Banyak yang bertanya apa Jungkook menyukai perempuan? Atau Jungkook lebih menyukai laki-laki?
Tidak ada jawaban yang pasti, pemuda bergigi kelinci itu tidak pernah menjalani hubungan asmara dengan siapapun baik wanita maupun pria.
Mama pernah bertanya. Tapi Jungkook hanya menjawab dia belum mau terlalu memikirkannya. Karena selama ini dirinya baik-baik saja dengan apa yang dia rasakan. Dia suka Mama dan dia juga suka Taehyung tapi dia tidak terlalu suka Ayah Kim. Entahlah hanya rasanya sulit untuk membuka hati pada pria itu. Bahkan marga yang dia gunakan masihlah milik ayah kandungnya.
Teman-teman Jungkook tidak banyak. Hanya beberapa orang bisa dihitung dengan jari. Dan dia sayang mereka. Jadi dia tidak tahu apakah seksualiatasnya cenderung kemana.
Jungkook pintar sangat bahkan bisa dibilang jenius. Di usianya masih sangat belia dia sudah menyelesaikan pendidikan SMAnya. Bahkan kini dia sedang fokus untuk mengelola laboratorium di Macau. Kepunyaan Taehyung. Dia menjadi kepala ahli di sana. Dengan seorang asisten. Perempuan cantik bernama Bogum.
Jungkook dan Bogum tengah asyik bercengkrama di salah satu club kenamaan yang ada di Macau. Mereka melepas penat akibat tuntutan Lab yang makin menjadi tiap harinya.
"Bogum, aku mau ke toilet sebentar."
"Oke, jangan sampai di culik om om hidung belang ya." goda Bogum.
"Sembarangan, kupatahkan penisnya kalau berani macam-macam dengan Jeon Jungkook." Katanya pasti. Sudah setengah oleng bos.
Bogum, wanita itu mengangguk angguk setuju saja. Melihat tampilan atasannya itu sekarang siapa saja bisa khilaf. Menggoda sexy gitu. Kancing kemeja yang terbuka memperlihatkan dada mulus. Duh. Kalau dia tidak mau mati di goreng besok mungkin dirinya sendiri sudah nekat untuk memperkosa pemuda ini.
"Jangan lama Jungkook."
Jungkook hanya berdehem dan berlalu segera dari depan bartender yang tengah tersenyum juga padanya. Dengan sempoyongan Jungkook berjalan menuju toilet. Udah kebelet banget. Dikit lagi keluar kalau nggak ditahan ujungnya.
Banyak pasangan bermesraan disepanjang lorong yang dilewatinya. Bercumbu bahkan sudah making love di sana tanpa malu sama sekali. Mata Jungkook perih melihatnya.
"Seperti hotel sudah tidak ada saja. Duuh dasar binatang binatang ini tidak tahu tempat begini sih." Gerutunya. Ini mengganggu ketentraman dan kesucian matanya. Kenapa harus di jalan menuju Toilet sih. Tidak bau? Tidak risih itu sama orang-orang lewat. Beuh mati saja sudah ini manusia manusia tidak punya otak. Pilih tempat yang lebih bagus kek.
Brak.
"ahk... yak jalan itu pakai mata. Mau mati hah!" galak Jungkook. Ini pantatnya sakit omong – omong. Kebentur sama dingin lantai.
"Sorry. Ups. Mari ku bantu Nona." Tawar orang itu menawarkan tangannya untuk membantu Jungkook.
Mendengar kata nona dari lawan bicaranya membuat emosi dari jungkook yang setengah sadar membumbung tinggi. Tanpa mengindahkan tangan itu Jungkook bangun dan menantang.
"Buta? Tidak bisa melihat. Nona nona darimana? Dasar gila! Mau ku bunuh kau!" teriak Jungkook tidak terima.
"Oh oke oke sorry. Kau cantik sekali jadinya kupikir wanita." Terang orang itu lagi.
Jungkook terdiam sebentar. Mengamati orang didepannya. Kebeletnya total hilang akibat panggilan Nona tadi. Tubuh manusia didepannya ini kurus tidak terlalu tinggi juga. Sama seperti dirinya. Tapi pantatnya tidak sexy seperti milik Jungkook. Wajahnya juga Cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Jeon
Fiksi PenggemarSide story Jeon Jungkook dari Book Vengeance dan Vengeance Pt.2 Silahkan membaca. Deskripsi tidak ada langsung baca saja yah