31 End

2.2K 192 115
                                    

BUUGG!


Jaebum refleks mengangkat kedua tanganya yang sedang memegang sebuah mangkuk berisi cereal dan segelas susu ke atas kepala, ketika sebuah bantal di lempar Jinyoung ke arahna dan berakhir terkena dagu dan badannya.

"Ngapain masih disini?!" nada suara Jinyoung jutek, mimik wajahnya garang.

"Membawakan sarapan untuk kesayanganku yang ada di perutmu." jawab jaebum santai sambil berjalan ke arah ranjang.

Jawaban jaebum bukan membuat mood Jinyoung membaik, wajahnya semakin tertekuk. Sekarang kesayangan Jaebum hanya yang ada di perutnya. Kedua tangan Jinyoung merangkul perutnya, ia melemparkan tatapan ke Jaebum yang kini duduk di sampingnya. "Benarkan kau hanya ingin anak-ku bukan mencintaiku sungguhan!!"

"Sayang--"

"Tidak usah memanggilku sayang! Sudah jelas jawabanmu tadi ya!"

Jaebum menghela napas berat, ia memberikan gelas berisi susu itu ke Jinyoung, namun dihiraukan.

"Karena kau masih marah padaku jadinya aku bilang seperti itu. Pagi-pagi aku sudah diserang dengan bantal."

"Kau pantas!"

"Iya-iya. Minum dulu susunya, hm?"

Masih dengan bibir menggerucut, Jinyoung mengambil gelas itu, tangan mereka tidak sengaja bersentuhan lalu Jinyoung menarik gelas itu kasar dan berdecak dengan wajah judes. Pemuda manis itu meneguk susunya sampai habis.

Ngambek saja menggemaskan. Batin Jaebum.

"Cerealnya."

"Gak mau! udah pulang sana!"

"Park Jinyoung, habiskan cerealnya lalu kita bicara dan selesaikan masalah ini dengan kepala dingin ya. Jangan marah-marah terus, kasian Little Bubble, dia pasti ikut sedih." Jaebum mencoba membujuk pemuda keras kepala yang sangat ia cintai itu.

"Suapin!"

"Marah tapi manja." gumam Jaebum sangat pelan sambil senyum sumringan.

"Kau bilang apa?!"

"Tidak sayang. Aa~" Jaebum menyuapi cereal itu. Jinyoung makan dengan lahap sampai cerealnya habis.

Setelah selesai, Jaebum meraih kedua tangan Jinyoung, menggenggamnya erat. Tidak ada penolakan sama sekali dari pemuda manis itu, hanya saja wajahnya masih tertekuk dan bibir menggerucut.

Jaebum menjelaskan kisahnya dengan Yerin dulu, bagaimana mereka bertemu, dekat dan menjadi sepasang kekasih sampai akhirnya Yerin memutuskan sepihak untuk pergi. Benar Jaebum berjanji akan menunggunya dan menikahi gadis itu, namun saat itu Jaebum masih remaja belia yang di mabuk cinta.

Alasan jaebum tidak bisa menolak ketika Yerin tiba-tiba hadir di rumahnya adalahnya ia merasa bingung dan tidak enak. Ia ingin mengatakan pada Jinyoung terlebih dahulu, menjelaskan baru memberitahu Yerin. Mana tahu kejadiannya malah seperti ini.

"Jadi sayang, percayalah padaku. Aku mencintaimu tulus dan aku ingin menjadikanmu pendamping hidupku satu-satunya, ibu dari anak-anak kita kelak. Bukan hanya Little Bubble, aku ingin memiliki bayi-bayi lucu lainnya dan membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia. Aku igin membahagiakanmu dan menunjukan padamu bahwa di Dunia ini masih ada cinta keluarga yang tulus."

Tanpa sadar Jinyoung menitikan air mata mendengar semua perkataan Jaebum, ia terharu. Jaebum langsung merangkul dan mendekapnya erat, "Don't cry Baby, I love you. Please trust me."

"Hikkss..A-Aku juga. Jangan rusak kepercayaanku hyung, jangan buat aku sedih lagi."

"I promise Jinyoung. Aku dan Yerin sama sekali tidak ada hubungan apapun."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love Research (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang