Dari Demo Turun Ke Hati
Lari.
Lari.
Lari.
Lari secepat mungkin.
Karena ia takut.
Takut jika........... "GREY, KAU TELAT!"
Yap. Jika dimarahin seperti ini.
Bukan takut sebenarnya, tapi lebih ke arah malas.
"Ya aku telat bang, soalnya macet dimana mana" Sahut pria bernama Grey itu.
"Ya macet lah, kan emang pada mau demo termasuk kita. Sudah ku bilang berangkat lebih cepat, masih ngeyel juga kau."
Sahut Andreas.
"Tapi kan belum berangkat bang, masih 30 menit lagi" Eyel Grey.
"Iya, tapi briefingnya sudah dari tadi selesai. Sini kau ku briefing sendiri. Bodat kali kau ini ah." Gemas Andreas melihat eyelan Grey.
"Iya iya baaang"."Wati, tolong kau masukan kaleng oksigen tambahan ini ke bagasi ya. Ajak nina dan rina juga, si bodat ini mau ku briefing dulu."
Andreas memberikan kunci mobilnya. Grey yg disindir hanya mendengus cuek."Sudah banyak yg datang, bahkan dari subuh. Shock kali aku ini." Andreas memperlihatkan roomchat di hpnya. "Kau kesini naik motor atau mobil?" Lanjutnya.
"Tuh." Tunjuk grey ke parkiran.
"Alamak! Kenapa pula kau bawa mclaren? Pantas kau telat lah bodat!" Andreas menggeplak kepala Grey.
"Kupikir biar cepat lah bang pakai mobil itu, ternyata macet juga." Grey mengelus kepalanya.
"Pakai motor lah grey, mana ada mahasiswa demo macam kita ini pakai mobil sport." Andreas menunjuk nunjuk mclaren 720s milik Grey. "Ini ht 1 kau pegang, terus ini hasil yg tadi di bahas. Kalau kau bingung bisa ketemuan sama kadiv masing masing."
Grey menyimak lembaran kertas yg di berikan Andreas sambil mendengarkan informasi tambahan lainnya.
XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx
Sementara itu di sebuah STM di jakarta....
"Woy! Ingat yaa, disana kita langsung masuk barisan depan! Bendera juga jangan lupa di bawa! Tetap kompak!" Teriak sang koordinator.
Koordinator? Benar sekali.
Mereka rupanya mau ikut demo dengan kakak kakak mahasiswa di gedung DPR nanti.
Saat ini mereka berkumpul di lapangan kosong tidak jauh dari sekolah mereka.
Dan di warung seberang lapangan kosong itu, ada sesosok abg sedang menikmati dinginnya es teh di siang hari begini.Wahyu Purnama.
Tatapan matanya tajam, raut mukanya tegas, kulitnya cokelat, seragam sekolahnya yg ngepas menjadikan badannya yg kekar namun lean terlihat menarik ditunjang dengan tinggi badan 180cm.
Setiap inci tubuhnya menyorakan aura pejantan tingkat alpha."Yu.. Lu gak gabung mereka?" Erik. Sahabat Wahyu sejak jaman SD mendatanginya.
"Gak. Males gw, nanti juga kita bakal ikut kesana kan. Biar junior aja lah." Jawab Wahyu sambil menyeruput es tehnya lagi.
"Bener juga." Erik melihat ke lapangan kosong, dimana Arman si koordinator sedang mengobarkan semangat adik adik kelasnya.
"Udah gw pesenin nasi rames buat kita. Biar kagak lemes disana." Wahyu menunjuk kedalam warung menggunakan dagunya.
Didalam, si ibu pemilik warung sedang menyiapkan makanan mereka."Berapa porsi?"
"4 lah. 2 buat elu, 2 buat gw. Anak anak juga udah pada makan."
"Mantaaapp. Bakal barbar kita disana." Erik tersenyum puas.
"Boker lu lancar?" Wahyu melirik Erik.
"Ahahaha bangsad lu tau aja gw tadi boker." Erik memukul pelan lengan Wahyu.
"Gw kenal lu dari jaman bocah rik, kebiasaan lu setiap abis boker pasti nepuk nepuk perut."
"Iya yaa.. Gw gak sadar malah.. Hahahaa"
Mereka kembali menikmati pemandangan di mana Arman masih asik mengatur ini itu di kejauhan.
XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx
Sebuah SUV bmw putih terlihat mengekori rombongan bis. Mereka tengah menuju gedung DPR, berkumpul bersama ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di jakarta maupun di sekitar jakarta.
Menembus hiruk pikuknya jalan yg semakin bertambah semrawut karena aksi yg di adakan oleh golongan mahasiswa. Toh ini penyebabnya kan gara gara ulah anggota DPR juga."Bah! Urakan kali orang orang ini." Andreas menoleh kiri kanan mencari sela sela jalan.
Bukannya apa apa, Andreas harus menjaga jarak sedekat mungkin dengan bis paling belakang. Karena jika dia melambat sedikit saja, niscaya sela antara mobil dan bis akan di serobot oleh motor."Ya mau gimana lagi bang, memang seperti ini." Di sebelahnya, Grey juga ikut menoleh kiri kanan untuk melihat kalau ada motor yg memaksa masuk diantara mereka.
Di kursi penumpang belakang, ada 3 orang wanita yg duduk manis menonton kondisi jalan. Sambil sesekali main hp memantau kondisi terakhir di depan gedung DPR.
Wati, Nina dan Rina."Kira kira sampai sana jam berapa ya?" Sahut Nina.
"Kayanya 30 menit lagi. Udah deket kok." Grey menjawab.
"Kalian stay di mobil ya, di buka saja pintunya biar tidak panas. Sekalian jaga barang barang juga." Tambah Andreas.
"Siap bang." Jawab ketiganya.Grey melihat rombongan anak STM tengah berusaha menumpang beberapa mobil bak terbuka.
'Mereka mau kemana?' Batin grey.XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXx
"Cepet woy! Supirnya buru buru nih!" Teriak Erik.
Maka gerombolan anak anak STM itu segera naik ke mobil bak terbuka yg mereka berhentikan.
"Gak cukup! Itu berhentikan lagi, ada yg lewat 2 lagi tuh!" Arman menunjuk ke arah 2 mobil tersebut dan juniornya pun menuruti.
Sedangkan Wahyu dengan pergerakan yg tenang dan kalem tetap memantau situasi.
Rokok di tangannya tetap setia dia nikmati.Ditengah hiruk pikuknya lalu lintas di jalanan ibukota dia bisa melihat rombongan bis dari Universitas ternama di negeri ini melintas, di ikuti dengan beberapa mobil di belakangnya.
'Pasti mereka ke gedung DPR juga' Batin Wahyu."Wahyu ayo naik!" Teriak Erik.
Menginjak puntung rokok dan dengan cekatan Wahyu pun naik ke mobil bak yg mereka berhentikan.Perjalanan mereka pun dimulai.
_
Btw cerita ini saya edit sedikit dan akan saya prioritaskan duluan untuk dilanjutkan.
Sejak kasus jaejoong april mop corona, saya jadi gimana gitu sama dia.
Sebenernya dulu sempet gak mood juga karena akun saya sempat ke banned, makanya males ngelanjutin dan milih fokus kerja dulu.
Karena sekarang lagi libur, yaudah saya lanjutin..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Demo Turun Ke Hati
Teen FictionDemo? Identik dengan kekacauan. Kacau balau. Tapi di dalam aksi demo, keajaiban bisa terjadi. Terjadi keajaiban antara pihak yg menuntut keadilan dan dituntut keadilannya. Atau bahkan keajaiban antara 2 hati dengan perbedaan fisik maupun sifat yg be...