|Prolog|

120 22 8
                                    

Halooo
Selamat datang di cerita baru aku
Cerita ini aku ikutkan dalam project #coffeseries
Yap, ada sedikit pembahasan tentang kopi yang mungkin bisa menambah kecintaan kalian pada minuman beraroma khas ini
Omong-omong, #coffeseries ada enam cerita. Kalian bisa lihat di reading list aku bagian coffe series. Di sana kalian akan temukan kisah cinta berbagai rasa layaknya kopi.
Semoga kalian suka cerita ini
Selamat membaca
Koreksi kalau typo, ya :))

******

Kopi susu yang disajikan dalam gelas plastik terus mengepulkan asap karena selain masih panas, si pemilik juga meniup dengan harapan bisa cukup dingin untuk diminum. Meski masih agak panas, tapi cowok yang berdiri di peron itu menikmati sensasi minuman yang ia genggam ini.

"Nggak buruk-buruk amat," komentarnya. Sebagai pecinta kopi, utamanya piccolo latte, rasa kopi yang di genggamannya ini lumayan enak bagi Gandar Rafisqy Melviano. Ia tebak kopi ini dibuat dengan proses tradisional di mana pemasakan biji kopi masih di atas tungku.

Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Masih ada lima belas menit sampai waktu kereta tiba. Matanya mengedar mencari tempat duduk sembari melakukan perpisahan dengan tempat yang ia jadikan destinasi liburan kenaikan kelas kali ini.

"Dewi, berhenti kamu!"

Belum sempat duduk, ia dikagetkan dengan seruan tadi. Setelah mencari sumber suara, ia melihat seorang cewek tengah berlari membelah kerumunan orang yang tengah menunggu kereta. Di belakang cewek itu seorang pria setengah baya berlari kelihatan ingin menangkap sang gadis. Beberapa orang di sana melihat ke arah yang sama dengan Gandar.

Karena cewek berambut sebahu itu fokus lari, tidak sadar ia menabrak Gandar menyebabkan kopi yang digenggamnya tumpah. Meski begitu, cewek itu tampak tak ingin minta maaf atau lebih tepatnya tidak sempat.

Gandar yang usai membersihkan tumpahan kopi di tangannya segera mengadang pria yang tadi mengejar. Ia memasang wajah garang, bermaksud membuat sang pria takut. "Untuk apa Anda kejar perempuan tadi?" tanyanya.

"Jangan ikut campur!" bentak pria berkulit sawo matang yang tengah Gandar cekal tangannya.

"Anda kelihatan memiliki niat buruk pada ke dia. Mau saya laporkan polisi?"

"Saya ayahnya!" Pria itu menyentakkan tangan Gandar lalu mengejar cewek yang sekarang entah di mana karena kerumunan semakin padat sebab kereta akan segera tiba.

Mendengar penegasan tadi, Gandar tercenung. Satu pertanyaan yang mengganjal di pikirannya, kenapa seorang anak lari dari ayahnya sendiri?

******

Gimana part kali ini? Sudah kenal sosok Gandar?
Penasaran sama kelanjutannya?
Tunggu updatenya sabtu depan, yaaa
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri
Terima kasih❤

Piccolo LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang