Esok harinya, pagi-pagi sekali, Calla menelepon Kelly, memberitahu sahabatnya itu mengenai kegagalannya mendapatkan tiga puluh ribu dolar. Entah ke mana lagi dia akan mencari uang, yang jelas Calla tidak mempunyai cara lain dan waktu. Sebentar lagi, Dante akan datang ke apartemennya untuk menagih janji.
Hanya berselang beberapa menit, tiba-tiba saja Kelly sudah berada di ambang pintu kamar Calla. "Aku di sini! Ayo, ceritakan apa yang terjadi semalam! Kenapa si Tua renta itu tidak mau membayarmu?"
Dari atas tempat tidur, dalam posisi bersandar ke punggung ranjang, Calla mengangkat wajah dan terbengong-bengong. "Kelly, kau seperti hantu. Kita baru bicara di telepon. Kenapa kau sudah ada di sini?"
Kelly tertawa. "Aku berada dalam perjalanan ke sini saat kau meneleponku tadi. Memangnya kau tidak mendengar suara berisik jalanan di telepon tadi?"
Kelly masuk ke kamar Calla, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tengkurap di samping Calla. "Kenapa si Tua bangka itu tidak mau membayarmu? Ayo ceritakan padaku."
Calla turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Sesaat kemudian Calla kembali sambil membawa sekotak susu. Setelah meneguk susu langsung dari kotaknya, Calla menceritakan semua peristiwa semalam pada Kelly termasuk tawaran pekerjaan dari pria aneh itu.
"Five hundred thousand bucks?!" Kelly tercengan mendengar narasi Calla. "Seharusnya kau tidak menolaknya, Calla. Itu uang yang sangat banyak," tambah Kelly.
Calla mengerucutkan bibir sambil menatap Kelly kesal. "Kelly, kau terlihat seperti mucikari."
"Masalahnya—"
Ting tong! Suara bel memangkas penjelasan Kelly. Sementara itu, Calla langsung membulatkan mata dan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Ia tahu siapa yang datang ke apartemennya dan mulai panik. Tangannya meremas kain pembungkus bantal dengan erat.
"Sial! Itu pasti Dante. Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Aku tidak punya uangnya, Kelly. Aku harus bilang apa?"
"Kau tenang saja, Calla. Dante itu tergila-gila padamu sejak kelas 9. Dia tidak akan mungkin macam-macam padamu."
Kelly ke luar dari kamar Calla, lalu membuka pintu. Benar dugaan Calla bahwa tamu yang datang adalah Dante. Seperti biasa, pria keturunan Italia itu masuk ke apartemen Calla tanpa izin. Ia kerap memperlihatkan kearoganan dan dominasinya pada warga di sana.
"Mana, Calla?" Dante bertanya sambil mengangkat wajah dan mencari-cari keberadaan Calla.
"Aku di sini!" Calla keluar dari kamarnya. Gadis itu masih memakai piama birunya. Tidak perlu merapikan diri hanya untuk menemui seorang Dante Calderall. Pria menjengkelkan itu layak mendapatkan penampilan terburuknya, pikir Calla.
Dante menatap Calla penuh kemenangan. Sepertinya pria itu tahu keadaan Calla yang tidak bisa membayar ganti rugi biaya perbaikan mobilnya. Ia lalu tersenyum. "Apa aku sudah bisa membawa uang biaya perbaikan mobilku?"
Calla mengembus napas panjang. Dia akhirnya berkata jujur, "Aku tidak punya uangnya."
Dante merasa terbang ke langit ke-7 mendengar jawaban Calla. Pria bermata cokelat dan bertubuh tinggi atletis itu kembali tersenyum. "Jadi, kau mau kencan denganku? Menjadi gadisku?"
"Yep!" Calla terpaksa pasrah lantaran tidak punya pilihan. "Tapi, hanya kencan biasa. Aku tidak mau tidur denganmu. Ya, setidaknya sampai—"
"Deal!" Dante memotong penjelasan Calla dan langsung merangkul pundak gadis itu. "Kau menjadi pacarku mulai sekarang," kukuhnya, kemudian melemparkan tatapannya pada Kelly. "Kelly, kau saksinya kalau sekarang dia sudah menjadi pacarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Paradox
RomanceBerisi konten dewasa. Bijak dalam memilih bacaan. 18+ Judul awal: Chasing Commitment ====== Calla Stones tidak pernah menduga bahwa perjalanan hidupnya akan semenarik ini. Terlibat perjanjian dengan pria kaya yang misterius dan menyebalkan, berpacar...