14

2.4K 240 32
                                    

WARNING 🔞, bijaklah dalam memilih cerita.
.
.
.
.
.

Jinyoung terbangun, badanya terasa remuk. Kali ini ia terbangun dengan kondisi mengingat semua.

Wajahnya terasa hangat, ia yakin pipinya merona merah. Jinyoung menggedarkan pandangannya keseluruh ruangan kamar, ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Jaebum.

Krrukkk~

Perutnya berbunyi, cacing-cacing di perutnya sepertinya sedang demo. Sejak pagi ia memang belum makan.

Jinyoung mengambil handphone di nakas untuk melihat jam. "Oh." Ia kaget, sudah jam 2.00 siang. Ia tertidur cukup lama dan Jaebum tidak membangunkannya.

Dengan susah payah ia bangun dari ranjang dan berjalan terseok-seok ke kamar mandi. Bagian belakangnya sakit dan perih. Untuk berjalan ke kamar mandi rasanya begitu menyiksa.

Sekelebatan momen panas tadi pagi berputar kembali bagai film dikepala Jinyoung. Ketika ia melihat pantulan tubuhnya di cermin. Badannya penuh dengan bekas gigitan, kissmark. Jaebum menandai setiap jengkal kulitnya.

"Ya Tuhan, ini sangat memaluk." Jinyoung mengusap wajahnya kasar. Ia tidak bisa menghilangan kejadian tadi pagi. Hanya membayangkan kembali apa yang mereka lakukan, membuat tubuhnya panas dan miliknya kembali berkedut.

"Aku tidak tahu bercinta bisa seenak ini."

Jinyoung memutuskan mandi dengan air dingin, padahal di kamar mandi tersedia shower dengan air panas dan juga bathtube

****
Selesai mandi, Jinyoung berpakaian rapi. Celana pendek dengan kaos putih lengan pendek dan sweater biru untuk melapisi. Udara di luar panas, Jinyoung tidak mau kulitnya terbakar. Apalagi ia sedang berada di tengah laut.

Jinyoung berjalan keluar dan mencari Jaebum. Belum juga ia bertanya, salah satu pelayan mendekatinya. "Anda sudah bangun? Tuan Im menunggu di dek belakang, ia menyuruh anda menyusul kesana."

Jinyoung tersenyum dan membungkuk ramah lalu segera menyusul Jaebum.

Jaebum sedang memancing dengan seseorang yang Jinyoung tidak kenal.

"Jaebum."

Jaebum menoleh. "Jinyoung, kemarilah."

Jinyoung mendekati, ia berdiri disamping Jaebum. "Jinyoung, kenalkan ini Sungjae. Dia kapten kapal disini. Kami sedang memancing ikan. Kau suka sashimi?"

Jinyoung mengangguk. "Sudah berapa banyak yang tertangkap?"

Jaebum menunjuk ember yang tidak jauh dari kakinya. Pandangan mata Jinyoung langsung beralih ke ember itu. Ada lima ikan dengan ukuran yang lumayan disana.

"Kau mau mencobanya? Ini sangat menyenangkan." Jaebum memberikan alat pancingnya ke Jinyoung.

Dengan senang hati Jinyoung menerima dan mencoba untuk memancing. "Jaebum, aku lapar." Ia menoleh sebentar dan merengek.

"Tunggu disini sebentar. Aku buat sashiminya dulu."

Jinyoung takjub. "Kau buat sendiri?"

"Hanya memotong ikan, apa susahnya. Aku akan membuat saos juga. Sashimi buatanku yang terbaik." Kata Jaebum bangga.

Jinyoung menggedihkan bahu acuh dan kembali fokus pada alat pancingnya.

My Love Research (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang