Chapter 5 : Mad Hatter

3.3K 283 17
                                    


Playlist : Mad Hatter - Melanie Martinez

****

Aku melihat Alexa sempat kaku sesaat setelah mendengar kalimat ku barusan. Yah, semua wanita yang waras pasti akan bereaksi seperti Alexa. Wajar saja jika ia seperti itu, ia sudah begitu dalam mengetahui sisi gelapku. Tidak ada satu orang pun yang tahan jika mengetahui seorang pembunuh melamarmu bahkan menyatakan cinta padamu. Semua orang pasti akan ketakutan dan lari. Mereka pasti akan mencoba untuk bersembunyi. Tapi tidak dengan Alexa, meskipun aku tahu ia menyembunyikan kedua orang tuanya di sebuah negara bernama Indonesia. Tapi ia tidak lari, bahkan ia berani menatapku dengan tatapan tajam menusuk. Well, itulah kenapa aku jadi sangat menyukainya.

"Tidak." tiba-tiba suara lembut Alexa menginterupsi. Aku mengernyitkan dahi ku dalam mencoba meredam emosi yang ingin keluar. Aku benar-benar ingin membekapnya saat ini dan membiusnya lalu ia akan kubawa ke rumahku, istanaku. Dan segera, akan ku jadikan ia ratu sekaligus permaisuriku disana.

"Kenapa?" tanyaku tidak suka. Tanganku tanpa sadar mencengkram erat tangannya hingga ia meringis kesakitan kemudian menghempaskan cengkraman tanganku dengan kasar.

"Kau tidak bisa menolaknya, Alexa. Kau tidak bisa!" kataku emosi.

"Jangan coba-coba memaksaku, Mr. Hemlock. Aku sangat tidak suka dipaksa." balasnya dingin. Kemudian pergi meninggalkanku begitu saja. Aku menggeram marah dan menatap nyalang sosok Alexa yang perlahan menghilang ditelan kerumunan para pejalan kaki. Aku benci ditolak. Belum pernah ada yang menolakku selama ini, termasuk para korbanku. Mereka bahkan dengan sukarela menyerahkan diri padaku meskipun mereka akhirnya hanya menjadi seonggok tubuh tak bernyawa.

Aku pun segera berbalik menuju mobilku. Aku benar-benar butuh pelampiasan saat ini.

Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Tertera nama Kathy di sana. Aku pun menyeringai.

"Ya, baby doll. Aku juga sangat merindukanmu. Baiklah, aku akan menunggumu." kataku manis.

Ah, saatnya berpesta!

****

Sesampainya ia di mansionnya, Mr. Hemlock pun segera turun dari mobilnya dan berjalan santai memasuki istananya itu. Sekilas dari luar mansion itu terlihat biasa saja, dengan desain modern dan mewah. Namun, tidak ada yang tahu kalau di setiap sudut rumah tersebut tersembunyi beragam macam perangkap yang di gunakan untuk mencegah para korban agar tidak bisa lari. Dan juga jangan lupakan di setiap sudut rumah terdapat cctv untuk mengawasi gerak-gerik setiap orang yang ada di mansion itu.

Dan kini Mr. Hemlock menyuruh Richard, kepala pelayannya, untuk menyiapkan kamar red-bunny untuk ia berpesta saat ini.

Red-bunny adalah code name untuk kamar terburuk. Itu adalah kamar dengan tingkat penyiksaan yang tidak dapat di duga dan tidak pernah ada yang berhasil keluar hidup-hidup dengan atau tanpa anggota tubuh yang masih utuh. Mereka semua berakhir sebagai potongan-potongan daging yang akan menjadi makanan untuk anjing-anjing penjaga di sana.

Well, Mr. Hemlock memang sedang dalam mode iblisnya saat ini. Ia benar-benar marah saat Alexa menolaknya, berulang kali. Ia ingin melampiaskannya pada Alexa tapi ia tidak bisa melihatnya tersakiti. Hal itu membuatnya frustrasi dan semakin marah. Maka dari itu ia mengalihkannya pada orang lain. Orang yang menurutnya lebih pantas daripada Alexa nya yang cantik. Membayangkan wajah cantik Alexa hanya membuat tubuhnya semakin tegang, ia benar-benar butuh pelepasannya sekarang juga.





Sebuah mobil mewah berwarna merah menyala berhenti di pelataran parkir mansion. Dan seorang wanita berambut pirang dengan dandanan yang berlebih keluar dari dalam mobil itu. Ia berjalan anggun memasuki mansion dan berhenti saat netra hijaunya menangkap kehadiran Richard, sang kepala pelayan, yang sedang berjalan menghampirinya.

Sir Hemlock (#GLS1) [COMPLETED ON DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang