PEPROMENO
CHAP 12
•
•
•
•
Hari cerah milik Juna ternyata hanya sesaat. Setelah kata hamil terlontar dari bibir Tita, Juna merasakan petir menyambar tepat ke kepalanya hingga telinganya berdengung nyaring sekali. Mendadak dunia Juna gelap dan penuh badai. Bernapas saja rasanya Juna sudah tidak sanggup.
"Gugurin atau apapun itu, terserah lo! Gue gak mau tanggung jawab."
Tita maju selangkah lebih dekat ke arah Juna. Kedua pipinya sudah basah dengan air mata. "Kak ... Tita gak mau aborsi, itu dosa."
"Elo mau nanggung malu?"
Kepalanya menggeleng cepat. "Ada cara lain yang gak mengharuskan Tita ngelakuin itu."
"Ta, gue baru 21 tahun, apa yang mau lo harepin dari gue? Nanggung hidup lo dan anak ini tentu aja gue gak bisa!" Juna mulai frustrasi. Ia mengacak rambutnya asal. "Lagian emang lo mau bokap lo sampe tau masalah ini? Lo mau buat bokap lo kecewa?"
Tidak. Tita tidak mau. Tita tidak bisa melihat papi sedih dan kecewa. Tapi Tita juga tidak bisa membunuh bayi ini.
"Gak mau, kan? Jalan satu-satunya ya cuma aborsi!"
"Kita bisa ngejelasin semuanya dengan baik-baik sama Papi dan juga Ayah Kak Juna. Mereka pasti ngerti kok."
Juna menggeram tertahan. "Ta! Elo pikir orang tua mana yang bisa santai aja pas tahu anaknya hamil? Bokap gue bakalan ngamuk parah kalo dia tahu gue hamilin lo!"
"Tapi Tita gak mau aborsi, Kak."
"Terserah ... kalo lo mau nanggung itu sendirian, gue gak masalah!"
Kepala gadis itu menggeleng. "Kak-"
"Udah sih turutin aja apa kata gue."
"Kak Juna, Tita mohon ...," panggilan itu tak lebih dari sebuah isakan kecil. Ia masih 17 tahun, masa depannya masih panjang. Hadirnya anak ini di dalam perutnya tentu membuat masa depan Tita hancur.
Tita sudah bercita-cita ingin menjadi dokter, menolong orang-orang yang sakit agar mereka semua tidak pergi meninggalkan orang yang mereka cintai. Seperti mami yang meninggalkan papi.
"Nih!" Juna mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu menyodorkan itu pada Tita. "Hari ini juga lo gugurin anak itu."
Tita menggeleng dengan air mata yang semakin deras. Tubuhnya bergetar hebat, dan isak tangisnya kembali pecah. "Gak mau, Kak."
"Buruan ambil!" Juna membentak.
"Enggak, Kak, enggak." Gadis itu meraih ujung jaket Juna. "Kita bisa omongin ini baik-baik sama semuanya. Aku mohon, Kak."
Juna melepas paksa tangan Tita yang mencengkram jaketnya. "Jangan cari gue sebelum lo gugurin itu!"
Tubuh Tita jatuh merosot ke atas tanah bersama dengan lembaran uang yang Juna lemparkan tadi. Apa yang ada di pikirannya dan apa yang ia takutan semuanya terjadi. Ia hamil, Juna yang tidak mau bertanggung jawab, dan masa depannya hancur.
Hanya dalam satu malam hidup Tita jadi hancur berantakan seperti ini.
***
Abimana : Elo dimana?
Abimana : Siapa sih cewek yang nyariin lo?
Abimana : Jun, ada apaan?
Abimana : Kenapa lo gak balik lagi ke kelas?
KAMU SEDANG MEMBACA
PEPROMENO
RomancePesta tahun baru yang diadakan teman-temannya membuat Arjuna Kainaka terjerat dalam sebuah kesalahan karena telah meniduri seorang gadis berumur 17 tahun yang tidak lain adalah teman adiknya sendiri. Adera Kalista atau yang sering dipanggil Tita, ga...