Mahes amat tahu jika menyakiti hati seorang wanita adalah tindakan tidak terpuji. Mamanya sering menasehati begitu, selain membuat hidup tidak tenang juga menimbulkan efek samping insomnia. Lihat saja, meski berusaha memejamkan mata tetap tidak berhasil untuk tidur, malah semakin gelisah.
Isak Zea sudah berhenti. Mungkin kelelahan, atau gadis itu menyadari bahwa apa yang diucapkannya itu kenyataan?
Zea tidak secantik mantan-mantannya, itu benar. Dibanding Nikita yang seksi, anggun, dan menawan ala princess-princess Eropa, gadis tersebut lebih mirip dayang-dayang bila dijejerkan.
Dada rata, hhmmm, bisa iya-bisa tidak. Mahes belum memastikannya. Hanya saja, selama dua hari kebersamaan mereka bisa dipastikan tidak ada yang menonjol dari tubuh Zea.
Terakhir, mengenai kakinya yang pendek. Ayolah, ketika sesi foto kemarin Mahes amat yakin Zea menggunakan highils hingga bisa menyamai tingginya. Entah berapa senti? Dan tadi ketika mereka bertengkar, gadis itu hanya sepundaknya.
Catat itu!
Jadi apa dia salah? Kecuali kalau berbohong, baru dosa namanya.
.
Karena frustrasi, Mahes memilih bangun. Dia tidak bisa membiarkan rasa bersalah bersemayam dalam hatinya.
Beranjak perlahan menghampiri tubuh mungil Zea yang meringkuk dan kepala menyampir ke ranjang, Mahes sempat berhenti sejenak untuk memastikan sesuatu. Setelah merasa yakin perempuan tersebut benar-benar tidur, maka dengan sangat hati-hati dipindahkan ke atas.
Tidak berat. Mahes tersenyum sendiri. Dia tidak pernah melakukan ini pada siapa pun, termasuk pada mantan-mantannya. Setiap kali akan berbuat yang tidak-tidak, bayangan Wina seolah menjelma dan melotot padanya.
Seharusnya Zea berterima kasih besok pagi, dia telah menyelamatkan gadis itu dari sakit punggung karena posisi tidur yang salah.
Alih-alih kembali ke sofa, Mahes justru menjatuhkan diri di sebelah Zea. Urusan gadis itu ngomel-ngomel, biar besok saja. Seperti yang dia bilang tadi, sejak kemarin dia kurang tidur.
Apa salahnya tidur dengan istri sendiri, sudah sah kan? Atau besok pagi dia bisa bangun lebih awal, menghindari percekcokan. Sekarang terpenting dia tidur dulu.
.
Wina, Cakra, dan Yuda tengah berada di teras samping. Hari ini karena belum mulai aktifitas biasanya, mereka memutuskan untuk bersantai-ria. Masih terlalu pagi juga, jadi sambil menunggu sarapan yang disiapkan para koki, ketiga ibu dan anak tersebut menikmati sinar matahari.
"Mama pinter banget nyari cewek buat Mahes," celetukan Cakra berhasil membuat wanita separuh abad itu menurunkan kacamata, kemudian menatap putra ke duanya lekat-lekat.
Wina menoleh ke sana ke mari seolah takut ada yang mendengar, "maksud kamu?"
"Aku bilang gitu karena semalam denger suara berisik di kamar Mahes. Jarang-jarang dia langsung klop sama cewek, padahalkan biasanya anti banget. Padahal baru kenal." Cakra berusaha membela diri.
"Suara berisik?" Wina mengernyit heran.
"Alah, Mama pasti bisa nebak, mereka-ngapain-ja-berdua-semalaman." ucap Cakra dengan pengejaan. Sementara itu Yuda tersenyum geli. Setuju dengan penuturan kakaknya tersebut, karena dia juga mendengar.
"Kalian berdua mendengar suara berisik?"
Cakra dan Yuda mengangguk bersamaan.
"Mama harus bilang sama kakakmu itu, kalo main jangan berisik, apalagi sampai didengar kamar sebelah." Wina akan beranjak ketika suara pintu dekat mereka berderit, seseorang akan bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti
RomanceMereka terpaksa bersama dalam hubungan yang bernama Pernikahan. Tidak ada cinta, bahkan Mahes dan Zea adalah dua orang asing yang baru pertama kali bertemu di hari pernikahan. "Kita menikah, tapi tidak ada cinta. Bagaimana mengawalinya?" Zea bertan...