Enjoy 👇👇
Malam ini ayahku sudah kembali dari Belanda dan seperti yang tadi pagi ibu bilang bahwa hari ini kita akan menghadiri acara rekan kerja ayahku. Malam ini aku mengenakan gaun sederhana tetapi yang pasti penampilanku ini tidak akan mempermalukan ayah dan ibuku
"Ayah ambil mobil dulu di garasi,kalian tunggu didepan aja"
Selepas mendengar ucapan ayah tadi aku dan ibuku langsung berjalan menuju garasi dan masih tidak ada percakapan diantara kita.
Setelahnya kami segera menuju restoran tempat dimana pelaksanaan acaranya berlangsung.
"Lihat tuh yah anak kamu itu benar-benar gak tau di untung banget masih mending kita mau sekolahin dia supaya jadi anak yang sukses tapi apa balasannya dia malah malas-malasan kuliah dan malah pengen lanjutin melukisnya". Adu ibu ku pada ayah saat kami sedang berada di mobil dan seperti biasa aku hanya mampu menunduk tanpa ingin mengeluarkan pembelaan apapun
"Aurora, hilangkan sifat keras kepala kamu itu. Ayah sama ibu kerja banting tulang itu semuanya kita lakukan buat kamu, apa gak bisa kamu balas jasa ayah sama ibu dengan selalu nurutin permintaan kita." kali ini ayahku yang bersuara, jujur aku sedikit merasa aneh dengan ucapan ayahku itu, balas jasa? Bukankah setauku setiap orang tua pasti akan melakukan apapun untuk kebahagiaan anaknya tanpa meminta balasan, tapi sepertinya memang hanya kedua orangtuaku yang melakukan sesuatu untuk anaknya tapi meminta pamrih. Benar-benar luar biasa bukan?.
"Aurora kamu denger ayah kamu ngomong gak sih?"
"Denger bu, terus aku harus balas apa kalau setiap omongan yang aku keluarin selalu gak digubris sama kalian jadi buat apa aku jawab pertanyaan kalian"
"Sudahlah bu, kita ini pergi bukan mau bertengkar tapi mau pergi ke acara yang happy-happy. Malu nanti kalau kita sampai dengan keadaan yang tegang seperti ini" ibu hanya memalingkan wajahnya ke arah jendela begitu mendengar ucapan ayahku, sedangkan aku memilih kembali diam guna menetralkan emosi yang sejak tadi bersemayam didada.
🌼🌼🌼
Tiga puluh menit berlalu akhirnya kami sampai direstoran yang kita tuju. Sepertinya rekan kerja ayahku ini bukan orang yang sembarangan buktinya acara yang diadakan benar-benar luar biasa mewah dan terkesan elegan
(Ps : gambaran restorannya)
Setelahnya kami melanjutkan kegiatan dengan berbincang bersama beberapa rekan kerja ayahku yang banyak ku jumpai malam ini
"Wahh anaknya cantik sekali pak Janu" begitulah kiranya kesan pertama yang disampaikan beberapa rekan kerja ayahku begitu pertama kali mereka melihatku dan aku hanya mampu membalasnya dengan senyum kepalsuanku karna sungguh aku merasa sangat tidak nyaman di acara seperti ini
"Ah anda bisa saja pak Surya, ngomong-ngomong dengan siapa anda datang kesini?" tanya ayahku pada seorang pria paruh baya yang tadi memujiku
"oh saya datang dengan anak laki-laki saya, yang sepertinya sedang berkeliling entah dimana. Hahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gapai
Teen FictionMenyakiti. Satu kata yang sebisa mungkin akan ku lakukan di akhir hidupku atau bahkan tidak sama sekali. Tapi jika takdir menentukan bahwa aku yang harus tersakiti, haruskah menerima merupakan jalan utama? Atau memberontak menjadi solusi bicara? Sel...