Mantan [Jaebum]

Dua Puluh Tujuh

Jangan lupa baca note dari aku yaw

Happy reading

Pulang dari butik Jira gak ada semangatnya, lesu banget. Udah pusing sama klien ditambah ada kabar dari Jaebum kalo minggu depan dia sama Seulgi lamaran.

Hatinya bener-bener lagi porak poranda.

Emang ya, kalo ketemu mantan terus dia say hi gitu harus waspada.

Takutnya kayak Jira.

Udah terlanjur baper eh malah ditinggal nikah sama cewek lain. Mana udah menyia-nyiakan seorang Park Chanyeol, cowok idaman para kaum hawa.

"Kamu mau ke mana lagi sih Ra?"

"Mau jalan-jalan, sumpek."

"Kalo gitu tunggu ayah, ayah mau ganti baju dulu."

Jira makin bete lagi. Dia udah gede dan dia lagi pengen sendiri mau me time ceritanya.

"Yah, aku mau me time,"

Mamanya datang dari arah dapur sambil membawa sepiring buah yang sudah dipotong. "Yah, biarin anaknya me time dong."

"Tapi..."

Ucapan Nickhun terhenti ketika Tiffanny menatapnya seolah meminta pengertian untuk sang putri.

"Ya udah, ayah di rumah. Kamu hati-hati ya nak."

"Iyaa,"

"Bangsat!"

"Jalan yang bener dong!" pandangan gue yang semula terfokus ke es krim yang jatuh di dekat sepatu gue berpindah ke orang yang protes karena gue tabrak.

Huft, kenapa sih gue hari ini?

"Maa—

Ah males minta maaf sama dia.

"Lo lagi lo lagi!" karena males berhadapan sama ini orang gue lebih memilih pergi. Bikin mood tambah jelek aja.

Tapi dengan sigap dia nahan tangan gue yang bikin kita jadi pusat perhatian jingan emang ini orang.

"Heh kacang! Lepasin tangan gue."

"Ganti rugi."

"Dih?"

"Lo yang salah, liat tuh gara-gara lo es krim gue jatuh. Pokoknya ganti rugi."

"Lepasin tangan gue dulu baru gue ganti rugi, gak enak tau diliatin orang." Changkyun pun melepaskan tangan gue.

Gue pun mengambil dompet lalu memberinya selembar uang sebagai ganti rugi. Tapi dia tolak.