Prolog

1.2K 114 40
                                    

Pernah menyesal masuk sekolah yang dipilihkan orang tua? Sama, aku juga pernah. Em, sedikit kurasa. Satu semester pertama di SMA ini benar-benar kacau. Aku tidak tahu lagi bagaimana mendeskripsikannya.

Saat pertama kali aku menyetujui saran Papa agar masuk ke SMA yang dipilihnya-karena aku tipe anak yang cuek sampai-sampai orang tuaku khawatir dengan pendidikanku sehingga terpaksa memilihkan sekolah-kukira aku akan baik-baik saja. Menikmati masa-masa SMA dengan tenang
-mungkin sedikit bumbu drama boleh juga-dan lulus seperti murid-murid biasa lainnya. Akan tetapi, ternyata aku salah. Hari-hari biasaku sebagai murid yang juga biasa-biasa saja musnah sudah. Otakku tidak bisa diajak istirahat. Kurikulum di sini sangat gila! Soal-soal di sini monster. Secara harfiah! Aku tidak pernah lupa bagaimana rasa takutku saat pertama kali menghadapi monster-monster itu. Aku jadi merinding lagi saat memikirkannya.

Oh, iya. Sekolah yang kumaksud adalah SMA Scienta et Social, sebuah sekolah elite yang memiliki sistem dan kurikulum yang unik-kalau tidak ingin disebut gila. Tunggu, aku sudah menyebutnya di awal tadi. Kurikulum di sini memang gila. GILA.

Mereka mengatakan kalau sistem tersebut dipakai agar anak-anak di sini terpacu untuk giat belajar dan bisa langsung mempraktikkan semua ilmu mereka dalam ujian. Kalian akan tahu apa yang aku maksud nanti. Mungkin bagian terbaiknya-tidak bagiku, entah bagi yang lain-adalah setiap murid di sini memiliki avatar mereka sendiri. Terlebih lagi avatar mereka memiliki hit point yang didasari pada nilai keseluruhan yang dimiliki siswa atau siswi tersebut. Ini diskriminasi! Kasihan, kan, yang memiliki nilai kecil (salah mereka juga, sih, kenapa tidak belajar). Maka aturan dia yang kuat, dia yang menang berlaku di sini. Oh, dan penampilan avatar mereka juga ditentukan berdasarkan wajah dan sifat pemiliknya. Beruntung bila memiliki avatar yang menggemaskan.

Seperti aku-

"Hei, Badut! Cepat ke sini!"

"Berhenti memanggilku seperti itu!" Dasar. Aku benar-benar benci kalau sudah disebut dengan panggilan itu.

"Apa yang kau lakukan, sih? Ayo!"

"Aku belum selesai cerita. Diamlah." Anak itu benar-benar menyebalkan. Omong-omong, namaku Chloe-Iya, aku perempuan. Sudah tahu? Tidak penting? Okey, terserah-dan ini baru permulaan.

"Ayo, Pemalas! Lantai ini tidak akan membersihkan dirinya sendiri."

"Iya, baik. Berhentilah mengejekku." Aku benar-benar ingin mematahkan lehernya kalau saja itu bukan tindakan kriminal.

-oOo-

A/N

Halo, semua! Novel ini adalah proyek fiksi remaja saya yang pertama. Tentu saja genrenya tidak akan jauh-jauh dari fiksi ilmiah dan fantasi sebagai genre utama saya. Segala saran dan kritik yang membangun akan saya tampung. Jadi, jangan malu untuk meninggalkan jejak.

Semoga menghibur!

Diterbitkan: 29-9-2019

Avatar System: Juvenile State (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang