Pagi di planet Atlas sangat dingin, begitu dingin hingga menembus hangatnya Spacesuit kami. Pagi itu kami berkemas membawa beberapa makanan dan dua galon bahan bakar Rooter, siap untuk 9 mil perjalanan. Fred di jurumudi, Mathew di kursi sebelah kanan, Aku dan Tom berada dikursi belakang. Meninggalkan beberapa persediaan lain dan bangkai Soyuz sebagai markas besar kami.
Kami pun mulai berjalan melintasi empuknya tanah permukaan Atlas, Rooter hasil modifikasi kami adalah mobil terbaik di Bumi untuk menerabas segala medan terjal, hingga membuat kami santai saja berkendara walaupun medan agak berbatu dan agak lembab yang sangat terjal di permukaan Atlas.
Tujuan kami adalah mencari tanah yang berpotensi untuk diambil sebagai sampel. Kami sengaja mencari dataran atau padang tanah berkerikil untuk diambil sampelnya. Setelah 2 jam mencari tempat yang layak untuk diambil sampel, akhirnya kami menemukan dataran luas berkerikil yang cocok untuk di ambil sampel tanahnya.
Saat proses mengambil tanah kami kerjakan, terasa angin yang kuat dari selatan kami, saat kami melihat belakang, awan asap bercampur debu dan kerikil membentuk pusaran badai puluhan kali lebih berbahaya dari yang paling berbahaya di bumi.
Kami pun membatalkan proses pengambilan tanah dan segera tancap gas kabur dari badai berbahaya itu. Kemudian kami mencari gua di sekitar pepohonan dan tebing bebatuan di utara kami, beruntung kami benar - benar menemukan gua kecil di arah utara.
Kami dengan sangat bergegas masuk ke Rooter kami, dan menuju utara untuk masuk ke gua. Gas sudah mentok, tapi apa boleh buat, seperti dikejar hiu dalam air badai tersebut lebih cepat dari kami hingga bagian belakang Rooter diterjang keras badai itu hingga Rooter terbang terseret badai, berputar - putar, dan akhirnya kami terhempas menuju atas tebing bebatuan yang tinggi dan akhirnya berhenti terpontang - panting saat menabrak batu di atas tebing.
Kami sempat tak sadarkan diri ,lemas dan bertanya - tanya apa yang telah terjadi, namun kami heran kami masih hidup. Rooter kami rusak parah di bemper depan, Aku, Tom ,Dan Fred tidak luka sedikit pun, mungkin hanya memar di kaki dan lengan. Sungguh na'as, Mathew mungkin lupa memasang sabuk pengaman Rooter saat bergegas pergi dari badai tadi, ia hilang dari kursi kanan Rooter kami, mungkin ia terpental keluar dari Rooter.
Kami bertiga pun keluar dari Rooter dan pergi ke sekeliling untuk mencari Mathew, alat komunikasinya pun terputus, hingga kami tak bisa menghubunginya.
Kami memutuskan untuk kembali ke Rooter dan kembali ke bangkai Soyuz, namun kami sadar, kami tidak tau kami dimana. Hingga menimbulkan rasa frustasi bagi kami, satu teman hilang dan tak tau arah pulang.
Kami masuk ke Rooter dan berjalan perlahan ke utara dengan mesin Rooter yang hampir saja rusak terkena badai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST CONTACT
Science FictionSaat Harapan Beroda Bulat Perjalanan Adam dan 3 orang temanya menyusuri liar dan kerasnya " Atlas ", Planet tak dikenal dalam misi Atlas