Siapa sangka?

39 5 0
                                    

Medan, 2015.


Entah mengapa hari ini terasa lebih indah dari hari sebelumnya, seperti yang dirasakan gadis berambut pendek bernama Embun ini. Semenjak bangun tidur tadi, bibirnya yang mungil selalu saja melengkungkan senyuman yang lebih ceria dari biasanya. Bahkan ketika pagi ini dia sempat membangunkan Cakra dan membawakannya nasi goreng untuk sarapan pagi. Yang pastinya membuat Cakra terheran-heran melihat tingkah adiknya pagi ini.

"Kamu sehat?" tanya Cakra sambil memerhatikan adiknya yang tak kunjung siap agar berhenti tersenyum.

"Sehat dong. Abang makan yang banyak ya. Terus Abang mandi, biar makin ganteng. Bubun mau ganti seragam sekolah dulu ya. See you my beloved brother." ucapnya sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Cakra yang terbengong sendirian.

"Mimpi apa ya anak itu tadi malam? Kenapa rada aneh?" gumamnya sembari melihat santapan pagi yang diberi Embun tadi.

Sementara itu, Embun sibuk berdandan seperti biasanya di depan meja rias. Menepuk pelan pipinya dengan bedak bayi favoritnya dan memoleskan liptint di bibirnya. Sedikit saja agar bibirnya terlihat lebih merona. Ia tersenyum puas melihat dirinya yang tampil lebih beda di depan cermin.

"Sempurna," katanya.

Embun meraih tas sekolahnya dan tak lupa mengecek ponselnya. Siapa tau ada pesan masuk lagi seperti yang ia dapatkan ketika bangun tidur tadi. Ya, itulah penyebabnya mengapa senyumnya tak luntur dari tadi.

Pesan dari seseorang yang membuat harinya lebih berwarna.

Tepat saat ia membuka lock ponselnya, ada sebuah pesan baru masuk. Bibirnya semakin tertarik ke atas. Segera ia membuka pesan singkat itu.

Dari Pria sok Tampan. Nama kontak yang baru saja disimpannya kemarin.

Kamu tau apa yang terjadi pagi ini padaku, Embun?
Motorku mogok ditengah jalan dan harus dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Dan aku harus naik angkot menuju sekolah.
Kebayang gak seorang pria tampan naik angkot?

"Hahahaha...," tawanya meledak setelah membaca pesan dari Pria Tampan itu. Embun pun mengetikkan sebuah balasan untuknya.

Rasain. Lagian kamu tuh sok ganteng banget tau gak. Misal nih ada 10 cowok yang lagi dites kadar kegantengannya, dan aku yakin kamu juara 10. Hahaha.

Setelah pesan itu terkirim. Tak lama sebuah pesan balasan pun datang.

Gak apa-apa juara 10 diantara cowok-cowok itu.
Yang penting aku juara 1 di hatimu.
Wkwk

Blush!

Pipinya memanas tiba-tiba. Tapi senyum di bibirnya kian mengembang. "Apaan sih." gumamnya, dan memasukkan ponselnye ke dalam tasnya. Ia membiarkan saja pesan tadi tak berbalas sekarang. Sengaja beralibi supaya nanti ada cara untuk mengirim pesan kembali kepada si pengirim tadi.

Tak lama Cakra pun memanggil Embun agar segera berangkat ke sekolah.

Cakra terbengong sebentar melihat penampilan Adiknya yang rada berbeda ini. "Bubun, pagi-pagi kok udah makan somboy sih?" diperhatikannya bibir Embun yang sedikit memerah dari biasanya.

"Bubun enggak ada makan somboy kok Bang,".

"Lah itu kenapa bibir kamu merah gitu?"

Embun mendecak. "Ini bukan karena somboy Bang. Bubun tadi olesin liptint dikit biar kelihatan cerah." jawabnya.

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang