IV

26 4 0
                                    

Happy reading ❤

1

2

3

Here we go..

-o0o-

Tubuhku rasanya lelah sekali. Hari ini terasa begitu panjang, seusai menuruti perintah gadis bodoh untuk mengunjungi Hawtink, moodku hancur.

Aku tidak akan membahas kejadian tadi di sini. Sekarang yang aku butuhkan adalah berendam air panas di dalam asrama.

Setelah melepas sepatu, aku mengaktifkan pemindai wajah. Tidak banyak yang menggunakan sistem lock dengan pengenalan wajah sepertiku di sini. Kebanyakan menggunakan sidik jari dan mantra.

Pintu berderit terbuka, pemandangan kamarku seperti biasa nampak berantakan. Ini pasti ulah Ruther. Ruther adalah hewan mesin dengan tubuh sebesar anjing yang setia menjaga flat dari orang asing.

Ingat, orang asing. Bukan dari kenakalan Ruther sendiri. Hasil sifat pelupa ku tadi pagi. Harusnya aku mematikan mode teman dan mengaktifkan mode guard.

Gemerincing suara besi dan mur menggema di ruangan didominasi warna hitam itu. Ruther berlari ke arahku, aku membawanya mendekat lalu mengaktifkan mode clean up.

Binatang mesin itu dengan cekatan menyedot semua debu, tak lupa merapikan beberapa bajuku yang berserakan di lantai.

"Hewan pintar," gumamku.

Kakiku melangkah gontai menuju kamar mandi di sudut kamar. Sambil menunggu kran air penuh mengisi bak yang akan ku gunakan untuk merendam tubuh, aku melepas pakaian dan melilitkan handuk ke pinggang sambil membaca beberapa buku yang aku dapat dari perpustakaan.

Slhhh..

Ada sepucuk surat jatuh dari halaman tengah. Badanku membungkuk demi meraih kertas lusuh itu lalu membukanya.

Siapapun kamu, tolong aku!

Keluarkan aku dari dalam sini. Aku susah payah menulis ini dengan kekuatanku, sudah lebih dari seratus tahun aku terjebak di dalam buku.

Alis mataku tertaut. Otaku mulai bekerja dan berpikir keras menebak-nebak setidaknya apa yang terjadi dengan orang ini hingga ia bisa terjebak di dalam buku.

Tulisan di kertas itu dibuat dengan pembakaran. Jelas sekali, tulisan itu ditulis menggunakan api yang begitu kecil. Hingga bekas bakarannya membentuk kalimat permintaan tolong seperti ini. Pasti orang yang menulisnya memiliki kekuatan yang sama sepertiku. Kekuatan api.

Kira-kira dosa apa yang ia lakukan hingga matahari menghukumnya menjadi buku.

Aku lihat setiap sudut dari cover buku tua yang mengisi tangan. Tidak ada yang aneh, hanya saja judulnya. Judul dari buku ini menggunakan bahasa sansekerta.

Agnisu, yang berarti api.

______________________________________

AGNISU

AGNISU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Mind FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang