Prolog

89 13 4
                                    

-o0o-

Aku melangkah maju ke depan saat upacara pembagian class usai. Namaku terpilih menjadi ketua Hiwa untuk kepemimpinan setahun ke depan. Siswa-siswi bersorak-sorai meneriaki ku yang mulai dekat dengan podium.

"Jabatan ketua Himpunan Siswa untuk setahun ke depan akan dipimpin oleh Algodiesta Wegner," ucap pak Isac nyaring di telingaku.

Aku hanya tersenyum kecil sembari naik ke podium, berniat menyampaikan visi misi ku. Semua siswi bersorak-sorai, suasana semakin hiruk pikuk, ini sudah biasa semenjak aku mengenal lingkungan sekolah.

"Selamat pagi," sapaku memulai pidatoku pagi ini.

Semua siswa-siswi kembali berbaris rapi sesuai class masing-masing, posisiku sebagai ketua Hiwa membuatku dengan mudah masuk ke dalam class Aquarius.

Class Aquarius adalah class unggulan diantara keempat class lainnya. Berisi siswa-siswi dengan kemampuan bertarung dan berpikir yang hebat. Kebanyakan berisi anak-anak dari para bangsawan.

Tapi aku tidak, kata pak Isac kemampuan yang aku miliki lah yang membuatku terpilih mengemban tugas menjadi ketua Hiwa.

Aku sedikit bangga mendengarnya.

Sedangkan class Libra, Sagius, dan Smater, berisi siswa-siswi dengan kemampuan biasa saja serta kecerdasan yang masih kurang. Itu yang aku dengar dari Matrix, dia kakak tingkat yang sebelumnya menjabat sebagai ketua Hiwa.

Aku mulai menarik secarik kertas berisi visi misi dari saku celana seragamku. Aku mulai membacakannya, banyak tepuk tangan bergemuruh heboh, mengisyaratkan bahwa mereka setuju dengan apa yang aku katakan.

"Saya akan membacakan visi misi saya untuk setahun ke depan.

Pertama, menjadikan Hiwa sebagai wadah untuk menampung siswa-siswi yang memiliki kemampuan lebih untuk melindungi yang lemah.

Kedua, tidak menjadikan organisasi ini sebagai ajang pamer ataupun media untuk pansos.

Ketiga, menindak tegas bagi pelanggar aturan demi mewujudkan Hovis High school Academy yang aman.

Sekian terimakasih," aku memasukan lembar kertas ke dalam saku kemeja.

Singkat padat dan jelas, lagi pula tidak perlu banyak janji. Yang terpenting adalah kinerja dan juga hasil.

Setelah suara tepuk tangan berhenti, aku turun dari podium. Tak lupa tersenyum, demi formalitas kepada pak Isac yang sudah menunjukku sebagai ketua Hiwa periode sekarang.

Aku kembali dalam barisan class Aquarius.

"Ck. Gitu doang belagu," ucap seseorang dari balik punggungku.

Mataku mendelik menatap cowok berambut acak-acakan di belakangku. Bagaimana bisa dengan penampilan seperti ini dia bisa menerobos gerbang Hovis.

Tangan mulai mengeluarkan percikan api, aku ingin melemparkan api ini ke mukanya yang songong itu.

Baru saja tanganku terulur, ada seseorang yang menahanku. Dia Kathleen, saudara tiri ku. Ia menggeleng, matanya mengisyaratkan agar aku kembali fokus mengikuti upacara penutupan.

Aku pun menurut, dan memasukan api itu kembali ke dalam tanganku.

-o0o-

To be continued..


Gimana prolognya?:v

Silakan berkenalan dengan sosok Algo yang, Uhmm.. gimana ya:v
Cari tahu sendiri..

Vomment+ share!Jangan lupa masukin ke library:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vomment+ share!
Jangan lupa masukin ke library:*

AmaliaRahma01

The Mind FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang