V

12 3 2
                                    

Setelah sekian lama:v
Oke, happy reading

-o0o-

"Ini gue bawa makanan dari Mama buat Lo." Kathleen menaruh kotak dibungkus kain berwarna merah padam di dekat meja belajarku.

Ruangan asrama yang akan menjadi tempat tinggal bagiku tiga tahun ke depan ini tidak begitu besar. Ukurannya hanya sekitar lantai dasar supermarket, kasur king size, ruang tamu, dan kamar mandi dengan shower dan bath tub, tak lupa ruang baca di balkon dengan rak buku super besar.

Ya, menurutku segitu sederhana. Masih terlalu jauh jika harus aku bandingkan dengan rumah ayahku, yang harusnya menjadi milikku juga. Tapi keberadaan Kathleen dan wanita sialan itu menjadi alasan mengapa aku tidak suka tinggal di sana.

Kathleen duduk di tepi ranjang. Tidak ada obrolan setelahnya.

Aku sudah sangat sering di keadaan seperti ini, namun Kathleen malah terlihat berpikir. Mungkin, cewek itu tidak terbiasa dengan kecanggungan seperti ini. Tapi siapa peduli?

Afrodit?

Ngomong-ngomong soal gadis itu, dia mungkin sedang bersembunyi atau mengubah dirinya menjadi buku lagi. Entah, sejak kedatangan Kathleen mataku belum menemukan buku berjudul 'Agnisu' itu.

"Udah jadi kurir nya? Kalo gitu gue harap Lo tahu diri dan keluar dari asrama gue," sarkas. Karena aku sudah tidak tahan dengan Kathleen yang selalu saja mengganggu.

"Uhmm.. oke-oke, nggak kenapa Lo ngusir gue. Yang penting makanannya Lo makan ya! Mama udah bikin itu repot-repot. Pakai baju Lo! Ntar masuk angin," sambungnya.

Sial, memang benar ternyata aku masih telanjang dada seperti ini.

Aku hanya bergeming lalu menatap maniknya tajam agar ia segera enyah dari hadapanku. "Iya-iya gue pastiin makanan mama Lo ke makan. Sama kucing ya tapi!"

Aku membanting pintu begitu kedua kaki Kathleen resmi menginjak lantai luar. Aku yakin wajahnya pasti merah padam menahan kesal, tidak menutup kemungkinan juga ia sedang mencak-mencak menyumpah serapahi diriku yang sudah membuatnya kesal.

Lihat saja, sampai mana ia bisa tahan dengan sikapku ini. Sebentar lagi, Kathleen Wegner akan menampakkan jati diri yang sebenarnya.

Setelah mengunci kembali pintu asrama. Aku mengambil kaos hitam dan celana pendek, lalu kembali memasuki kamar mandi untuk memakainya.

Jika aku mengganti baju di kamar seperti biasa, nanti ada yang mengintip ku.

Afrodit misalnya!

Setelah selesai, mataku kembali menemukan Afrodit yang tengah memainkan kotak berisi makanan yang tadi Kathleen berikan.

"Kalau kamu mau. Ambil saja," ucapku lalu mengambil buku dan membacanya sambil merebahkan tubuh di atas dipan.

Sudut mataku, melirik ke arahnya. Matanya berbinar, sepertinya dia sangat lapar. Untuk kali ini, aku berterimakasih kepada Kathleen yang sudah mengirimkan makanan untuk gadis malang ini.

"Tunggu! Memangnya iblis bisa memakan makanan manusia?" tanyaku mengingat Afrodit ini bukanlah manusia, melainkan iblis yang terjebak di dalam buku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mind FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang