∆∆∆
Happy reading
"Anjing ? " ucap Hoseok menatap Taehyung dengan bingung.
"Bukan anjingnya, hyung " ucap Taehyung lagi.
"Lalu ? " ucap Hoseok masih menatap Taehyung.
"Pemiliknya " ucap Taehyung masih menatap luar jendela dengan serius.
Mendaratlah jitakan yang cukup keras di kepala Taehyung. Taehyung meringis dan mengusap kepalanya. "Jauhkan pikiran kotor di otakmu ini " ucap Jimin, pelaku yang mendaratkan jitakan dikepala Taehyung.
"Khilaf " ucap Taehyung menyengir kuda, ucapannya dibalas tatapan sinis dari Jimin dan Hoseok tertawa saat menyadari apa yang dilihat Taehyung.
"Dasar tae, mulai mesum nih. Ngikutin jejak Namjoon " ucap Hoseok di sela-sela tertawanya. Namjoon yang mendengar namanya yang disebut pun melemparkan bantal tepat di wajah Hoseok. "Kenapa aku yang dibawa ? " Ucap Namjoon tidak terima.
Jimin menarik lengan Taehyung menuju ke sofa yang mereka duduki tadi. Hoseok masih tertawa sambil mengikuti mereka yang sudah duduk kembali.
Jimin mencomot roti dan melahapnya sambil menyandarkan punggungnya pada sofa yang empuk. Taehyung mengikuti hal yang dilakukan Jimin.
Lalu hening diantara mereka. Tapi keheningan itu tidak berlangsung lama. Setelah seorang dengan perawakan kekanak-kanakan berteriak mengejutkan mereka yang ada di ruangan itu.
"Yak, bisakah kau tidak berteriak kook ? " Gerutu Hoseok. Sudah bisa ditebakkan siapa yang datang. Si pemilik gigi kelinci yang mempunyai surai hitam tebal dan cukup panjang. Siapa lagi jika bukan Jungkook.
"Hehe mian hyung " ucapnya sambil menampilkan gigi kelincinya. Lalu tanpa disuruh, dia pun langsung duduk di dekat meja dan mengambil roti terakhir pada piring. Dilahapnya roti itu dengan semangat.
Jimin beranjak dari sofa. "Kemana jim ? " Tanya Taehyung yang menyadari Jimin pergi. Merasa dipanggil, Jimin menolehkan kepalanya ke arah belakang. "Mau beli air " ucapnya singkat. Taehyung mengangguk dan menggerakan tangan kanannya seperti mengusir Jimin. Jimin tidak mengindahinya, dia berbalik badan dan mengambil jaket miliknya yang bergantung di dekat pintu keluar.
Dia memilih untuk berjalan kaki, karena jarak ke toko tidaklah jauh. Singkatnya, Jimin sudah berada di toko yang tak jauh dari basecamp mereka. Dia langsung masuk kedalam toko, dan menuju showcase yang memuat berbagai macam minuman dingin. Tangannya menarik gagang showcase dan terlihatlah deretan botol minuman dengan berbagai macam bentuk dan warna.
Jari telunjuknya bergerak diantara botol minuman rasa apel dan anggur. Tampaknya dia bingung untuk memilih rasa apa yang harus dibeli olehnya kali ini. Setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya dia memilih untuk membeli rasa apel.
Dia meletakan 7 botol minuman di meja kasir. "Totalnya 43.000 " ucap penjaga toko dengan ramah. Jimin mengeluarkan selembar kertas berwarna biru dari dompetnya. Dan memberikannya ke penjaga toko.
Cuaca hari ini cukup dingin, padahal baru jam 5 sore. Dirapatkannya jaket yang menyelubungi tubuhnya. Dia menikmati suasana jalan yang tidak terlalu ramai. Tiba-tiba matanya menangkap seseorang yang dikenalinya sedang melambai ke arah temannya.
"Dah " ucap perempuan bersurai coklat itu lalu berjalan masuk kedalam mobilnya diikuti dua sahabatnya. Pandangannya masih belum lepas dari perempuan itu. Bahkan sampai belakang mobil yang dikendarai perempuam itu sudah tidak terlihat lagi.
Barulah dia tersadar, Jimin membulatkan matanya dan menggelengkan kepalanya. "Kenapa kau ini " ucapnya pada diri sendiri. Lalu dia mempercepat langkahnya menuju basecamp.