3

31 1 0
                                    

happy weekend!

happy reading!

***

"jadi ini adalah art museum mu yang ketiga?" tanya Louis.

"yap. aku sengaja membangun di New York karena kau tahu kota ini tidak pernah sepi, jadi aku akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tentunya membuatku lebih semangat untuk bekerja." jawab Zayn. 

mereka-Zayn, Louis, Liam dan Harry-sedang menikmati segelas beer sambil berbincang-bincang. menghitung lamanya mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, tentu juga sambil menunggu Niall yang masih menunggu pesawat yang tertunda di Hongkong.

"lalu restoranmu?"

"kadang-kadang jika aku sedang malas untuk menggambar atau tidak ada pekerjaan, aku akan melakukan checking ke beberapa restoranku. tidak sering karena Dad sudah memiliki seseorang yang terpecaya, jadi aku bisa fokus pada pekerjaanku saja."

"kau tahu, aku tidak menyangka jika kita sekarang sudah menjadi pria seutuhnya, apalagi Harry dan Niall yang sekarang sudah menjadi seorang Ayah." ucap Liam.

"Hot daddy mungkin lebih tepatnya." celetuk Harry sambil meneguk beernya. semuanya terkekeh mendengar ucapan Harry.

"tapi serius Zayn, apakah kau tidak ingin berkencan? tidak mungkin kau tidak pernah merasa kesepian, bagaimanapun juga kau pasti akan membutuhkan seorang pendamping Zayn." nasihat Louis. 

"Lou, aku sudah sangat muak dengan yang namanya berkencan. mereka hanya menginginkan hartaku, bukan aku. itu menyakitkan sekaligus melelahkan. untuk sekarang aku juga belum memikirkan itu, karena aku masih mementingkan pekerjaanku. akan ada saatnya aku memperkenalkan seseorang itu kepada kalian." ucap Zayn lalu meneguk beernya sampai habis.

"Zayn benar, Louis. kehidupan setelah menikah itu tidak mudah, mungkin kau akan gila jika kau benar-benar belum siap untuk berbagi semuanya dengan istrimu. lalu memiliki seorang anak? disitulah kehidupan benar-benar dimulai!" ucap Harry. mendapat anggukan dari Liam pertanda setuju dengan ucapan Harry.

"ya.. aku hanya berharap kau tidak menjadi seorang perjaka tua hahaha." ejek Louis.

Zayn menatap tajam Louis. "duda!"

"duda tampan." koreksi Louis. lalu semuanya tertawa.

"aku sangat lelah. apa kau ingin ikut ke kamar bersamaku Liam?" tawar Louis.

"kau ini! aku merasa menjadi seorang gay denganmu."

"berhenti bicara atau kau tidur diluar malam ini?"

"persetan denganmu!" geram Liam lalu menjambak rambut Louis sambil berjalan kearah kamar mereka. tersisa Zayn dan Harry di ruang keluarga rumah Zayn.

baik Zayn maupun Harry, tiba-tiba merasakan kecanggungan yang luar biasa. mereka berdua sibuk dengan perdebatan dipikiran mereka. mungkin semenjak kejadian 10 tahun yang lalu baik Zayn maupun Harry tidak pernah berbicara panjang lebar seperti dulu, mungkin hanya seperlunya dan itu kebanyakan lewat pesan karena Zayn yang bersekolah di Italia dan Harry di Amerika.

"bagaimana kabarmu?" tanya Harry. setelah beberapa menit terdiam. Zayn yang sedari tadi hanya menatap gelas beernya yang sudah kosong menoleh ke arah Harry yang juga ternyata menatapnya.

"sangat baik, kurasa. kau tahu, aku sibuk menyiapkan museum baruku." jawab Zayn.

"bagaimana denganmu? kulihat Vio semakin menggemaskan." lanjut Zayn.

"urusan kantorku baik-baik saja. aku dan Yn juga baik-baik saja. ya Violeta tumbuh menjadi gadis yang menggemaskan setiap harinya. rasanya baru saja aku melihat tubuh kecilnya keluar dari perut Yn."

Weird Life Makes Me Change 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang