Hilangnya Harapan

8 0 0
                                    

Sudah 3 jam kami berjalan perlahan ke utara, tapi belum menemukan titik terang kemana arah bangkai Soyuz kami, kami mencoba tetap tenang dan memutuskan untuk berhenti sejenak mengisi bahan bakar yang mulai menipis dengan satu galon bahan bakar persediaan tadi, kami juga berusaha menghubungi Kantor NASA di bumi melalui radio komunikasi Tom, kami menceritakan semua kepada Kantor NASA, mulai dari rusak nya Soyuz, tersesatnya kami ,dan hilangnya satu rekan kami. Kami memanggil jemputan Soyuz Alpha 33s lain untuk menjemput kami di planet Atlas.
Kami tetap melanjutkan misi untuk mengambil sampel tanah, kami menemukan tempat yang berpotensi untuk di ambil sampel tanahnya, sekitar 6 kilometer dari tempat Rooter jatuh terbawa badai, kemudian dengan hati - hati kami mengambil sampel tanah dan berhasil.
Setelah berhasil kami kembali merasakan angin kencang yang kini datang dari barat. Benar sekali kali ini badai hanya lewat dari barat menuju utara kami. Kami hanya terpaku melihat badai itu lewat, tak disangka kerikil yang terbawa badai menyerang kami dari sisi kiri kami berdiri. Aku berlindung di samping Rooter dan Fred segera masuk ke Rooter, namun Tom hanya berdiri tanpa bergerak, aku dan Fred meneriaki nya namun ia seakan tak peduli, entah apa yang dipikirkanya, badanya pun  terkena kerikil yang berterbangan, dan pada akhirnya helm Spacesuitnya terkena kerikil besar yang melaju kencang hingga pecah, kemudian kami menyeretnya berlindung di samping Rooter dan sayang sekali nyawanya tak tertolong, Tom meninggal kehabisan oksigen saat helmnya pecah.
Aku dan Fred tak bisa bertindak apa - apa lagi, kami mengambil radio Tom dan membawa mayatnya ke dalam Rooter dan membawanya pergi.
Sudah 57 hari setelah kejadian meninggalnya teman - teman kami, jemputan kami juga tak kunjung datang. Kami membuat diri kami nyaman di dalam Rooter di barisan pepohonan selama beberapa bulan ini dengan persediaan makanan yang mulai menipis.
Lama kelamaan kesehatan Fred mulai terganggu, Entah karena jarang menghirup oksigen, kelaparan atau yang lainya. Ia mengalami sesak nafas dan tubuhnya sangat lemah, hingga beberapa hari aku merawatnya, dan pada hari ke 6 setelah tubuhnya melemah, ia pun meninggal tepat saat aku memberinya selang makan.
Aku merasa terpukul akan meninggalnya Fred, mengapa tubuhnya begitu lemah padahal ia astronot, fisiknya pasti kuat. Lemas pun aku juga merasakanya tapi kenapa teman - teman kuat ku yang meninggal lebih dulu. Aku merasa kehilangan harapan untuk bertahan hidup, tapi sekarang sudah satu hari sebelum hari ke 63 yang harusnya Soyuz Alpha 33s datang.

LOST CONTACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang