Kisah Baru

38 8 0
                                    

Medan, 2015.


"Bang, ada lihat hotpants Bubun nggak?" tanya seorang gadis yang sedang membongkar habis isi lemarinya, "kok satu pun enggak ada kelihatan ya?" tanyanya lagi.

"Abang kasih Bi Imah."

Embun mendelik dan memutar tubuhnya memandang Cakra yang sedang tiduran di atas tempat tidurnya, "Serius?"

Cakra mengangguk tak acuh karena ia lebih fokus pada game yang sedang dimainkannya sekarang.

Seketika Embun langsung melompat ke tempat tidurnya, membuat Cakra sedikit terlonjak.

"Bang ... Bubun serius?"

Cakra mengangguk lagi.

"Kenapa Abang kasih Bi Imah?" tanya Embun tak terima.

Cakra mendecak dan meletakkan ponselnya di sembarang tempat.
"Celana kamu yang pendeknya nauzubillah itu lebih cocok dipake sama anaknya Bi Imah yang masih SD tau."

"Abaang ... Kan kita bisa beli yang baru untuk anaknya Bi Imah." kata Embun memelas.

Cakra menghela nafasnya. "Gak perlu. Punya kamu juga masih bagus semuanya."

"Ih... Nyebelin banget sih. Kenapa punya Bubun yang jadi sasaran." kata Embun sambil mengerucutkan bibirnya. "Lagian kenapa dikasih semuanya sih Bang?".

Cakra terkekeh pelan, lantas mencubit pipi Embun saking gemasnya. "Dengar ya, Bubun, adikku yang paling cantik sedunia. Abang gak mau lihat kamu pake hotpants lagi. Nanti kamu jadi tontonan laki-laki yang suka cuci mata lihat paha-paha perempuan."

Embun membuka mulutnya, terngaga seketika. Ia juga agak shock mendengar Abangnya mulai peduli terhadap penampilannya. Biasanya Cakra lebih suka mengomentari bukan melarang seperti ini.

"Subhanallah." Embun mengedipkan matanya pelan. Tak lama bibirnya menyunggingkan senyum.
"Kenapa baru sekarang, Bang?"

Cakra menggumam sebentar. "Emm... Kenapa yah?" Cakra berfikir sebentar, "Emm... Karena Abang baru sadar kalau itu gak bagus untuk kamu."

Embun mengangguk paham. Matanya berbinar setelah menyadari Abangnya telah peduli terhadap penamilannya. Tapi..., rasanya kok agak aneh ya? Hehehe.

"Jadi Bubun gak boleh pakai hotpants lagi?"

Cakra menggeleng.

"Di rumah juga gak boleh?"

Cakra berfikir sejenak. "Boleh. Tapi hanya boleh dipakai saat berada di dalam rumah. Kalau keluar rumah gak boleh."

"Yah... Jadi Bubun nanti ke pantainya pake apa?"

Cakra tak langsung menjawab pertanyaan Embun, ia beranjak dari tempat tidur dan berdiri di depan Embun. "Kamu pake boxer Abang aja. Nggak terlalu pendek juga kok."

Embun melotot dan langsung berdiri menghadap Cakra, "No! Boxer Abang jelek, bauk lagi."

Cakra mendecak. "Stock boxer Abang yang baru masih banyak. Kamu tinggal pilih mau aja dengan karakter apa. Spongebob ada. Hello kitty ada. Doraemon juga ada. Kalau mau yang polos ju-"

"Kenapa Abang jadi kayak tukang jualan?"

Cakra mendecak, "Bubun..."

"No! No! No! Bubun gak mau."

"Yaudah kalau kamu gak mau. Gampang. Kamu gak boleh pergi. Selesai." Cakra berlalu meninggalkan Embun sendirian di kamarnya.

Embun mendecak sebal sambil menghentakkan kakinya ke lantai yang tak berdosa. Ya begini jadinya, jika tidak ada orang tuanya dirumah. Maka, semua keputusan berada di tangan Cakra.

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang