14

30 2 3
                                    

Happy Reading❤

Semesta apa salah jika aku mau tau lebih tentang dia? Apa salah jika status  sahabat memaksa untuk masuk dan mengetahui setiap rahasia yang dia tutup rapat?

Aku rasa ga salah, tapi sepertinya dia memang tidak pernah membiarkan aku masuk untuk melihat dunia dia. Terlalu dingin sampai sampai aku ingin membeku jika dia terus seperti ini.

"Apasih Rens sadar!" tangan Rensca langsung nepuk nepuk pipinya.

"Gak gak! Sadar diri okay! don't ever hope for all impossibility.... ingat  Rens jangan bikin hati  kamu sendiri sakit.. lihat yang pasti bisa bikin kamu bahagia"

"Semesta apa aku harus menerima Kenand?? Tapi hati rasanya berat. Maunya tunggu hati Alvaro terbuka untuk aku"

Mari rehatkan pikiran dulu. Tenangkan dari semua hal hal yang berbau bumi. Bikin nyesek saja.

****
Morning blessing universe

Seperti biasa pergi kesekolah. "Senang dehh bisa cuci mata ketemu Alvaro hehe"

Rensca ga suka terlalu pakai make up tebal kalo ke sekolah. Ya iyalah ntar bukan pergi ke sekolah lagi , kan nanti bebep Alvaro ilfel

"Ma Rensca berangkat dulu ya, ntar makannya dikantin aja. Mama tenang aja ya" kata Rensca yang tidak membiarkan mamanya ngomong, pasti ujung ujungnya si mama tercinta ngeluarin 1000 kata kata mutiara yang seharusnya tidak didengarin pagi ini...

"Kebiasaan banget sih kamu dek, gue ga mau anterin ya kalo lu ga sarapan dulu" pinta Mendes

"Sorry bro, hari ini adek lu yang cantik dan manis berangkatnya sama orang lain hahha" sambil ketawa jahat. Sampe keselek ginjal sendiri wkw

"Halah buluq gitu mana ada yang mau jemput sih"

"Yee sok tau bener si abang lucnut, sayang deh "

"Coba mana cowonya?"

"Si Kenand, teman gue. Ga usah kepo deh, ntar usus lu ke lilit sendok, makan sono"

"Ehh adek kok ngomongnya begitu sih ke abangnya" tiba tiba papanya Rensca datang, noh mamposs kan ketauan ga sopan sama abangnya sendiri.

"Iya ni pah, ga sopan banget, tempeleng aja mulutnya pake cabe biar jera"

"Apasih, orang becanda juga"

"Udah udah , ntar adikmu ga jadi berangkat lagi" ucap Peter

"Pah, ma Rensca berangkat dulu ya, teman Rensca udah nunggu di depan hehe"

"Hati hati ya"

"Siap" ucap Rensca sambil menyalimi tangan mama dan papanya.

"Lah gue ga di salim ni?" Ucap Mendes

"Bye abang ku sayang" ucap Rensca sambil mencium kening abangnya dan berlari keluar rumah. Karna Kenand udah nunggu lumayan lama di depan.

"Sorry gue keluarnya lama"

"Sans lah, gue ga pamit dulu nih ke orang rumah??"

"Ga usah ntar kita telat lagi"

"Gapapa kan??"

"Iya yuk berangkat" 

Didalam mobil, atmosfir nya udah ga se hening kemarin kemarin , mereka berdua berusaha membuka suara yang memang dalam hati masih sedikit muncul rasa cangung yang mencengkam. Apa lagi sehabis pengungkapan yang membuat siapa pun akan tersipu malu saat mendegarkan kalimat itu.

"Rens"

"Iya?"  Ucap Rensca dan menoleh ke arah Kenand.

"Lu sama Alvaro ada hubungan apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang