Chapter 3

67 0 0
                                    


3 minggu waktu berlalu,,,

Pada suatu malam, Fadli berniat menyatakan cinta ke Adinda meski hanya sebatas telepon, "Malam Adinda", "Malam juga Fadli", "Adinda,aku mau ngomong sesuatu ama kamu, tapi aku ganggu nggak?", "Nggak kok., Fadli, ngomong aja", "Sebenarnya aku tuh suka sama kamu sejak kita bertemu,malam ini aku katakan kalau aku cinta sama kamu Adinda, apa kamu mau jadi pacar aku?", "Maaf Fadli, aku sebenarnya aku udah punya pacar 3 minggu yang lalu, jadi aku nggak bisa, maaf yah kalau aku ngecewain kamu", "Hmm,, ternyata kamu udah punya pacar toh, maaf kalau ternyata kamu udah punya pacar, aku nggak tahu soalnya", "Nggak apa-apa kok, kamu nggak tahu itu wajar-wajar saja karena hubungan kami itu dirahasiaiin, sahabat aku aja belom tahu", "Oh, gitu yah!, kalau boleh tahu pacar kamu siapa sih?", "Pacar aku itu juga sama seperti kita, hanya saja dia di kelas IPS", "Siapa emangnya?", "Namanya Tino", mendengar nama itu, Fadli merasa trauma mengingat kejadian itu, ternyata Tino itu pacarnya Adinda, Fadli tidak menyangka seperti semangka, "Halo, ada orang nggak?", "Ada kok", "Kamu nggak apa-apa kan?", "Iya, aku nggak apa-apa, semoga kamu bahagia ama dia yah,", " Amin, terimakasih yah, Fadli. Sekali lagi maaf yah!, meski sebenarnya aku juga suka ama kamu, tapi kamu terlambat ucapinnya", Fadli merasa linglung, karena ternyata Adinda juga punya perasaan ama dia, hingga dia kembali bertanya"Terlambat bagaimana maksudnya?", "Terlambatlah, coba kalo kamu bilang cinta waktu di kantin waktu itu, pasti aku terima", "Hmm,,,aku menyesal, tapi biarlah mungkin dialah yang terbaik buatmu". Fadli merasa kasihan kalo dia sampai tahu karakter Tino. "Kalo gitu udah dulu yah", "Iya", komunikasi mereka berdua pun terputus.

Hubungan cinta yang dijalin Tino dengan Adinda berjalan lancar, hingga pada suatu waktu, Adinda yang sedang duduk sendirian di teras rumahnya sambil smsan dengan Tino, kekasihnya, tiba-tiba muncul nomor baru, "Iya, betul ini dengan Adinda, ini siapa yah?", "Kamu tidak perlu tahu siapa aku, aku hanya ingin memberi kamu informasi tentang Tino, pacar kamu", "Tino, ada apa dengan Tino?", sementara itu, sms Tino sudah terkirim di hp milik Adinda. Namun karena ada nomor misterius yang menelpon, Adinda mengabaikan sms itu. "Apa kamu yakin ingin mengetahui siapa Tino itu sebenarnya?", "Iya, aku yakin(dia berharap Tino itu orangnya baik sesuai dengan harapannya selama ini)", "Tino pernah cerita ke aku kalau dia itu merasa paling hebat di antara semua laki-laki yang ada di sekolah SMA Kuningan, karena dia berhasil mendapatkan cinta sang primadona sekolah, yaitu kamu.

Dan ternyata dia hanya ingin mempermainkan kamu sebagai kekasih tercantiknya, karena sebenarnya dia sudah pacar sebelum kamu, namanya Putri", "(meneteskan air mata), jadi selama ini kami menjalin hubungan, dia hanya mempermainkan aku karena hanya ingin mendapat gelar sebagai laki-laki hebat yang berhasil mendapatkan cintaku?", "Betul, dia juga itu sebenarnya adalah preman sekolah yang dia sembunyikan identitasnya itu dari kamu saja", "Hah? Preman sekolah?", "Iya, dia preman sekolah kita, dan ketahuilah Adinda kalau Fadli telah dipukul olehnya", "Apa?, Fadli dipukul Tino?", "Iya, dia pukul Fadli karena dia tahu kalo Fadli suka sama kamu", Adinda berfikir"Pantesan aja waktu itu muka Fadli bisa biru begitu,rupanya dipikul Tino", "Aku nggak abis pikir Tino seperti itu, aku kira dia tuh orangnya baik,ternyata dia itu musuh dalam karung", "Kalo gitu udah dulu yah, Din, aku ada urusan, "Iya, makasih yah atas infonya". Komunikasi terputus. Adinda merasa kasihan terhadap Fadli, coba saja dia tahu sebelumnya kalo sifat Tino itu begitu, pasti dia gak mau dijadiin pacarnya.

Waktu pagi tiba, Adinda menuju ke sekolah dengan berkendara sepeda seperti biasanya. Sementara itu, Fadli sedang duduk di halaman sekolah ditemani dengan komik kesukaannya, Conan.Ia sibuk membaca komik tersebut untuk menghilangkan beban fikiran,ditambah lagi Adinda yang membuatnya galau.Ketika itu,Mita & Devi datang mengahampiri Fadli yang sedang sendirian,"Hay Fadli,",sapa Mita,"Hay juga,Mita","Ngomong-ngomong kamu sendirian,yang lainnya pada kemana?","Mereka pergi main basket","Kamu kenapa nggak ikutan?","Lagi malas aja","Oh,"Devi membisikkan ke telinga Mita untuk cepat mengatakan cinta ke Fadli"Hmmm,,,Fadli,aku mau bilang sama kamu","Bilang apa?","Aku mau bilang kalo aku suka ama kamu", Fadli sempat terperanjak mendengar pengakuan Mita terhadapnya,"Hah?,kamu suka ama aku?,sejak kapan?","Iya,aku suka sama kamu sejak kamu masuk ke sekolah ini","Tapi maaf yah,Mit,aku nggak bisa karena aku sama sekali nggak suka ama kamu",hati Mita hancur berkeping-keping mendengar pernyataan Fadli itu,namun dia harus mengerti dengan hal itu.

Devi juga tidak menyangka kalau Fadli mengatakan hal itu di hadapannya,Devi juga merasa santai-santai saja kalau masalah pacar,karena dia dan Rangga telah pacaran 2 minggu yang lalu.Mita merasa ingin sendiri setelah mendapat penolakan dari Fadli. Kedua gadis inipun datang menghampiri Adinda yang berada di taman,"Lho,kok muka kamu cemberut gitu sih,Mit?","Dia tadi habis nyatain cinta tapi dia ditolak",terang Devi"Hahaha,emangnya siapa?","Dia itu Fadli,"ungkap Mita,Adinda tersentak kaget karena ternyata sahabatnya,Mita menyukai Fadli,orang yang pernah nembak Adinda melalui telepon genggam."Hmm, kamu yang sabar yah!","Iya","kalo gitu,aku dan Mita ke kantin dulu yah beli minuman, kamu tunggu kami aja disini,kamu kan ketua "The Janver's"","Iya, tapi jangan kelamaan yah!","Okey fix".Devi & Mita pun berlalu meninggalkan Adinda menuju ke kantin untuk membeli minuman.Di tengah jalan, Devi dan Mita ditahan oleh Alfayed, sahabat Tino"Kalian berhenti dulu"kata Alfayed.

"Ada apa sih?,main tahan berhenti-berhenti aja,emangnya ni jalan,jalan nenek moyang kamu?",kata Devi,"Ada hal yang ingin aku tanyain ke kalian","Apa?",tanya Mita dengan penasaran,"Kalian tahu tidak kalau Adinda itu udah jadian?","Belum, emangnya dia udah jadian?",tanya Mita"Ya udahlah,kalian kan sahabatnya, kok kalian belum tahu sih","Emangnya dia jadian ama siapa sih?","Dia jadian ama ketua"Red Ghost","Maksud kamu Tino?", tanya Devi,"Iya, Tino","Bo'ong loh,aku nggak percaya Adinda bisa jadian ama makhluk astral kayak dia","Yaudah kalo kalian nggak percaya, tapi ini fakta loh,Tino sendiri yang pernah cerita ke aku","Bohong","Kalian masih tetap nggak percaya,kalian tanya sendiri ama sahabat kalian tuh,soalnya hubungan mereka berdua dirahasiain","Terus kenapa kamu bisa tahu?","Karena Tino percaya ama aku & hanya aku saja yang tahu,yang lainnya nggak","Aku tetap nggak percaya,Adinda tuh orangnya baek,masa'dia nggak mau cerita ke kita, kita kan sahabatnya", "Aku berani sumpah kalo aku bo'ong ama kalian", "Yaudahlah,kalo kalian tetap nggak percaya, terserah deh,aku cabut dulu yah!","Iya dech". Alfayed pun pergi meninggalkan mereka dan membekaskan rasa ingin tahu dari Adinda kemudian keduanya menuju kantin buat beli minuman.Setelah dari kantin, "Kalian darimana aja sih?, beli minuman kok lama bingits, kayak mau ke supermarket aja", "Aku mau nanya ama kamu", "Nanya apaan, Mit?", "Kamu udah punya pacar kan?", "Apa sih?, aku masih single,belum punya pacar","Kamu kok main rahasia-rahasian dari kta sih,Din,kita kan sahabat kamu!", "Maksud kalian apa sih?,aku nggak ngerti, Devi lalu menyiram muka Adinda dengan minuman yang ada di tangannya, "Kamu nggak usah banyak alesan deh,kamu tuh munafik, kamu ternyata udah jadian ama Tino, ketua geng"Red Ghost"", "Maafin aku, aku nggak cerita ama...., Mita memotongnya"Pokoknya kita nggak sahabatan lagi, mulai hari ini, "The Janver's bubar", Adinda menangis dengan kejadian itu di tengah-tengah kerumunan banyak orang & "The Janver's"waktu itu juga udah bubar gara-gara kesalahan Adinda yang berkhianat.

Waktu itu juga, Tino masuk menerobos ke tengah-tengah kerumunan siswa"Say, ada apa?, kamu kok kayak gini sih?", "Ini semua salah kamu Tino", mulai mengutarkan masalah sambil menangis tersedu-sedu"Emangnya aku salah apa sama kamu?", "Gara-gara kamu persahabatan aku hancur, kamu nyuruh aku untuk rahasiain hubungan kita & kamu jamin rahasia ini nggak akan bocor,tapi apa?,mana buktinya?, semua orang udah tahu,aku benci ama kamu,Tino","Maafin aku, Adinda", "Tidak ada kata maaf lagi bagi kamu, aku udah tahu semuanya kalo rupanya kamu itu musuh dalam selimut, aku kira kami itu baik sesuai harapanku tapi kamu itu munafik dan merupakan preman sekolah ini, belum lagi kamu udah punya pacar terus nembak aku,cowok macam apa kamu", tangisan Adinda semakin menjadi-jadi"Siapa sumber dari semua ini?", Tino bingung"Tino, aku benci ama kamu, mulai sekarang ini, kamu jangan dekatin aku aku lagi, kita putus, Adinda lalu menampar Tino dengan keras kemudian berlari menjauh meninggalkan kerumunan itu diiringi tangisan, Tino pun pergi mencari Alfayed, karena hanya dia yang tahu hubungan mereka. Karena Tino & Adinda sudah tidak ada di tempat,semua siswa bubar.

Adinda terus berlari tanpa memperdulikan arah dan dalam keadaan masih menangis sehingga kakinya terpeleset, dan waktu itu juga Fadli datang dari belakang menerima badan Adinda yang hampir jatuh ke tanah, Adinda tak bisa menahan rasa sedihnya sehingga dia memeluk Fadli.Fadli seperti berada dalam mimpi hingga kemudian dia membalas pelukan Adinda dan membelai rambutnya yang lurus itu. "Adinda, kamu kenapa menangis?", "Tino khianatin aku, Fadli", "Emangnya dia kenapa?", "Dia ngebocorin rahasia kami kalau kami berdua pacaran", "Terus kenapa muka & baju kamu bisa basah gini?", "Aku disiram pake minuman ama sahabat aku sendiri, Fadli, soalnya dia tahu kalo aku jadian ama Tino dan nggak pernah cerita sedikitpun ke mereka tentang hubungan kami ini, sehingga persahabatan kami di"The Janver's"harus pecah dan bubar saat itu juga,Fadli, aku nggak nyangka ini bisa terjadi padaku, Fadli, aku merasa bersalah sama Mita & Devi, dia sahabat aku satu-satunya", kemudian memeluk Fadli lebih erat lagi. Fadli sangat merasa kasihan terhadap Adinda.

Aku Bukan Pilihanmu [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang