

Hening

Aku malas memulai percakapan.
Dia juga merasa kesal akan kekeraskepalaanku sepertinya.

Tak lama kami tiba diruangan rapat sebelumnya dan aku bergegas mengeluarkan laptopku dari ransel coklatku.

Dia ternyata mengekoriku dan duduk disampingku ketika aku mulai membuka desainku.

"Tolong kasih tahu mau yang seperti apa supaya saya bisa segera revisi." Tuturku setengah hati

Terdengar dia menarik nafas lumayan panjang disebelahku.

"Saya minta konsep nature nya di tonjolkan. Produknya kan bersumber dari alam. Jadi kesan klasik dan natur lebih ditingkatkan. Kalau yang kamu buat itu modernnya terlalu kuat"

Aku hanya mengangguk lalu mulai mengerjakan apa yang laki laki itu minta.

Sambil mengotak atik desain, aku menyalakan mp3 di laptopku. Sudah jadi Kebiasaan agar ide ide mengalir deras dari kata kata lagu itu.

Baru setengah jam diruangan, pintu ruangan diketuk.

Seorang perempuan cantik berblazer merah muda masuk dengan membawa sebuah baki makanan.

Ti Amo Bella !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang