Chapter 2

108 2 0
                                    

==Jam Pelajaran Berakhir==

Semua siswa berlomba-lomba untuk keluar kelas, di waktu itu "Red Ghost" yang diketuai oleh Tino menunggu Fadli keluar untuk memberinya pelajaran karena berani mendekati pujaan hati Tino tersebut. "Nah! itu dia", kata Alfayed, "Ok, sekarang bawa dia ke gudang belakang, aku tunggu disana," ucap Tino, "Baik boss". Mereka pun menghampiri Fadli yang berjalan dengan sahabatnya. "Hey, kamu pergi sana", ucap Darman ke Rangga ,"Emangnya kalian mau apakan Fadli?",  "Itu bukan urusan kamu, sekarang pulang sana, emakmu udah nungguin di rumah", "Tidak mau, aku mau pulang bareng dengan Fadli", ucap Rangga yang terus melotot hingga Reza yang emosional itu langsung memukul wajah Rangga. Tal berani melawan mereka bertiga, ia meninggalkan sahabatnya. "Sekarang kamu ikut kami".  Kata Alfayed. "Emangnya aku mau dibawa kemana?", "Nggak usah banyak bacot deh loh", "I,,iya deh". Alfayed, Reza & Darman pun menggiring paksa Fadli.

Setibanya di gudang,  Tino yang dari tadi sudah marah besar langsung meninju perut Fadli, sementara itu Fadli tidak berdaya karena kedua tangannya dipegang erat oleh Reza & Darman. "Salah aku apa?". "Malah nanya lagi, salah kamu apa. Salah kamu tuh banyak banget tahu nggak", kata Tino, "Emangnya aku salah apa ama kalian?", "Kamu berani dekatin Adinda", "Emangnya salah yah?", "Salah banget malah", "Emangnya dia siapanya kamu?" ,"Dia itu pacar aku","Oh, pacar kamu, kalau gitu aku nggak dekatin Adinda lagi", "Kamu nggak bo'ong kan?","Iya ,aku janji", "Bagus, sekarang pergi sana, awas kalo kamu langgar". Fadli pun berlalu,"ternyata Tino itu pacar Adinda, tapi kenapa Adinda ngak pernah cerita sama aku?" ucapnya dalam hati. "Kamu diapain tadi?", Rangga ternyata menunggunya di gerbang, "Aku nggak di apa-apain kok!".

"Tapi kok wajah kamu biru gitu?","Ini?,tadi aku jatoh","Tapi bukan bekas pukulan preman sekolah itu kan?","Bukan kok","Kalau gitu,kita balik aja yuk",".

Kedua sahabat itupun pulang ke rumah mereka masing-masing.

Selain Rangga, Fadli punya sahabat lagi, namanya Raihan .

Ia merupakan sahabat Fadli yang paling muda, dia juga pindahan dari Tangerang, dia dipindahkan dari sekolah karena dia selalu berkelahi dengan teman-temannya. Fadli tiba di rumahnya, "Ras, bagaimana sekolahnya tadi?" ,"Biasa-biasa aja kok,Bu", "Oh, udah punya teman baru belum?", "Ada kok Bu,", Ibunya memperhatikan wajah Fadli, "Tunggu dulu,wajah kamu kenapa?, kok bisa biru gitu sih?", "Nggak apa-apa kok bu, cuman jatuh tadi", "Oh, yaudah kalo gitu, makan siang dulu gih, terus ngajar lagi", "Iya Bu". Selain sebagai seorang pelajar, Fadli juga seorang guru les di tempat yang tidak terlalu bagus,dia mengajarkan 2 studi, yakni Bahasa Inggris & Al-Qur'an, karena selain pandai di bidang umum, dia juga adalah seorang hafidz ketika masih sekolah di Pondok pesantren selama 3 tahun silam, namun hafalannya tidak sefasih dulu, karena banyaknya gangguan ,jadi dia sekarang hanya mampu mengajarkannya sesuai yang dia mampu saja. "Bu, aku pergi dulu yah!", "Iya, hati-hati di jalan", dengan berkendara sepeda motor peninggalan ayahnya ,dia menuju tempat ia mengajar .Ayah Fadli meninggal ketika Fadli berumur 5 tahun ,ia meninggal karena kecelakaan bersama dengan sahabat karibnya...

"Itu, kak Fadli udah datang" , kata salah seorang dari murid Fadli. "Baiklah adek-adek , sekarang kita belajar bahasa Inggris". Waktu itu Fadli mengajarkan pronounciation, tentang tata cara penyebutan kata per kata dalam bahasa Inggris. Tiba-tiba salah seorang dari muridnya bertanya,"Kak, kenapa kita mesti belajar bahasa Inggris?", "Karena bahasa Inggris itu bahasanya orang munafik dek, entar kalo nggak kita pelajari bisa-bisa kita murtad karena bahasa Inggris ini", jelasnya"Oh, gitu yah kak, aku jadi ngerti sekarang". Fadli mengajar selama 2 jam kemudian shalat ashar berjamaah di masjid. Setelah shalat ashar,Rangga & Raihan memanggil Fadli untuk main sepak bola di lapangan terdekat. Mereka bertigapun ke lapangan untuk main bola. Setibanya di lapangan, Fadli melihat Tino yang kemarin mukulin dia beserta dengan sahabat-sahabatnya, Darman, Reza dan Alfayed, selain itu, disitu juga ada Devi dan Mita yang sekedar menonton saja.

Aku Bukan Pilihanmu [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang