Saat - Saat Pendaratan

15 1 0
                                    

Sudah hampir 3 bulan setelah peluncuran itu, kini kami sudah mencapai orbit planet Atlas, tepat dihari ke 63 akhirnya kami tiba benar - benar dekat dengan planet misterius tersebut. Permukaannya berwarna ungu, berbatu dan berbukit serta tak jarang pula kami melihat pohon besar yang aneh dari jauh, yang menambah hasrat kami untuk segera menginjakan kaki dan meneliti planet tersebut.
Permukaan atmosfer Atlas pun sama dengan di bumi, memberikan goncangan berat saat kami melewatinya. Soyuz Alpha 33s yang kami naiki sudah siap untuk menyentuh  permukaan. Sekitar 300 meter dari permukaan Atlas, mesin utama Soyuz Alpha 33s berhenti bergerak, akibatnya kami tak bisa menyeimbangkan badan Soyuz dan melaju jatuh tanpa tenaga.
Setelah sekitar 21 detik, akhirnya badan Soyuz menyentuh ranting tertinggi pepohonan Atlas. Dengan kecepatan tinggi akhirnya kami jatuh menyentuh tanah permukaan Atlas, Sisi luar Soyuz menambrak berbenturan dengan sebuah batu dan terpental keras hingga menimbulkan api menyala diantara pepohonan, serta menimbulkan bekas jatuhnya Soyuz yang sangat buruk. Sungguh situasi yang sangat buruk bagi kami, beruntung sisi kanan dan kiri Soyuz menabrak dua pohon yang bisa menghentikan laju Soyuz jatuh.
Dengan hati - hati, kami membuka pintu palka 1 dan 3 yang masih berfungsi untuk keluar. Rasanya begitu lega saat kami keluar, seperti menghirup udara segar yang padahal kami memakai Spacesuit yang berat dan kedap udara.
Aku adalah orang pertama yang mendaratkan kaki di planet terjauh yang pernah terjamah manusia itu. Planet itu sedikit lebih kecil dari Bumi, Permukaan tanahnya bergelombang dan tidak keras, seperti tanah gambut. Gravitasi planet ini hampir sama dibumi, langitnya tanpa lapisan atmosfer pembentuk awan, sehingga langit ungu bertabur bintang dan satu satelit alami mirip bulan terlihat dari jauhnya permukaan, permukaan planet ini juga mirip bumi, mulai dari tanah, bebatuan, dan beberapa tumbuhan aneh di sekeliling memungkinkan adanya kehidupan disini. Hanya saja kami tak melihat air di sini, yang membuat kami berpikir, bagaimana pohon disini tumbuh jika tanpa air.
Kami melihat - lihat  sekitar pemandangan indah planet Atlas sejenak, dan kemudian kembali mengecek kondisi Soyuz yang jatuh dan rusak parah, sementara itu kami beruntung Rooter kami tidak masalah, hanya saja bemper depan lecet, dan antena detector ISS yang terpasang putus. Tanpa antena itu ISS tidak bisa memantau gerak Rooter selama misi. Radio Serta Perbekalan seperti Bahan bakar Rooter dan sejumlah makanan tidak apa - apa.
Dengan hati - hati kami mengeluarkan Rooter dari badan Soyuz untuk memulai misi, Mathew menjadi pemberi arah laju dari Rooter yang dioperasikan Fred, sementara aku dan Tom tidak bisa apa - apa karena kami bukan bertugas di pengoperasian. Setelah beberapa lama akhirnya Rooter keluar dari badan Soyuz, kami mulai mengecek keadaan Rooter seperti ban, bemper depan yang lecet, dan antena yang rusak parah akibat jatuh tadi. Dalam pikiran kami, tidak apa - apa lah antena rusak, kami masih punya Radio komunikasi yg dibawa Tom untuk mengabari markas NASA di Bumi, tapi anggapan itu salah, antena Rooter sangat berpengaruh bagi ISS untuk memantau kami. Jatuh nya Soyuz, dan hilangnya kontak dengan ISS itu merupakan tragedi pertama kami yang bahkan belum ada satu jam di planet asing itu.
Lalu kami memutuskan untuk istirahat sejenak di Rooter kami, untuk melanjutkan misi keesokan harinya. Tanpa disangka satu hari di planet ini sama dengan setengah malam di Bumi, kami baru istirahat sebentar, langit sudah gelap. Akhirnya kami menunggu lagi langit terang agar bisa memulai misi ini. Tak disangka lagi, malam disini juga begitu singkat, langit cerah pun datang tiba - tiba, hingga mulai bersiap lah kami untuk mulai mengoperasikan Rooter dan memulai misi.

LOST CONTACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang