"Sudah selesai bermalas-malasan, rupanya."
"Ya." Kim Namjoon menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil memamerkan cengiran lebar. "Apa kau memasak sesuatu untuk sarapan?"
"Ralat," sela Han Susan sambil memberengut, "makan siang, My Dear."
Setelah gagal memaksa Han Susan untuk melanjutkan sesi bermanja-manja sampai malam tiba, Kim Namjoon memutuskan untuk berada di atas kapuk empuknya lebih lama. Ditemani oleh selimut tebal berwarna putih gading dan boneka koala berwarna biru di pelukan. Walaupun Namjoon tidak benar-benar tidur seharian, atau bermalas-malasan, karena harus membuka ruang obrol untuk mendapatkan konfirmasi dari atasan kalau-kalau laporan dan sketsanya harus direvisi. Dan Namjoon tidak berharap ada revisi, bung, jarinya saja seolah nyaris patah karena terlalu lama memegang pensil.
Maka setelah akhirnya waktu sudah berada di angka dua belas titik dua puluh, Namjoon baru memiliki kekuatan untuk menjauh sejenak dari singgasana malam harinya. Berdiri dengan lambat seolah kasur tersebut memiliki magnet di dalamnya, dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Kakinya melangkah menuju ruang makan setelah ide untuk mengganggu acara masak-memasak Han Susan datang secara tiba-tiba.
Namun, sayangnya, Namjoon terlambat, karena setidaknya ada lima mangkuk berisi berbagai macam jenis masakan dan sepanci nasi tertata rapi di atas meja makan. Aromanya mendobrak penghidu Namjoon dan menembus lambung, hingga sinyal kelaparan tiba-tiba saja memecah hening manis di antara mereka.
"Cacing-cacing di sana sudah lapar ya?" ledek Susan sambil menyunggingkan senyum tipis.
Kim Namjoon mengulas cengir lebar. []

YOU ARE READING
coileanta (namjoon)
FanfictionBagi Han Susan, Kim Namjoon adalah paket lengkapnya, dan begitupun sebaliknya.