1

4.1K 320 0
                                    


Suara lonceng kecil di pintu masuk mengalihkan perhatian Lisa dari ponsel miliknya. Membawa pandanganya bertemu dengan sepasang mata seorang pemuda yang tengah tersenyum padanya.

"Udah lama?"

"Nope, baru tiga puluh menitan kok," ucap Lisa sarkas.

Pemuda itu terkekeh ringan. "Maaf, sempet lupa tadi."

Ucapan jujur si pemuda malah membuat Lisa semakin kesal. Ditambah lagi ekspresi pemuda itu yang seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

"So, how's your day?"

"Kinda tiring but I'm doing fine."

Pemuda itu menatap Lisa lekat, bersiap mendengarkan keluh kesah gadis itu. "Kenapa? Ada masalah lagi?"

"Cuma sedikit pusing aja, masih berusaha terbiasa sama anak-anak baru."

Pemuda itu mengangguk mengerti. Maklum saja menjadi pengajar di taman kanak-kanak memerlukan kesabaran serta energi yang ekstra. Apalagi saat tahun ajaran baru seperti sekarang, membuat Lisa harus beradaptasi lagi dengan anak-anak baru yang masih sulit untuk ia kendalikan.

Pemuda itu memanggil pelayan dan memesan dua BBQ ribs serta satu americano untuknya dan choco smoothie untuk Lisa. Kebiasaan Lisa jika sedang sedih atau merasa lelah, satu-satunya yang membuat moodnya sedikit membaik yaitu susu cokelat.

"Oh ya, jadi pindah kapan, Jae?"

Sebulan lalu Jaehyun memberitahunya kalau pemuda itu akan pindah ke apartemen yang sama dengannya, hanya berbeda lantai saja. Katanya agar lebih dekat dengan kantor.

"Seminggu lagi. Rencananya besok mulai beresin barang dulu."

Lisa mengangguk.

"Pengen bantuin tapi males."

Jaehyun tertawa. "Ya seenggaknya ada niatan buat bantuin. Jadi presentase penyesalan gue kenal sama lo cuma naik sedikit."

"Really? Seinget gue dulu ada cowok yang sok asik banget ngajak ngobrol padahal gue gakenal. Hm.. siapa ya?"

Lisa masih ingat betul. Satu tahun lalu saat ia sedang ada duduk di kereta bawah tanah yang mengantarnya pulang, seorang pria asing tiba-tiba duduk di sebelahnya. Lalu dengan gaya sok asiknya si pria asing itu menyapa dan mengajaknya mengobrol layaknya teman lama.

Walaupun Lisa sempat menganggapnya pria gila. Sebenarnya dia sangat bersyukur saat itu. Jika Jaehyun tidak melakukannya, dia tidak akan pernah dekat dengan pemuda itu seperti sekarang ini.

Tawa mereka terhenti saat pelayan menyajikan pesanan mereka. Lisa meneguk susu cokelatnya, dan benar saja pusing di kepalanya sedikit berkurang.

***

iya emang pendek

Blinkiesh

resetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang